Menatap Masa Depan Robert Rene Alberts di Persib Bandung, Lanjutkan Kutukan atau Torehkan Prestasi?
INDOSPORT.COM – Mantan pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts, resmi mengambil alih tangkup kursi kepelatihan Persib Bandung dari Miljan Radovic.
Cerita manis Radovic bersama Persib Bandung berjalan hanya selama 114 hari atau 3,5 bulan sejak diresmikan sebagai pelatih kepala pada 9 Januari 2019 silam.
Miljan Radovic menorehkan total catatan 2 kemenangan, 3 seri, dan 3 kekalahan dengan torehan 18 gol dan 10 kemasukan selama gelaran Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19 dan Piala Presiden 2019.
Persib Bandung tersingkir pada babak penyisihan grup di Piala Presiden 2019 dan masih menyisakan satu kali pertandingan di babak 8 besar Kratingdaeng Piala Indonesia 2018/19 menghadapi Borneo FC, Sabtu (04/05/19).
Sederet pencapaian tersebut rupanya belum membuat manajemen Persib Bandung puas. Walhasil, Radovic didepak sebelum berkiprah di kompetisi yang sesungguhnya, Liga 1 2019.
Robert Rene Alberts ditunjuk untuk melanjutkan tugas Radovic. Menir asal Belanda tersebut harus menjelma tukang sulap untuk segera mengembalikan Maung Bandung ke performa terbaiknya.
Bisakah Robert melakukannya? Dalam diri Robert, sebenarnya ada tanda kutukan dan sekaligus sayap prestasi yang mengiringinya.
1. Kutukan Pelatih Asing Persib Bandung
Tanda kutukan menghantui Robert Rene Alberts setelah resmi ditunjuk sebagai pelatih Persib Bandung. Kutukan tersebut sebenarnya sudah dan selalu menimpa seluruh pelatih asing.
Sejak dulu, Persib Bandung telah mendatangkan sederet pelatih asing ternama, sebut saja Marek Janota, Arcan Iurie, Drago Mamic, Dejan Antonic, sampai Mario Gomez.
Dari sederet pelatih asing tersebut, rupanya tidak pernah ada yang mampu membawa Persib Bandung meraih peringkat terbaik di liga alias juara.
Di era Liga Indonesia, selain Juan Paez dan Mario Gomez, para pelatih asing Persib Bandung bahkan lengser sebelum kompetisi berakhir.
Darko Janackovic (2010) hanya melatih selama durasi 2 bulan, Jovo Cuckovic (2010) tidak kurang dari 1,5 bulan, Drago Mamic (2012) 6 bulan, dan Dejan Antonic (2016) 6 bulan.
Melihat catatan kelam ini, bagaimana dengan nasib Robert? Ia terkenal sebagai pelatih yang tidak mengambil langkah instan dalam mengejar prestasi.
Robert bahkan butuh 2 musim sejak 2016 untuk bisa membangun kekuatan PSM Makassar hingga sehebat musim lalu yang meraih runner up Liga 1 2018. Bisakah manajemen dan suporter Persib Bandung bersabar selama itu?
2. Prestasi Robert Rene Alberts di Indonesia
Meski begitu, Robert Rene Alberts menawarkan bukti prestasi bukan sekadar janji. Selama menukangi klub Indonesia, ia berhasil meramu timnya menjadi kesebelasan menakutkan.
Tengok Arema Indonesia musim 2009/10. Keganasan Singo Edan kala itu berhasil menorehkan prestasi juara Liga Super Indonesia dan runner up Piala Indonesia.
Pada musim 2018, PSM Makassar dibawanya nyaris meraih juara meski akhirnya tertikung Persija Jakarta di pekan terakhir. Juku Eja juga kembali menembus kompetisi Asia setelah terakhir 14 tahun lamanya.
Kedatangan Robert sebenarnya tidak jauh berbeda ketika Persib Bandung memiliki Mario Gomez. Keduanya sama-sama vokal dan doyang mengkritik.
Robert kini diharapkan mampu menghapus kutukan yang selama ini menghantui pelatih asing Persib Bandung. Dan, musim inilah pembuktian sang menir berusia 64 tahun tersebut.
Curhat Sutiyoso Susah Payah Bangun Persija
Ikuti Terus Berita Sepak Bola Indonesia dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM