Persib B, Antara Angin Segar bagi Pemain Muda dan Tugas Berat Liestiadi
INDOSPORT.COM - Manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) baru-baru ini mengakuisisi Blitar United untuk kemudian disulap sebagai tim satelit bernama Persib B. Sebuah angin segar bagi pemain binaan yang di Diklat Persib maupun Maung Anom (Liga 3).
Kehadiran Persib B membuat mereka bisa mendapat kesempatan bermain di kompetisi yang levelnya lebih tinggi dari liga sebelumnya untuk mematangkan mental bertanding, sebelum memperkuat tim senior Persib di kasta tertinggi sepak bola Indonesia, Liga 1.
Sekadar informasi, jebolan Diklat Persib harus merantau ke beberapa tim sebelum kembali ke Bandung dan memperkuat Persib. Salah satu pemain yang sempat 'disekolahkan' sampai akhirnya kembali ke tim yakni Abdul Aziz.
Pelatih Robert Rene Alberts menyambut positif hadirnya tim satelit karena ke depannya akan memudahkan Persib dalam pencarian pemain-pemain lokal berkualitas.
"Kami bisa lebih berkembang, memiliki pemain muda yang bisa terus maju di sana. Nanti bisa terus dimonitor perkembangannya mengingat program dan gaya latihan menyerupai tim utama," kata Robert belum lama ini.
Hadirnya tim satelit juga disambut baik oleh pemain Persib, salah satunya Kim Jeffrey Kurniawan. Menurutnya, tim Persib seharusnya sudah dibentuk dari beberapa tahun kebelakang.
"Kalau di Jerman semenjak saya lahir sudah ada seperti itu. Jadi, setiap klub punya satelit klub yang bermain di divisi bawah, kalau di Jerman harus berada dua kasta di bawah tim utama," kata Kim.
"Misalnya Bayern Munchen di Liga 1, Bayern Munchen II tak boleh di liga 2, harus di Liga 3. Jadi memang seperti itu dan saya senang bisa diberlakukan di Persib. Kami menjadi klub pertama yang punya tim satelit," ujarnya.
Direktur PT PBB, Teddy Tjahyono menuturkan bahwa pemain jebolan Diklat Persib dan Maung Anom tidak secara otomatis masuk ke Persib B. Namun, mereka harus melalui beberapa tahapan seleksi terlebih dulu.
"Mereka tetap harus menjalani proses seleksi. Jadi biar pelatih yang menentukan nanti siapa saja pemain-pemain Persib B untuk mengarungi Liga 2 2019," cetusnya.
1. Eksodus 10 Pemain Persib ke Persib B
Persib B sekaligus menjadi wadah bagi pemain Persib Bandung yang jarang mendapatkan kesempatan bermain di Liga 1 untuk mengasah mental dan mengembangkan kemampuannya.
Musim lalu, pemain Persib yang minim jam terbang dipinjamkan ke tim lain, seperti Gian Zola ke Persela Lamongan, Fulgensius Billy Paji Keraf dan Wildansyah ke Borneo FC, serta Imam Arief Fadillah ke PSM Makassar.
Pelatih Robert Rene Alberts sempat menyebut sekitar 10 pemain akan dipinjamkan ke Persib B, salah satu pemain yang berpeluang adalah Beckham Putra Nugraha. Hanya saja, peminjaman pemain kemungkinan baru akan dilakukan pada putaran kedua.
"Peminjaman pemain itu normal. Di Eropa banyak klub bekerja sama dengan tim satelitnya. Mereka jadi talenta muda dari akademi dan contoh bagusnya adalah Beckham Putra Nugraha," kata Robert.
"Beckham adalah pemain bertalenta yang kami siapkan untuk Liga 1, tapi sebenarnya dia belum siap dan kemungkinan jarang mendapatkan menit bermain atau perkembangan dalam pertandingan," ucapnya lagi.
Bukan tanpa alasan Robert merekomendasikan kepada Beckham untuk membela Persib B. Dia menaruh harapan besar lantaran mengakui talenta besar adik kandung Gian Zola tersebut.
"Jika dia pergi ke Liga 2, Beckham bisa mendapatkan kemajuan dan hal itu tentu lebih baik baginya. Setelahnya, dia bisa kembali ke Liga 1 untuk menjadi pemain yang lebih baik. Itulah contoh bagus dari saya soal apa yang dibutuhkan soal tim satelit," jelas Robert.
2. Persinggahan Fabiano Beltrame
Hadirnya Persib B menjadi persinggahan sementara Fabiano Beltrame yang batal didaftarkan Persib untuk bermain di Shopee Liga 1 2019. Karena, slot pemain asing tim Maung Bandung sudah penuh.
Fabiano sejatinya disiapkan menjadi pemain lokal Persib, namun proses naturalisasinya menjadi warga negara Indonesia (WNI) belum juga rampung sampai batas akhir pendaftaran pemain putaran pertama Shopee Liga 1 2019.
Sehingga, untuk menjaga kebugarannya, pemain pemain asal Brasil tersebut direkemondasikan memperkuat Persib B dan rencanannya akan kembali ditarik ke tim utama pada putaran kedua Liga 1 2019.
"Mudah-mudahan sebelum kick off Liga 2 (23 Juni 2019) sudah beres naturalisasinya, jadi putaran kedua nanti Fabiano bisa bermain di Liga 1," ucap Teddy.
Fabiano sendiri tidak mempermasalahkan keputusan yang diambil manajemen dan pelatih, menurutnya langkah tersebut diambil demi kebaikan bersama.
"Saya punya kontrak di Persib, entah A atau Z, saya harus ikut apa yang mereka bicarakan karena kalau saya latihan di sana atau di sini sama saja. Saya bermain di Persib B sebentar untuk membantu tim yang baru dibangun," kata Fabiano.
Fabiano menilai, Persib B bakal dihuni banyak pemain muda, sehingga ia bisa berbagi pengalaman dan membantu tim asuhan pelatih Liestiadi ini di Liga 2 sebelum kembali ke tim utama pada putaran kedua Liga 1 2019.
"Anak-anak muda ada banyak di sini. Saya pikir bagus juga untuk saya bisa di sini. Karena di sana ada 30 pemain, di sini saya dapat kunci bagus untuk kembali ke tim utama pada putaran kedua nanti saya sudah siap tempur," tegasnya.
3. Tugas berat Liestiadi di Persib B
Musim ini, Persib B akan ditangani oleh Liestiadi dan didampingi legenda Persib, Yusuf Bachtiar. Penunjukan pelatih asal Medan tersebut merupakan hasil diskusi manajemen bersama pelatih tim utama, Robert Rene Alberts.
Robert menuturkan bahwa sosok Liestiadi sudah tidak asing baginya lantaran pernah bekerja sama di masa lalu. Selain itu, ia menilai pelatih berusia 50 tahun cukup berpengalaman di kancah sepak bola Indonesia.
"Manajemen Persib mempunyai beberapa kandidat dan bersama-sama kami berdiskusi menentukan pilihan. Saya mengenal Liestiadi karena pernah bekerja bersama di Arema dan PSM Makassar," ungkap Robert.
"Dia adalah pelatih yang saya rasa bisa membangun pemain dengan baik dan Persib B akan penempa pemain muda atau mereka yang belum banyak mendapatkan kesempatan bermain. Liestiadi adalah pelatih yang tepat untuk menangani tim ini," tegasnya.
Persib B hanya memiliki waktu persiapan dan membentuk tim sekitar dua pekan sebelum mengarungi Liga 2 2019. Hal itu diakui Listiadi menjadi tantangan besar baginya bersama sang asisten.
Saat ini, pihaknya melakukan seleksi pemain yang mayoritas berasal dari Diklat Persib dan Maung Anom. Selain itu, memanggil beberapa pemain senior seperti Tantan dan Saktiawan Sinaga, serta Fabiano untuk membimbing pemain muda di Persib B.
"Persiapan kami sangat mepet, cuma 12 hari. Kami bekerjanya harus borongan, seleksi, pembentukan tim, termasuk karakter bermain, dan jumlah pemain untuk Liga 2 2019 maksimal 24 orang," ucap Liestiadi.
Pelatih asal Medan ini menyadari bahwa sebagai tim satelit, Persib B tidak bisa promosi selama masih ada Persib Bandung di Liga 1. Meski begitu, pihaknya akan tetap berusaha tampil maksimal dan bertahan di Liga 2.
"Hasil pembicaraan saya kemarin dengan manajemen Persib adalah kami berstatus tim satelit sehingga tidak bisa promosi, tapi kami bisa degradasi. Target untuk sementara tidak usah terlalu muluk, yaitu bertahan di Liga 2," tegasnya.