Aji Santoso: Wasit Bisa Hambat Kemajuan Sepak Bola Indonesia
INDOSPORT.COM - Aji Santoso berpendapat, bahwa buruknya kinerja wasit dalam pertandingan di kompetisi, bisa berimbas terhadap perkembangan sepak bola negara tersebut.
Pelatih klub sepak bola Persela Lamongan itu pun memberi contoh, yakni soal keputusan menilai sebuah insiden antar pemain patut diberi pelanggaran atau tidak.
Wasit-wasit di Tanah Air dianggap masih memberi terlalu banyak toleransi terhadap situasi itu. Bahkan, pelanggaran keras yang tersaji di lapangan, hanya berbuah kartu kuning atau kadang peringatan saja.
"Padahal kalau pertandingan di luar negeri, pelanggaran sedikit (keras) saja langsung diberikan kartu (kuning)," ungkap Aji Santoso.
Fenomena itu pun sudah tergambar jelas kala anak asuhnya dikalahkan Arema FC dalam laga Shopee Liga 1 2019 (kasta tertinggi bola Indonesia), 27 Mei 2019 yang lalu. Hamka Hamzah yang menghentikan langkah Alex Dos Santos dari belakang, hanya diganjar kartu kuning oleh wasit Dwi Susilo.
"Seharusnya kartu merah. Posisinya sudah satu lawan satu. Kalau wasitnya mengerti peraturan," cetus Aji.
Maka dari itu, dia berharap Komite Wasit PSSI bisa lebih jeli dalam menyeleksi wasit terbaiknya untuk memimpin laga ketat di Liga 1. Melayangkan surat protes, juga tidak akan berpengaruh pada hasil akhirnya.
"Karena salah satu upaya untuk memajukan sepak bola, adalah kepemimpinan wasit," ulas eks Pelatih Arema dan Persebaya itu.
"Kalau protes, saya rasa percuma. Lagipula, pertandingan sudah berakhir," tutupnya.
Baru-baru ini kinerja wasit Liga 1 2019 memang mendapat kritik keras. Contohnya seperti di laga Persebaya Surabaya vs PSIS Semarang pada Kamis (30/05/19) lalu.
Saat itu, Moch Adung yang memimpin laga hanya memberi kartu kuning pada Elisa Basna, yang menginjak perut bek PSIS Semarang, Frediyan Wahyu. Banyak orang yang menilai seharusnya Basna langsung diberi kartu merah karena pelanggarannya termasuk parah.