Arema Yakini Kerusuhan di Sleman Cuma Insiden, Bukan Rivalitas Suporter
INDOSPORT.COM - Pecahnya kerusuhan di Stadion Maguwoharjo Sleman, diyakini Arema FC bukan disebabkan rivalitas antar suporter, melainkan hanya insiden saja.
Kesimpulan ini diambil berdasarkan sejarah pertemuan kedua suporter yang selama ini sudah terbangun harmonis. Arema FC beberapa kali sudah bertemu dengan Slemania maupun Brigata Curva Sud (BCS), dalam beberapa tahun terakhir.
Keharmonisan itu sudah tergambar sejak lama, seperti saat gelaran uji coba kedua tim di masa pra musim kompetisi, Mei 2015 silam. Begitu juga saat pertemuan Arema vs PSS Sleman di turnamen Bali Island Cup tahun 2016 lalu.
"Makanya, (kerusuhan) itu sangat kami sayangkan. Rivalitas hanya ada di pertandingan, tapi sampai 90 menit saja," tutur Ruddy Widodo pada awak media berita sport.
Maka dari itu, pihaknya sangat berharap kedua pihak untuk segera menyudahi guliran isu kerusuhan di laga pembuka Shopee Liga 1 2019 (kasta tertinggi bola Indonesia), Rabu 15 Mei lalu itu.
Bagaimana pun, suporter PSS Sleman juga masih berhak mendapatkan kuota minimal 5 persen saat ganti dijamu Arema FC pada putaran kedua Liga 1, di Stadion Kanjuruhan nanti.
"Jangan sampai berkelanjutan. Kalau menuruti dendam, ya tidak akan pernah selesai," ungkap General Manager Arema FC tersebut.
"Kami yakin, Aremania juga akan memberikan sambutan hangat saat pertemuan kedua tim di putaran kedua kompetisi nanti," sambung dia.
Pasca insiden itu terjadi, kedua tim terlihat satu suara dalam menyatakan sikapnya secara resmi. Arema FC sendiri menuding adanya peran provokator yang memang ingin menggulirkan situasi tak kondusif pada sepak bola Tanah Air.
Penampilan Terakhir Persija di Piala AFC 2019, Pelipur Lara Jakmania
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Indonesia Lainnya di INDOSPORT.COM