Piala Presiden 2019 Pesta Rakyat Dalam Balutan Ciamik Sepak Bola
INDOSPORT.COM - Perhelatan Piala Presiden 2019 memang telah usai. Arema FC keluar sebagai juara setelah berhasil menaklukkan Persebaya Surabaya.
Piala Presiden 2019 seakan menjadi pesta rakyat Indonesia. Tak hanya itu, Piala Presiden 2019 seakan hadir sebagai pesta rakyat yang mampu meruntuhkan tensi panas pesta demokrasi Pemilihan Presiden 2019.
Ya, tensi politik di tanah air memang tengah meninggi. Tahun 2019 menjadi tahun demokirasi politik dengan adanya pemilihan presiden.
Persaingan dan tensi panas di ranah politik seakan membayangi perjalanan Piala Presiden. Bahkan tak sedikit cibiran hadir yang menilai Piala Presiden sebagai ajang kampanye.
Hal ini pun mendapat tangapan dari anggota EXCO PSSI Refrizal. Bagi ia, urusan sepak bola tidak bisa dibenturkan dengan politik.
"Urusan pemilihan presiden tidak bisa dibenturkan dengan sepak bola," setidaknya itu yang dilontarkan pria asal Sumatera Barat ini.
Namun seiring waktu paradigma itu pun luntur dengan sendirinya. Hal ini tak lepas dengan tangan dingin Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2019, Maruarar Sirait selaku panitia yang membalut Piala Presiden sebagai pesta rakyat Indonesia.
Ya, pria yang kerap disapa Ara itu membalut Piala Presiden menjadi gelaran pesta rakyat. Lihat saja partai final yang terjadi antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya.
Dalam laga yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan Malang, penonton disuguhkan hiburan rakyat sebelum pertandingan berlangsung. Tarian daerah dan alunan musik dangdut menggema di Stadion kanjuruhan malang.
Sebelum laga dinal dimulai, berbagai hiburan rakyat tersaji. Deretan arti ibu kota juga turut meramaikan partai pamungkas ini. Sebut saja penyanyi Dewi Persik, grup band Kotak menghentak Stadion Kanjuruhan. Tak pelak dengan deretan hiburan ini suporter yang hadir seakan hanyut dalam hiburan yang disuguhkan. Wajah-wajah cerita tampak hadir, baik muda, tua, pria wanita bergoyang bersama menikmati pesta rakyat bertajuk Piala Presiden 2019.
"Sesuai instruksi bapak Presiden Joko Widodo bahwa sepak bola harus menjadi hiburan bagi rakyat. Hiburan bagi semua, pedagang kaki lima, pedagang asongan dan semua," setidaknya ucapan itu yang selalu digaungkan pria yang juga menjadi politisi ini.
"Sepak bola harus bersih dari mafia, sepak bola harus sportif dan fair play," tambah ia.
Selain menjadi hiburan rakyat, Piala Presiden 2019 juga menjadi kiblat perubahan sepak bola Indonesia menuju sepak bola profesional. Bagaimana tidak, sama seperti edisi sebelumnya, Piala Presiden 2019 mengedapankan transparansi.
Hampir dalam setiap laga di menit 75 selalu diumumkan jumlah pedagang kaki lima, pedagang asongan serta pendapatan tiket diumumkan. Hal ini menjadi satu contoh bentuk transparan yang disuguhkan Piala Presiden 2019.
"Bapak Presiden juga selalu berpesan, Piala Presiden harus menjaga transparansi, harus di audit, fair play, dan tak ada pengaturan skor. Apalagi di saat ini sedang marak pemberantasan mafia sepak bola dan mendukung semua proses hukum," tutup Ara.
Ikuti Terus Berita Piala Presiden 2019 dan Berita Sepak Bola Lainnya Hanya di INDOSPORT.COM