Awal Mula Kisah Kelam Perseteruan Aremania dan Bonek: Tawuran dan Kecemburuan?
INDOSPORT.COM – Turnamen pramusim Piala Presiden 2019 telah mencapai babak final dan mempertemukan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam derby Jawa Timur. Panas dengan perseteruan kedua kubu suporter, INDOSPORT mengulik awal mula perseteruan Aremania vs Bonek.
Persebaya Surabaya terlebih dahulu akan menjamu tim Singo Edan di Stadion Gelora Bung Tomo, Selasa (09/04/19), sementara laga penentu akan dihelat di Stadion Kanjuruhan yang merupakan markas Arema FC, Jumat (12/04/19).
Sejak kini pihak panitia pelaksana dan jajaran pemain serta pelatih dari kedua tim telah menghimbau para suporter untuk tidak bertindak anarkis. Termasuk salah satunya arsitek tim Bajul Ijo, Djadjang Nurdjaman.
“Sebab kita tahu rivalitas Bonek dan Aremania. Ini adalah ujian bagi suporter, apakah mereka sudah dewasa atau kembali berulah seperti yang sudah-sudah,” ucap pelatih yang akrab disapa Djanur itu.
“Kami berharap kepada kedua supporter untuk menyudahi perseteruan ini, sehingga upaya dari aparat yang ingin memajukan sepak bola Indonesia bisa terwujud. Saya menghimbau kepada kedua kubu, Bonek dan Aremania,” tambahnya.
Lantas, apakah yang menyebabkan rivalitas Aremania dan Bonek sangat tinggi, meski keduanya sama-sama berasal dari Jawa Timur?
1. Berawal dari Tawuran Tambaksari Hingga Kecemburuan
Tanggal 23 Januari 1990 diduga merupakan awal mula terjadinya konflik Aremania dan Bonek. Saat itu para suporter sepak bola tengah menyaksikan konser Kantata Takwa di Tambaksari, Surabaya.
Sekitar 30 menit pertama konser, Bonek sudah dibuat geram karena area depan panggung dikuasai arek-arek Malang yang terus bersorak menyebut ‘Arema’, padahal saat itu konser dihelat di Surabaya yang merupakan wilayah mayoritas Bonek.
Kedua kubu lantas terlibat tawuran dan berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya. Sebagaimana tahun 1992 juga terjadi tawuran antara Aremania dan Bonek di lokasi yang sama.
Versi lain juga mengatakan jika konflik suporter berawal dari kecemburuan Aremania atas pemberitaan media Jawa Timur yang gencar memberitakan Persebaya. Klub yang identik dengan warna hijau itu selalu menjadi headline di media meski hanya melakukan latihan, sementara Arema yang memenangkan pertandingan justru tidak diliput media.
Hingga kini kedua kubu masih sering bergesekan, meski belakangan sudah terdapat upaya dari berbagai pihak untuk mendamaikan kedua suporter. Semoga Aremania dan Bonek dapat menunjukkan rivalitas yang sehat di final Piala Presiden 2019 mendatang.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Seputar Piala Presiden 2019 Hanya di INDOSPORT.COM.