Analisis Bhayangkara FC vs PSM Makassar: Pertahanan Juku Eja atau Lapangan yang Buruk?
INDOSPORT.COM - Pertandingan leg pertama perempatfinal Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19 antara Bhayangkara FC vs PSM Makassar baru saja berakhir, Sabtu (27/04/19) sore.
Pertandingan Bhayangkara FC vs PSM Makassar ini pun berakhir dengan skor 4-2. Di mana saling kejar gol terus terjadi sepanjang pertandingan.
Bhayangkara FC unggul 2-0 terlebih dulu saat pertandingan baru menunjukkan 16 menit. Berkat dua gol dari Nur Iskandar dan Dendi Sulistyawan.
PSM Makassar baru bisa mencetak gol pertama mereka, berkat Wiljan Pluim pada menit ke-39. Babak kedua, PSM memperkecil ketertinggalan mereka pada menit ke-64 dan membuat skor menjadi 2-2.
Namun hanya dua menit berselang, Bhayangkara FC kembali unggul lewat sepakan Vendry Mofu menit ke-66. Pertandingan pun ditutup dengan skor akhir 4-2 berkat gol dari Herman Dzumafo.
Lapangan Pertandingan Bhayangkara FC vs PSM Makassar
Ya, seperti yang sudah terlihat dalam pertandingan sore hari ini, sekelas kompetisi resmi seperti Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19 diselenggarakan di lapangan yang terbilang buruk seperti tadi.
Kondisi lapangan markas Bhayangkara FC, Stadion PTIK, Jakarta Selatan memang sungguh memprihatinkan. Apalagi jika kita melihat bahwa kompetisi ini resmi dari PSSI.
Kita juga sudah ketahui, bahwa Bhayangkara FC berencana untuk menyewa Stadion Patriot Chandrabaga untuk Liga 1 2019. Namun, karena alasan keamanan, pertandingan di Stadion Patriot pun tak diperbolehkan.
Hal ini membuat Bhayangkara FC akhirnya memilih kembali ke markas mereka di Liga 1 2018 lalu, Stadion PTIK. Tapi yang terlihat di masing-masing layar televisi Anda, kondisi lapangan sangatlah buruk.
Bahkan akun resmi Instagram PSM Makassar dibanjiri oleh para pendukung mereka yang tidak puas dengan kondisi lapangan pertandingan tadi.
"Lapangannya yg jelek atau TV ku yg rusak ?," komentar dari username @ahmadityaaw.
"kenapaki away ke sawah?," komentar tambahan dari username @hilmanbughis.
Namun, bukan kondisi lapangan saja yang harus membuat PSM Makassar tersungkur di leg pertama perempatfinal Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19.
1. Pertahanan PSM Makassar
Pertahanan PSM Makassar juga menjadi sorotan di pertandingan tadi sore. Pasalnya, beberapa kali, empat gol yang bersarang di gawang Rivki Mokodompit, karena pertahanan mereka sendiri.
Ya, seperti yang terlihat dalam proses gol kedua Bhayangkara FC yang dicetak oleh Dendi Sulistyawan. Dendi dengan mudah mengecoh Abdul Rahman Sulaiman yang terlanjut melepaskan tekel atau lebih seperti terpeleset karena licinnya lapangan.
Sempat menyamakan skor menjadi 2-2, PSM Makassar kebobolan lagi. Gol ketiga Bhayangkara FC juga disebabkan karena faktor lapangan dan juga disiplin para pemain PSM dalam bertahan.
Terlihat mereka melakukan protes kepada wasit karena pemain Bhayangkara FC terpeleset di depan kotak penalti PSM, dan tangannya mengenai bola. Saking asyik protes, Vendry Mofu lepas dari penjagaan dan mencetak gol.
Bahkan, Abdul Rahman yang sejatinya bek tengah dan bisa menghalau tendangan Vendry Mofu, tidak ada di posisinya. Karena bek berusia 30 tahun itu ikut protes kepada wasit.
Selain dua gol Bhayangkara FC yang terjadi karena faktor lapangan dan kurangnya disiplin lini pertahanan PSM Makassar, konsentrasi juga nampaknya menjadi masalah untuk Darije Kalezic.
Sebagai pelatih baru, Darije Kalezic jelas belum mampu sepenuhnya membuat timnya fokus sepanjang 90 menit waktu pertandingan normal. Beberapa kali, para pemainnya melakukan pelanggaran keras pada pemain lawan.
Seperti Wiljan Pluim, Eero Markkanen, Marc Klok dan Beny Wahyudi semuanya beberapa kali melakukan pelanggaran pada pemain Bhayangkara. Ini harus segera dibenahi oleh Kalezic jelang Liga 1 2019.
Mengenang Herlina Kasim, Sang Kartini Sepak Bola Indonesia
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19 Lainnya Hanya di INDOSPORT