Atalanta, Duplikat Ajax Amsterdam yang Debut di Liga Champions
INDOSPORT.COM – Atalanta memberikan kejutan setelah berhasil menyelesaikan kompetisi Serie A Italia musim ini di posisi ketiga klasemen akhir. Raihan 69 poinnya sukses mengangkangi tiga klub legendaris sekaliber Inter Milan (posisi 4), AC Milan (5), dan As Roma (6).
Meski terpaut cukup jauh dari Napoli dan Juventus, yang berada di dua besar klasemen Serie A Italia, namun pencapaian ini sudah cukup fantastis bagi Atalanta. Terhitung, Atalanta terpaut 10 poin dengan Napoli dan 21 poin dari Juventus.
Akan tetapi pencapaiannya kali ini sudah cukup membuat Atalanta menembus zona Liga Champions musim depan. Momen ini menjadi yang pertama kalinya bagi Atalanta untuk mencicipi turnamen antarklub paling bergengsi di Eropa.
Tak pernah ada yang memikirkan jika Atalanta bakal mewakili Italia di Liga Champions. Karena manajemen Atalanta saja hanya menargetkan untuk bisa bersaing di Liga Europa, bukan Liga Champions.
Namun setelah berhasil mengalahkan nama-nama besar seperti Napoli dan Inter Milan, serta menahan imbang Juventus, Atalanta pantas mendapatkan posisi tiga besar di klasemen akhir Serie A Italia.
Pencapaian Atalanta ini sendiri nyatanya tidak terlepas dari aksi fantastis Duvan Zapata di sepanjang musim 2018/19. Bagaimana tidak, Zapata menjelma sebagai mesin gol Atalanta dan mampu bersaing di puncak daftar top skor Seria A Italia dengan torehan 23 gol.
Jumlah gol tersebut bahkan melampaui torehan Cristiano Ronaldo. Mantan bintang Manchester United dan Real Madrid itu hanya mampu mengoleksi 21 gol. Namun sayangnya, Zapata tak mampu menyaingi torehan gol Fabio Quagliarella (26 gol).
1. Duplikat Ajax Amsterdam
Atalanta disebut-sebut sebagai Ajax Amsterdam-nya Italia. Itu diutarakan langsung oleh mantan pelatih Juventus, Fabio Capello. Karena Atalanta mampu memberikan kejutan di Serie A Italia dan mampu menembus final Coppa Italia musim ini.
Bukan hanya soal kejutannya, namun Capello lebih lanjut mengungkapkan jika permainan Atalanta mirip dengan apa yang diperlihatkan Ajax. Pasalnya, pelatih Gian Piero Gasperini selalu mengatur anak asuhnya berduel satu lawan satu di setiap area lapangan.
"Saya membandingkan Ajax dengan Atalanta. Bianconeri tidak terbiasa ditekan oleh pemain," ujarnya dilansir dari Calciomercato, saat Atalanta sukses mengalahkan Juventus di Coppa Italia.
Meski skuatnya tidak dipenuhi para pemain muda dan jarang menggunakan formasi dasar 4-3-3, namun keberaniannya melakukan Ball Possession dan man-to-man marking membuat Atalanta hampir sama dengan Ajax.
Bahkan pelatih Gasperini meminta tiga pemain depan Atalanta seperti Zapata, Alejandro ‘Papu’ Gomez, dan Josip Ilicic berperan saat Atalanta tengah bertahan. Mereka ikut menutup pergerakan lawan dari depan sebelum akhirnya masuk ke lini tengah.
Jika mereka gagal, ada dua gelandang tangguh, yakni Marten de Roon dan Remo Freuler. Dua gelandang tersebut terbilang sangat vital di lini tengah Atalanta. Mereka mampu menghentikan alur serangan lawan dan kembali mengalirkan permainan Atalanta.
Posisi pemain Atalanta pun terbilang fleksibel saat tak menguasai bola, bahkan seorang bek saja bisa meninggalkan areanya untuk melakukan penjagaan man-to-man marking. Permainan inilah yang mengingatkan Capello dengan Ajax.