Kala Madu Tak Selamanya Manis, Sportivitas Bielsa Gagal Bawa Leeds Promosi ke EPL
INDOSPORT.COM – Sempat mendapat apresiasi di dunia maya berkat aksi sportivitas yang viral, Leeds United justru mendapat ganjaran tak menyenangkan dengan gagal promosi ke Liga Primer Inggris.
Leeds United harus menerima kenyataan dikalahkan oleh Derby County dalam leg kedua babak semifinal play-off promosi ke Liga Primier Inggris. Dalam laga yang dimainkan di Elland Road pada Kamis (16/05/19) dini hari tadi, Derby sukses menang dengan skor 4-2.
Brace dari Jack Marriot, sebiji gol dari Mason Mount dan Harry Wilson menjadi peluru mematikan untuk melumpuhkan Leeds yang hanya mampu membalas melalui dua gol dari Stuat Dallas.
Di laga itu Leeds memang menderita usai Gaetano Berardi diusir karena kartu merah. Laga semakin panas ketika para pemain Derby County melakukan selebrasi kemenangan dengan spy gate yang merujuk pada kebiasaan Bielsa untuk mematai lawannya, beruntung Leeds tidak tersulut emosi dan menerima kekalahan.
Kemenangan itu sudah cukup untuk membawa Derby ke babak final usai hanya kalah 0-1 saja di leg pertama. Kegagalan Leeds United untuk lolos ke Liga Primer Inggris menjadi kejutan tersendiri di divisi Championship yang merupakan kasta kedua.
Pasalnya Leeds sempat memimpin di puncak klasemen divisi Championships, namun perlahan tapi pasti anak asuh Marcelo Bielsa harus terjun bebas yang berujung pada gagal promosi.
Apakah kegagalan Leeds ada hubungannya dengan aksi fair play kemarin yang begitu inspiratif itu?
1. Sportivitas yang Justru Membuang Tiket Promosi ke EPL
Memang sportivitas merupakan sebuah tindakan yang sangat dihargai dalam dunia sepak bola. Mengingat di zaman sekarang, begitu banyak aksi curang dilakukan oleh sejumlah pihak asalkan bisa meraih kemenangan.
Oleh karena itu jika ada yang melakukan tindakan sportif, pasti akan mendapatkan sebuah apresiasi yang tinggi. Tak terkecuali dengan tindakan Marcelo Bielsa yang membiarkan Aston Villa membobol gawang timnya sebagai bentuk sportivitas.
Kronologi bermula ketika Mateusz Klich mampu membawa Leeds unggul atas Aston Villa pada laga yang dimainkan pada 28 April 2019. Para pemain Aston Villa tidak terima dengan gol tersebut karena ada pemainnya, Jonathan Kodija yang terkapar mengalami cedera.
Namun Leeds tetap melanjutkan pertandingan ketika pemain Aston Villa belum siap hingga akhirnya terjadilah gol. Pelatih Marcelo Bielsa yang sadar bahwa anak asuhnya melakukan tindakan tidak fair play langsung meminta agar Aston Villa mencetak gol gratis.
“Orang-orang melihat fakta itu (gol kontroversial Leeds). Dan kami merespon fakta itu dengan melakukan hal tersebut (membiarkan Aston Villa cetak gol).
Sportivitas adalah hal yang biasa di sepak bola Inggris,” ungkap Bielsa, seperti yang disadur dari Goal Internasional.
Andai Bielsa mengabaikan norma sportivitas itu, Leeds sejatinya memiliki peluang untuk menghindari babak play-off sehingga bisa lolos langsung ke Liga Primer Inggris.
Tapi jika mau ditelisik lebih jauh, sebenarnya penyebab kegagalan Leeds tidak ada hubungannya dengan aksi sportif.
Pada dasarnya peforma Leeds memang telah mengalami penurunan di paruh kedua, di mana pada paruh pertama, mereka hanya kalah 3 kali saja. Sedangkan di paruh kedua, Leeds menelan 10 kekalahan yang membuat mereka harus bermain di babak play-off promosi.
Marcelo Bielsa memang dikenal sebagai pelatih yang menuntut para pemainnya untuk melakukan pressing yang ketat, di mana efek dari gaya main itu akan menguras fisik.
Boleh jadi gaya main Bielsa membuat para pemain Leeds kelelahan di paruh kedua hingga berdampak pada hasil.
Apapun itu, kekalahan yang dialami oleh Leeds dan Bielsa benar-benar menjadi ironi dalam sejarah sepak bola. Di mana perbuatan baik tak melulu diiringi dengan rezeki yang seharusnya didapat, bak mencicipi madu yang tak selamanya manis.
Progres Pembangunan Stadion BMW 3 Bulan Setelah Peletakan Batu Pertama
Terus Ikuti Perkembangan Seputar Leeds United dan Marcelo Bielsa di INDOSPORT.