Gareth Bale, Manusia Kaca yang Selalu Gagal Naik Tahta Menjadi Raja Real Madrid
INDOSPORT.COM - Jika mencari siapa yang berhak menggantikan peran Cristiano Ronaldo sebagai raja di Real Madrid, rasanya nama Gareth Bale layak dikedepankan.
Pasalnya, Bale memang ditujukan agar bisa menemani CR7 memimpin di lini serang saat didatangkan oleh Real Madrid pada musim panas 2013. Jika Ronaldo hengkang, maka seharusnya Bale-lah meneruskan peran sebagai panglima di lini serang Los Blancos alias Si Putih.
Tapi yang terjadi justru sebaliknya, di mana setelah kepergian Ronaldo awal musim ini, Bale justru gagal memenuhi ekspektasi untuk menempati singgasana yang telah kosong itu.
Bahkan dalam laporan Marca, Bale disebut masuk dalam daftar pemain yang ingin dibuang pelatih Zinedine Zidane. Kontribusinya musim ini memang tergolong minim dengan hanya mampu mencetak 14 gol dan enam assists dalam 42 laga di semua ajang.
Torehan gol itu masih kalah jauh dengan pencapaiannya musim lalu yang menyentuh angka 21 gol. Melihat statistik itu, tentu timbul pertanyaan mengapa penampilan Bale bisa begitu buruk bahkan hingga ingin dilego oleh Zidane?
1. Mengapa Gareth Bale Gagal?
Padahal, Bale didatangkan dengan ekspektasi dapat menjadi tandem sempurna bagi Ronaldo. Besarnya harapan Real Madrid pada Bale terlihat dengan kerelaan Los Blancos untuk menebusnya dengan mahar 100,8 juta euro (sekitar 1,6 triliun rupiah).
Bahkan harga yang harus ditebus Real Madrid untuk mendatangkan mantan pemain Totteham Hotspur itu lebih mahal dari Ronaldo yang hanya digaet dengan nilai transfer sebesar 94 juta euro (sekitar 1,5 triliun rupiah).
Memang benar Bale mampu menjawab kepercayaan Real Madrid dengan penampilan berkelas pada musim pertamanya. Dia menjadi pahlawan saat timnya memenangi Liga Champions dan Copa del Rey edisi 2013/14.
Di final Copa del Rey, gol ikonik Bale yang mengajak lari bek Barcelona, Marc Bartra, menjadi penentu gelar juara. Gol di menit ke-85 menyudahi pertandingan dengan skor 2-1 untuk kemenangan Real Madrid.
Musim lalu, dua gol yang salah satunya diciptakan melalui tendangan salto membantu Real Madrid mengalahkan Liverpool dengan skor 3-1 di final Liga Champions. Sayangnya penampilan Bale cenderung tidak konsisten dikarenakan beberapa faktor.
2. Rentan Cedera
Salah satu faktor penghambat karier Bale untuk menjadi raja di Real Madrid adalah karena seringnya ia masuk ke ruang perawatan. Dia tercatat sering mengalami cedera yang membuatnya harus beradaptasi dengan gaya main tim.
Musim ini saja, Bale tercatat telah berulang kali naik ke meja operasi akibat berbagai cedera yang dialami, mulai dari cedera pada adduktor, pergelangan kaki, hingga pada betis yang sempat membuatnya sempat absen dua minggu lebih.
Oleh karena itu banyak yang menyebut Bale sebagai manusia kaca karena sering cedera sehingga tidak boleh terkena benturan sama sekali. Julukan itu mirip dengan Arjen Robben yang disebut berkaki kaca karena terlalu mudah cedera.
Masalah dengan Zidane?
Selain cedera, Bale diyakini mengalami sedikit masalah dengan Zidane yang memang sudah tercium isunya sejak musim lalu. Di mana Bale lebih banyak dicadangkan oleh Zidane sebelum akhirnya diturunkan sebagai supersub di final Liga Champions melawan Liverpool.
Permasalahan semakin runcing ketika Zidane memutuskan mundur dari Real Madrid di akhir musim lalu. Di saat semua pemain mengucapkan salam perpisahan kepada sang pelatih di media sosial masing-masing, Bale malah narsis dengan mengunggah potret dirinya saat mencetak gol salto di final Liga Champions.
Kabar keretakan hubungan Bale dan Zidane semakin kencang setelah pelatih berkepala plontos itu tidak memasukan namanya ke dalam susunan pemain musim depan.
Masalah Bahasa
Terakhir yang mungkin menjadi masalah utama gagalnya Bale menjadi raja di Real Madrid adalah bahasa. Masalah ini pernah dikeluhkan oleh bek kiri Real Madrid bahwa Bale tak bisa berbahasa Spanyol yang mana itu menjadi bahasa utama di sana.
“Dia (Bale) tidak bisa diajak bicara. Dia hanya bisa bisa berbicara Bahasa Inggris. Kami hanya berbicara lewat gerakan saja,” ungkap Marcelo, seperti yang dinukil dari Dailymail.
Bale juga disebut oleh Marcelo sebagai pribadi yang sangat tertutup dan cenderung kurang membaur dengan anggota tim yang lain. Sejak didatangkan pada musim 2013, Bale juga diketahui tidak mengambil kursus Bahasa Spanyol.
Bahasa menjadi sangat penting karena tidak mungkin Bale menjadi Raja Real Madrid kalau tidak bisa bekomunikasi. Mungkin pulang ke Inggris akan membuat Bale menjadi raja lagi seperti yang pernah ia rasakan di Tottenham.
Progres Pembangunan Stadion BMW 3 Bulan Setelah Peletakan Batu Pertama
Terus Ikuti Perkembangan Sepak bola Internasional dan Olahraga Lainnya Hanya di INDOSPORT