Kabar Terbaru Eks Kiper Timnas Indonesia, Jendri Pitoy: Gajinya Ditunggak dan Rehat dari Sepak Bola
INDOSPORT.COM - Publik pecinta sepak bola Indonesia tentunya tidak asing dengan nama salah satu kiper legendaris di Liga Indonesia, Jendri Pitoy. Kini ia telah pensiun dan mencoba peruntungan sebagai pelatih kiper.
Pria kelahiran Tomohon, 15 Januari 1981 lalu itu mengawali kariernya di lapangan hijau pada tahun 2000 saat masih berusia 19 tahun, memperkuat Persma Manado.
Hanya berselang satu tahun, Jendri kemudian memilih untuk merantau ke tanah Jawa mencoba peruntungannya bersama Persikota Tangerang, yang kala itu dilatih oleh Rahmad Darmawan.
Keputusan tersebut rupanya sangat tepat. Jendri mampu menjadi kiper tangguh di bawah mistar gawang Si Bayi Ajaib -julukan Persikota- yang membuat namanya melambung di persepakbolaan Tanah Air.
Bertahan selama empat musim di Persikota, Jendri memilih hengkang dan bergabung dengan Persipura Jayapura pada musim 2005. Kualitasnya semakin terasah, hingga puncaknya saat ia menjadi langganan membela Timnas Indonesia.
Sudah Gantung Sepatu
Namun kini, kita tidak bisa lagi melihat aksi jatuh bangunnya mempertahankan gawang dari serangan-serangan lawan, karena ia sudah memilih gantung sepatu.
Perseka Kaimana di Liga 2 musim 2017 jadi klub terakhirnya sebagai pemain profesional, sebelum akhirnya memutuskan untuk fokus kursus lisensi kepelatihan.
Jendri Pitoy mengawali karier pelatih kiper bersama PSBS Biak sebagai asisten pelatih di Liga 2 musim lalu. Ia sukses turut andil membawa klub berjuluk Cendrawasih Kuning terhindar dari degradasi ke Liga 3.
Mengalami Penunggakan Gaji
Namun sayang, pria yang kini berusia 38 tahun itu harus menerima kenyataan pahit lantaran gajinya belum dibayarkan oleh manajemen PSBS, hingga ia memilih untuk rehat dari dunia si kulit bundar musim ini.
"Aku baru coba (sebagai pelatih kiper) di PSBS Biak. Tapi musim kemarin gaji aku belum dibayar 3 bulan," kata Jendri Pitoy kepada redaksi media olahraga INDOSPORT, Senin (08/07/19).
"Jangankan gaji, bonus-bunus saja belum dapat," sambungnya.
Padahal, manajemen sudah berjanji akan melunasi kewajibannya itu pada tanggal 01 Juli 2019 lalu. Tapi hingga kini, hal tersebut belum juga terealisasi.
"Aku saudah tanya ke klub, nanti mereka selesaikan katanya. Janjinya dibayar tanggal 01 kemarin. Jadi saya menunggu saja ini," ujarnya.
Padahal sebelum Liga 2 musim 2019 ini dimulai, Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) meminta kepada semua klub peserta untuk tidak melakukan penunggakan gaji.
Bahkan BOPI tidak segan melarang tim yang masih punya hutang, untuk berkompetisi di Liga 2 musim ini. Mereka baru boleh berkompetisi jika tunggakan itu lunas dibayarkan.
Penegasan itu disampaikan Plt Sekjen BOPI, Sandi Suwardi Hasan. Menurutnya, komitmen BOPI tidak bisa diganggu gugat.
Yakni, kalau klub tak bisa membayar tunggakan, BOPI tidak akan mengeluarkan rekomendasi kompetisi. "Atau tim-tim itu tidak boleh ikut kompetisi," tegas Sandi.
PSBS Biak Raih Hasil Negatif
Namun pada akhirnya, BOPI memberikan rekomendasi bergulirnya Liga 2 musim ini. PSBS Biak sendiri mengawali kiprahnya di kasta kedua musim ini dengan hasil negatif.
Mereka kalah dari Persik Kediri di laga pembuka, dengan skor 4-0 di Stadion Brawijaya pada Sabtu (22/06/19) lalu, dan kembali menelan kekalahan dari Persatu di pekan kedua dengan skor 1-0 pada Senin (01/07/19).
Akan tetapi PSBS akhirnya mampu bangkit, dan mengakhiri rentetan kekalahan saat menjamu Madura FC. Mereka menang dengan skor 1-0 pada Sabtu (06/07/19) kemarin.
Memperoleh tiga poin perdana, belum mampu mengangkat PSBS dari papan bawah klasemen sementara zona Barat. Saat ini, PSBS berada di posisi ke-10, dengan koleksi tiga poin.