Termasuk Laga Persib, 3 Pertandingan ‘Mistis’ yang Terjadi di Liga Indonesia
INDOSPORT.COM - Indonesia memang terkenal punya mainan klenik. Tidak jarang ‘permainan’ tersebut bisa sampai ke ranah lapangan hijau yang murni taktik dan strategi.
Adanya pengalaman mistis di ranah sepak bola Indonesia menimbulkan pertanyaan antara kebetulan atau memang ada peran makhluk tak kasat mata.
Di era saat ini, praktik tersebut barangkali sudah tidak terdengar. Namun pada periode bergulirnya Liga Indonesia, ‘permainan’ itu begitu terasa.
Kejadian mistis di lapangan dirasakan secara langsung oleh pelaku sepak bola, baik pemain, ofisial, maupun suporter kesebelasan.
Peristiwa mistis bahkan pernah dialami oleh klub besar Persib Bandung di era Liga Indonesia I tahun 1994/95 silam. Seperti apa kejadiannya?
Berikut portal berita olahraga INDOSPORT.com menyajikan 3 pertandingan beroma mistis yang pernah terjadi di sepak bola Indonesia.
1. Persib Bandung vs Barito Putera
Pertandingan semifinal Liga Indonesia I 1994/95 antara Persib Bandung vs Barito Putera yang dikenal sebagai semifinal mistis.
Gelagat perdukunan pada laga Persib Bandung vs Barito Putera dirasakan oleh pemain Persib Bandung, Yudi Guntara. Yudi heran sebab peluang emas Persib Bandung yang diperoleh Kekey Zakaria dan Sutiono Lamso di depan gawang Barito Putera selalu gagal menjadi gol.
"Aneh itu, di luar logika. Waktu main semifinal lawan Barito, saya yang orangnya nggak percaya sama yang 'gitu' pada saat itu percaya. Bola yang seharusnya bisa masuk tapi melenceng bahkan melambung ke atas," kata Yudi saat dihubungi INDOSPORT.com beberapa waktu lalu.
Pemain Persib Bandung lantas mengatasi masalah mistis tersebut dengan berdoa. Saat di lapangan, para pemain terus merapalkan doa sampai menggerak-gerakkan jaring gawang.
Dari sanalah, Sutiono Lamso menemukan sebuah telur di gawang Barito Putera. Tanpa pikir panjang, Sutiono Lamso lantas memecahkan telur yang dianggapnya benda klenik tersebut.
Melihat telur di gawangnya dipecahkan Sutiono Lamso, kiper Barito Putera, Abdilah, marah besar. Percaya atau tidak, menurut pengakuan Yudi, tak lama berselang Persib Bandung mampu mencetak gol.
"Setelah itu, nggak lama lewat tendangan sudut, Kekey bisa memasukan bola ke gawang Barito memanfaatkan umpan corner tersebut," ungkap Yudi.
Kekey Zakaria berhasil memecah kebuntuan Persib Bandung. Maung Bandung akhirnya lolos ke final setelah menang tipis 1-0.
2. Deltras Sidoarjo vs Pelita Jaya
Kisah ini dikutip dari buku Mencintai Sepakbola Indonesia Meski Kusut yang ditulis Miftakhul F. S. Kejadian mistis laga playoff Divisi Utama 2006 berawal dari sebuah gado-gado.
Manajer Deltras Sidoarjo, Saiful Ilah, mendapatkan telepon dari nomor tak dikenal. Ia diminta makan gado-gado jika ingin timnya meraih kemenangan.
Meski tidak tahu siapa yang menelepon, Saiful lantas memutuskan untuk mencari gado-gado. Sepanjang perjalanan menuju Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Saiful ditemani wakil bupati Sidoarjo waktu itu, Hadi Sutjipto, terus mencari penjual gado-gado.
Keduanya tidak menemukan warung yang menjual gado-gado sepanjang jalan. Sopir mereka lantas mencarikan gado-gado sampai ke Kota Bandung.
Sopir baru kembali ke stadion membawa 2 bungkus gado-gado saat pertandingan Deltras vs Pelita memasuki babak kedua.
Gado-gado itu lantas langsung dimakan Saiful dan Effendi di bench pemain. Seketika itu, Leandro Braga mencetak gol di menit ke-70. Begitu Effendi selesai makan, Leandro kembali mencetak gol dan membawa Deltras menang 2-0 atas Pelita.
Persekabpas Pasuruan vs Persmin Minahasa
Masih kisah dari buku yang sama, kejadian mistis terjadi di pinggir lapangan saat pertandingan Persekabpas Pasuruan vs Persmin Minahasa pada babak 8 besar Liga Indonesia 2006 di Stadion Tri Dharma, Gresik.
Seorang Sakeramania, suporter Persekabpas, yang mengaku bernama Jama’ali menyamar sebagai Buto berkepala pelontos yang sekujur tubuhnya dicat warna putih.
Sepanjang pertandingan, ia bergerak aktif ke mana-mana, mulai dari lari-lari kecil, mondar-mandir, sampai memanjatkan doa-doa.
Aksi Jama’ali tersebut rupanya tidak berbuah apa pun bagi Persekabpas. Laskar Sakera bahkan tertinggal 0-2 lewat gol Eugene Gray dan Daniel Campos.
Beberapa penonton lantas menyindir kalau doa Jama’ali tidak manjur. Meski begitu, Jama’ali tidak sakit hati dan terus mendukung tim asuhan Subangkit.
Puncak usaha Jama’ali ditandai dengan pemecahan buah melon dan semangka bercat putih yang diletakkannya di atas bench pemain ketika masuk perpanjangan waktu.
Seketika, Persekabpas mencetak gol balasan lewat Zah Rahan pada menit ke-91 saat Jama’ali memecahkan melon, sedangkan gol Akhmad Junaedi menit ke-94 terjadi saat Jama’ali memecahkan semangka.
Begitulah sepak bola. Percaya atau tidak, ada-ada saja hal tak masuk akal dan sulit dijelaskan dengan logika yang terjadi di lapangan.
Rully Nere Pusing Ada Timnas Wanita Mendadak Hamil
Ikuti Terus Berita Sepak Bola Indonesia dan Olahraga Lainnya di INDOSPORT.COM