x

Analisis Laga Ajax vs Tottenham: Kejeniusan Pochettino Hentikan Kesaktian Si Bocah Ajaib

Kamis, 9 Mei 2019 09:17 WIB
Editor: Coro Mountana
Ekspresi Kegemibaraan Mauricio Pochettino usai bawa Tottenham lolos final Liga Champions, Kamis (09/05/18),

INDOSPORT.COM – Drama kembali hadir dalam pertandingan leg kedua semifinal Liga Champions 2018/19 yang kali ini terjadi di Ajax Amsterdam vs Tottenham Hotspur yang berakhir dengan skor 2-3, Kamis (09/05/19) dini hari tadi.

Laga yang diselenggarakan di Johan Cruyff Arena berlangsung dengan begitu menarik karena kedua tim sama-sama memeragakan gaya sepak bola menyerang.

Namun di babak pertama, Ajax tampil lebih efisien dengan langsung unggul 2 gol melalui Matthijs de Ligt dan Hakim Ziyech.

Baca Juga

Tottenham yang butuh cetak tiga gol tanpa kebobolan lagi, akhirnya bermain nothing to lose hingga terciptalah tiga gol dari Lucas Moura seorang diri. Sontak pertandingan berakhir dengan skor 2-3 bagi kemenangan Tottenham Hotspur.

Dengan kemenangan itu, Tottenham pun berhasil lolos ke final Liga Champions dengan agregat 3-3, namun unggul produktivitas gol tandang usai mereka hanya kalah 0-1 di leg pertama.

Jika melihat laga tadi, sangat jelas ada perubahan taktik Tottenham di babak kedua yang membawa mereka pada kemenangan.

Baca Juga

Lantas seperti apa taktik yang diperagakan oleh Mauricio Pochettino, selaku pelatih Tottenham guna menyingkirkan si bocah ajaib, Ajax Amsterdam? Berikut INDOSPORT mencoba hadirkan analisisnya hanya untuk anda.


1. Menurunkan Fernando Llorente Sebagai Target Man

Selebrasi para pemain dan pelatih Tottenham Hotspur usai memastikan diri ke final Liga Champions 2018/19.

Pada awal laga, Tottenham bermain dengan formasi 4-2-3-1 yang ternyata langsung berubah sesuai intruksi dari Pochettino.

Bisa dilihat dari data yang dilaporkan Whoscored bahwa Tottenham justru bermain dengan formasi 3-5-2, di mana Lucas Moura (nomor 27) ditemani oleh Son Heung-min (nomor 7).

Peta pergerakan pemain di pertandingan Ajax Amsterdam vs Tottenham Hotspur. Foto: whoscored.com

Akan tetapi Pochettino sadar kalau cara itu tidak terlalu ampuh, apalagi mereka tengah tertinggal 0-3 secara agregat.

Untuk itu, Pochettino memilih untuk memasukan Fernando Llorente sebagai target man, sekaligus membuat formasi kembali berubah menjadi 3 penyerang di depan.

Fernando Llorente yang ditempatkan sebagai target man terlihat diapit oleh Son Heung-min dan Lucas Moura yang bertugas untuk mengambil bola muntahan (second ball).

Cara ini terbukti ampuh karena Tottenham ingin bermain bola-bola udara yang merupakan keunggulan Llorente yang punya tubuh tinggi menjulang mencapai 1,93 meter. Benar saja, Llorente mampu memenangkan duel bola udaranya sebanyak 12 kali dari total 15 di babak kedua.

Fernando Llorente.

Alasan lain Tottenham bermain dengan bola lambung terlihat semakin menggigit karena mereka mengeksploitasi kelemahan Daley Blind terhadap duel udara.

Tak hanya menurunkan Llorente, Pochettino juga melakukan sejumlah perubahan taktik pada posisi pemain lain yang menjadi kunci epic comeback Tottenham Hotspur.

Eriksen Bermain Lebih ke Dalam Agar Bisa Kuasai Lini Tengah

Christian Eriksen di awal laga ditugaskan sebagai pemain sayap kanan, tapi Pochettino segera menyadari suatu hal. Yaitu, Tottenham kalah penguasaan bola dari Ajax Amsterdam sehingga Eriksen pun ditarik bermain lebih ke dalam agar bisa kuasai lini tengah.

Baca Juga

Cara tersebut baru terlihat berhasil setelah Fernando Llorente masuk karena Eriksen yang menjadi seorang deep lying playmaker bermain lebih efektif karena bola-bola panjangnya berhasil dimakan penyerang jangkung itu.

Alhasil, Tottenham menguasai bola hingga 60% berkat peran dominan dari Eriksen yang selalu mengirimkan umpan lambung nan akurat. Posisi Eriksen di sayap kanan pun segera diisi oleh Kieran Trippier yang membuat Tottenham semakin mendominasi.

Lucas moura diberi tugas free role

Lucas Moura menjadi aktor kemenangan Tottenham Hotspur atas Ajax Amsterdam.

Pada akhirnya ini adalah taktik yang benar-benar menjadi kunci kemenangan sekaligus buah kejeniusan Pochettino. Pelatih asal Argentina itu sadar kalau mereka kehilangan Harry Kane sehingga perlu mencari cara lain untuk mencetak gol.

Akhirnya ditemukan cara oleh Pochettino dengan menempatkan Lucas Moura sebagai free role alias bebas berada di mana saja. Lucas Moura yang memang memiliki insting tajam menjadi bebas bergerak kemana saja untuk menciptakan peluang dan menembak ke gawang.

Cara ini sangat ampuh karena pergerakan tanpa bola dan coming from behind dari Lucas Moura berbuah 3 gol sensasional. Lucas Moura sering muncul tanpa terdeteksi oleh De Ligt maupun Daley Blind dan itu terlihat dari semua proses gol Tottenham.

Sempat ekspresi senang karena unggul lebih dulu, namun pada akhirnya para pemain Ajax Amsterdam tertunduk lesu saat dikalahkan Tottenham Hotspur.

Pada akhirnya Tottenham mampu lolos ke final Liga Champions untuk pertama kalinya sepanjang sejarah berkat kejeniusan taktik Pochettino menghentikan kesaktian si bocah ajaib Ajax.

Liverpool Comeback Again, Saatnya Juara! 

 Terus Ikuti Perkembangan Seputar Ajax Amsterdam vs Tottenham Hotspur dan Liga Champions di INDOSPORT.

Liga ChampionsTottenham HotspurFernando LlorenteAjax AmsterdamMauricio PochettinoChristian EriksenLucas MouraIn Depth SportsSepak BolaAjax Amsterdam vs Tottenham Hotspur

Berita Terkini