x

Kuota Asing Sudah Penuh, Arema Tetap Datangkan Wonderkid Jepang Ini

Senin, 13 Mei 2019 13:55 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Indra Citra Sena
Seiya Da Costa Lay, wonderkid kelahiran Hiroshima, Jepang itu masuk ke dalam proyeksi tim Arema FC. Foto: MO Arema FC

INDOSPORT.COM - Arema FC mendapatkan tambahan tenaga satu pemain asing di lini pertahanan menjelang bergulirnya kompetisi Liga 1 musim ini. Kok bisa? Bukankah kuota ekspatriat mereka sudah penuh?

Tunggu dulu. Pemain asing baru itu bukan sebagai proyeksi tim utama di kompetisi profesional yang dikomandoi Hamka Hamzah maupun Arthur Cunha, melainkan kategori usia U-18.

Baca Juga

Dialah Seiya Da Costa Lay. Wonderkid kelahiran Hiroshima, Jepang, itu masuk ke dalam proyeksi tim Arema yang akan berlaga di Liga 1 elite pro U-18 musim ini.

"Kami menyambut baik dengan kedatangan Seiya. Karena tim Akademi sifatnya adalah pembinaan pemain berusia muda," kata media officer Arema, Sudarmaji.

Sudarmaji melanjutkan, status Seiya bukan sebagai pemain asing. Pasalnya, kompetisi di level junior lebih terbuka terhadap asal muasal sang pemain dibandingkan level profesional dikenal sangat ketat.

"Dia memang lahir di Jepang, tapi kompetisi kelompok umur tidak seketat profesional dalam administrasinya. Lagipula, salah satu orang tuanya adalah warga negara Indonesia. Jadi, kami optimistis proses adaptasinya akan lancar," sambung dia.

Baca Juga

Di Arema, Seiya nantinya bakal mengisi satu posisi lini pertahanan di bawah besutan Miftahul Huda, pelatih tim U-18 yang notabene eks bek kanan andalan Singo Edan di era 2000-an.

Musim ini, kompetisi Liga 1 di level elite pro memang membuka dua jalur usia. Jika tahun lalu pemain-pemain muda bertempur di U-16 dan U-19, tahun ini PSSI menggulirkan kompetisi elite pro kategori U-18 dan U-20.

Heboh! Riyad Mahrez Undang Anak Korban Tsunami Palu

Ikuti Terus Perkembangan Sepak bola Indonesia dan Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT

JepangLiga IndonesiaArema FCBola IndonesiaElite Pro Academy (EPA) Liga U-16Shopee Liga 1

Berita Terkini