Mengapa Atalanta Layak Mendapatkan Tiket Liga Champions Musim Depan?
INDOSPORT.COM - Atalanta akhirnya berhasil mendapatkan tiket untuk bermain di Liga Champions musim depan setelah menempati peringkat ketiga klasemen akhir Serie A Italia 2018/19.
Kemenangan 3-1 atas Sassuolo di pekan terakhir memastikan Atalanta untuk bermain di Liga Champions musim depan. Keberhasilan melangkah ke Liga Champions pun menjadi sebuah kejutan mengingat mereka bukanlah favorit di awal musim.
Namun, dengan gaya main atraktif, Atalanta di luar dugaan mampu membalikan semua prediksi yang mengarah kepada AS Roma dan AC Milan. Sehingga keberhasilan Atalanta menjadi kejutan terbesar Serie A Italia musim ini.
Tapi kini timbul pertanyaan besar apakah Atalanta layak menjadi salah satu wakil Italia di Liga Champions musim depan? Berikut ulasan INDOSPORT.
1. Anomali di Antara Tim Serie A Italia yang Terkenal dengan Pertahanan Kuat
Sebenarnya sudah sempat disinggung tadi bahwa Atalanta merupakan tim yang mau bermain dengan gaya menyerang nan atraktif. Di tengah stigma bahwa tim-tim asal Italia itu dikenal dengan gaya main pragmatis dan mengutamakan pertahanan, Atalanta melawan label itu.
Memang tim-tim Italia saat ini mulai berevolusi untuk bermain lebih menyerang, tapi tetap saja tidak ada yang seberani Atalanta. Bermain dengan pola 3-4-1-2, Atalanta menjelma menjadi tim dengan produktivitas terbaik (77 gol), bahkan mengalahkan sang juara, Juventus.
Namun gaya menyerang yang sangat frontal dari Atalanta itu menyimpan resiko yang tidak bisa ditanggulangi yaitu pertahanan jeblok. Tercatat di musim ini di Serie A Italia, Atalanta telah kebobolan sebanyak 46 kali, terburuk di antara lima besar.
Tentu jumlah kebobolan itu perlu ditambal oleh pelatih Gian Piero Gasperini agar tidak menjadi bulan-bulanan di Liga Champions. Hanya saja tugas Gian Piero Gasperini lebih mudah karena hanya mengurusi pertahanan saja dan tidak perlu memikirkan sektor serang lagi.
2. Mampu Menyulap Para Pemain Buangan
Selain menjadi tim terproduktif di Serie A Italia musim ini, Atalanta juga memiliki prestasi yang membuat mereka layak bermain di Liga Champions musim depan yaitu kemampuan menyulap para pemain buangan.
Pierluigi Gollini
Pertama ada di sektor kiper yang ditempati oleh Pierluigi Gollini yang merupakan mantan pemain Manchester United, tepatnya tim U-18 yang menjadi tempat belajar baginya.
Sadar dirinya tidak akan bisa menembus tim utama Man United, Gollini memutuskan untuk hengkang ke Hellas Verona. Perjalanan kariernya begitu berliku karena sempat berpindah-pindah sampai akhirnya ia mendapatkan tim yang tepat, Atalanta.
Kini di usianya yang ke-24, Gollini berpeluang membela Atalanta di ajang Liga Champions musim depan, di sisi lain, Man United justru tercecer di Liga Europa.
Marten de Roon
Nama Marten de Roon seharusnya sudah tidak asing lagi bagi pecinta Liga Primer Inggris karena percaya atau tidak, pemain Belanda ini pernah bermain di sana dengan membela Middlesbrough.
Tepatnya di musim 2016/17, De Roon bermain bersama Middlesbrough di Liga Primer Inggris. Bermain dalam 33 pertandingan, dia mampu mencetak empat gol sebagai gelandang tengah, namun tidak cukup membantu Middlesbrough bertahan di Liga Primer Inggris.
Setelah itu, Marten de Roon memutuskan untuk mencari klub lain di Liga Primer Inggris, tapi tak ditemukan. Hingga akhirnya datang Atalanta menyelamatkan kariernya, bahkan sampai membuatnya dipanggil Timnas Belanda.
Duvan Zapata
Pemain terakhir yang ‘dipungut’ oleh Atalanta adalah Duvan Zapata yang terlahir kembali bersama tim saat ini. Zapata tercatat pernah membela tim besar seperti Napoli tapi bakat dan potensinya tidak pernah termaksimakan di sana.
Persaingan ketat di lini serang Napoli membuat Zapata kerap dipinggirkan sehingga ia beberapa kali dipinjamkan ke klub lain. Mulai dari Udinese, Sampdoria, hingga Atalanta pernah menjadi tempat singgahnya sebagai pemain pinjaman.
Lalu pada akhirnya Atalanta memutuskan untuk membelinya dari Napoli dan menyulapnya menjadi penyerang andalan tim.