Rumor Semakin Kuat, Berikut 3 Kerugian Jika Juventus Datangkan Pep Guardiola
INDOSPORT.COM - Pelatih Manchester City Pep Guardiola ramai disebut telah menjalin kesepakatan untuk menukangi klub juara Serie A Italia 2018/19, Juventus musim depan.
Kabar yang pertama digaungkan oleh Agenzia Giornalistica Italia (AGI) itu bahkan menyebutkan bahwa penandatanganan kontrak antara Guardiola dengan Juventus akan segara dilakukan pada 4 Juni mendatang dengan nilai mencapai 24 juta euro atau sekitar Rp382 Miliar pertahun.
Jika melihat kabar yang berkembang, jelas merupakan sesuatu yang bertolak belakang dari peryataan Pep Guardiola sebelumnya. Dimana pelatih berkebangsaan Spanyol itu menapik tegas kabar dirinya akan melatih Juventus dan menyebut akan bertahan dengan Manchester City musim depan.
Apapun itu, segala sesuatu memang sangat mungkin bisa berubah dalam dunia sepak bola. Termasuk soal kedatangan Pep Guardiola ke Juventus.
Namun pertanyaan besarnya, jika nanti Pep Guardiola benar menjadi juru taktik Juventus, apakah klub juara Serie A 2018/19 itu akan mendapatkan keuntungan.
Atau malah kerugian yang justru didapat, seperti beberapa hal kerugian yang coba INDOSPORT terka jika nantinya Guardiola akan melatih Juventus. Berikut penjelasannya.
1. Pelatih Boros
Satu kerugian yang sudah di depan mata andai Juventus jadi mengikat kontrak Guardiola adalah mereka harus siap-siap menggelontorkan uang banyak untuk modal belanja pelatih 48 tahun itu.
Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa Guardiola adalah sosok pelatih yang senang membelanjakan banyak unag untuk membangun skuatnya dengan materi pemain bintang.
Di Manchester City misalnya, dana sekitar 599,69 juta euro untuk setara Rp9,5 triliun harus dikeluarkan untuk membeli 22 pemain sejak Guardiola menukangi Manchester City di awal musim 2016.
Begitupun di Bayern Munchen, dimana dana 204 juta euro atau Rp3,2 Triliun harus keluar untuk merekrut total 13 pemain dalam tempo tiga tahun.
2. Trofi Eropa
Dengan dana fantastis yang dikeluarkan untuk belanja Pep Guardiola di Manchester City dan Bayern Munchen, gelontoran trofi memang mampu diberikan oleh pria berkepa plontos itu.
Namun semua trofi tersebut hanya merupakan trofi dalam kompetisi dan kejuaraan domestik. Padahal jika melihat kondisi Juventus saat ini, mereka sudah sangat mampu mendominasi raihan trofi domestik. Sehingga sebenarnya trofi di level Eropa adalah yang menjadi target utama klub berjuluk Si Nyonya Tua itu. Setelah terakhir kali mereka rengkuh di musim 1995/96.
Dan rasannya, jika nanti mendatangkan Guardiola, harapan untuk bisa meraih trofi Eropa tak juga bisa diusung tinggi Juventus. Karena kemampuan Guardiola membawa klubnya berprestasi di Eropa terbukti selalu gagal, selepas dirinya meninggalkan Barcelona.
Karena keberhasilan Guardiola mengangkat trofi Eropa, dalam hal ini Liga Champions hanya terjadi kala masih memimpin Lionel Messi dan kawan-kawan di Barcelona pada musim 2008/09 dan 2010/11.
3. Tradisi Italia
Kerugian selanjutnya jika Juventus nantinya dilatih Guardiola adalah mereka akan menghilangkan tradisi menggunakan pelatih Italia yang dalam beberapa musim ini selalu mereka lakukan. Sejak terakhir di musim 2006/07 dilatih Didier Deschamps, Juventus selalu ditukangi oleh pelatih asal italia.
Mulai dari Giancarlo Corradini sebagai pelatih sementara di awal musim 2007, menyusul berikutnya Claudio Ranieri, Ciro Ferrara, Alberto Zaccheroni, Luigi del Neri, Antonio Conte hingga terakhir Massimiliano Allegri.
Bahkan nama Didier Deschamps merupakan satu-satunya pelatih non Italia yang menukangi Juventus terhitung sejak musim 1974/75.
Meski tidak berkaitan langsung dengan prestasi, rasannya rugi saja tradisi menunjuk pelatih Italia itu tak dilanjutkan Juventus. Apa lagi ada beberapa nama pelatih top Italia saat ini yang sebenarnya bisa mereka datangkan, mulai dari Antonio Conte yang masih menganggur ataupun Maurizio Sarri yang kini melatih Chelsea.
Terus Ikuti Berita Sepak Bola Liga Italia Lainnya Hanya di INDOSPORT