Mengulas Sosok Penting N. Amin, Masseur yang Jadi Tempat Curhat Para Pemain Timnas Indonesia
INDOSPORT.COM - Bersama skuat di bawah asuhan Aji Santoso pada SEA Games Singapura 2015, menjadi titik awal N. Amin terjun ke dunia sepak bola. Sebagai seorang Masseur/Sport Massage Recovery/Terapis Olahraga, Amin, sapaannya, dengan sigap membantu pemain Timnas Indonesia U-23 yang mengalami cedera di lapangan.
Sebelum terjun ke lapangan sepak bola, Amin bekerja di KONI Pusat dan menangani berbagai macam cabang olahraga mulai dari bela diri, bulutangkis, renang, atletik, wushu, dan sepeda. Lalu bagaimana cerita Amin bisa menjadi salah satu sosok penting di Timnas Indonesia? Berikut penuturan Amin khusus kepada INDOSPORT.
"Jadi dulu itu ada yang merekomendasikan saya untuk pindah dari KONI ke sepak bola, setelah dicoba beberapa hari eh ternyata cocok," tutur Amin, Senin (15/07/19).
Namun nahasnya, belum lama ia bekerja usai SEA Games 2015 digelar sepak bola Indonesia dibekukan oleh FIFA, akhirnya Amin berhenti dan kembali ke KONI.
Ia baru mulai bisa aktif kembali di sepak bola pada 2017 saat dipanggil oleh Indra Sjafri dan pada tahun 2019 ini bergabung dengan Timnas Indonesia U-19 bersama Fakhri Husaini.
"Cerita paling pahit selama menjadi masseur Timnas Indonesia itu ketika di-banned, karena kami sudah bangun tim eh tiba-tiba dibekukan, dan paling ya pekerjaan ini menuntut kita harus jauh dari keluarga," kenang Sarjana lulusan Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Jakarta ini.
Sekadar informasi, pada susunan staf Timnas Indonesia, masseur masuk dalam divisi medis bersama Dokter dan Fisioterapis. Lalu, sebenarnya apa saja sih tugas pokok seorang masseur di Timnas Indonesia?
"Tugas kami kalau di lapangan adalah memonitoring proses latihan pemain, jadi sepanjang laga kami fokus ngeliatin pemain supaya kalau ada yang cedera kami tahu kronologi lengkapnya dan tahu sakitnya apa. Kalau memang sudah kami tangani dan masih parah kami yang merujuk ke dokter."
"Tidak hanya itu, bikin jadwal pemulihan, mandi, berendam, berenang, itu tugas maseur," jelas pria asal Tuban, Jawa Timur ini dengan lengkap.
Amin masih ingat dengan baik, Adam Alis dan Manahati Lestusen merupakan atlet pertama yang ia tangani cederanya. Kala itu, ada cerita menarik yang selalu Amin kenang di sepanjang kariernya.
"Deg-degan banget pertama kali terjun di dunia sepak bola waktu itu, karena rule of the game-nya beda dan banyak aturan khusus, saya akhirnya otodidak karena nggak ada yang bimbing."
"Bekerja berdasarkan pengalaman saja, karena pertolongan pertama pada cedera olahraga itu hampir sama," pungkasnya.
1. Jadi Tempat Curhat Para Pemain
Selain pelatih, ternyata sosok masseurlah yang mempunyai hubungan dekat dengan para pemain. Bahkan, Amin mengaku ia kerap kali menjadi tempat curhat para pemain.
"Masseur itu tempat tampungan curhat para pemain, sembari di-massage mereka selalu cerita tentang kisah hidupnya atau keluhan saat latihan, jadi rahasia mereka tuh saya pegang," ujar Amin sembari tertawa.
"Untungnya dulu saat kuliah dibekali ilmu psikologi, jadi mengerti bagaimana cara mengatasi mereka. Karena tidak mudah di usia 17-19 tahun sudah jauh dari keluarga, kamilah yang jadi orang tua mereka," imbuhnya.
Untuk ke depannya, Amin berharap ia bisa terus mengembangkan diri agar tetap dapat berkarier menjadi masseur yang dapat diandalkan.
"Harapan untuk pribadi, semoga saya bisa meningkatkan kapasitas agar bisa lebih efisien untuk membantu pemulihan anak-anak."
"Sedangkan untuk Timnas Indonesia U-19, semoga bisa juara dan saya optimis mereka bisa!" serunya.