Mengenang 3 Duel Persija vs Arema Paling Ikonik, Termasuk Bentrok Pertama Era Profesional
INDOSPORT.COM - Pertemuan dua klub besar di sepak bola Indonesia, Persija Jakarta dan Arema FC, sejak dulu selalu menghadirkan cerita yang bisa dikenang.
Persija Jakarta dan Arema FC akan kembali bertemu pada pekan ke-12 Shopee Liga 1 2019 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Sabtu (3/8/19), nanti sore.
Persija Jakarta sudah berdiri sejak 28 November 1928 dengan nama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ). Salah satu dari tujuh founding father PSSI ini merupakan juara pertama kompetisi Perserikatan (1931).
Sebagai pemegang sembilan gelar Perserikatan plus dua trofi Liga Indonesia, Persija Jakarta menjadi salah satu klub tersukses di kancah sepak bola Indonesia.
Sementara itu, Arema FC yang lebih muda dari Persija Jakarta mentas lewat jalur Galatama mulai 1987. Singo Edan bisa dikatakan merupakan klub spesialis juara turnamen.
Arema FC telah dua kali juara Copa Indonesia (sekarang Kratingdaeng Piala Indonesia) dan Piala Indonesia. Trofi Galatama, Divisi Utama Liga Indonesia, dan Liga Super Indonesia juga pernah dicicipi masing-masing sekali.
Perjalanan Persija Jakarta dan Arema FC mulai bersilangan di era Liga Indonesia. Sejak saat itu, pertemuan tim oranye dan biru laut selalu menarik, terlebih keduanya didukung dua basis suporter terbesar di Indonesia.
Tak heran, pertemuan Persija Jakarta dan Arema FC sebagai tim besar Indonesia selalu menghadirkan drama yang terekam oleh sejarah. Berikut portal berita olahraga INDOSPORT merangkum tiga laga ikonik antara dua klub ini.
1. Babak 8 Besar LI 1999/00
Perjumpaan pertama Persija Jakarta dana Arema di era profesional terjadi di babak 8 besar Liga Indonesia 1999/00, tepatnya Minggu 9 Juli 2000.
Persija Jakarta tumbang 1-2 dari Arema di Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Gol Persija Jakarta dicetak Imran Nahumarury, sedangkan dua gol Arema diborong Rodriguez ‘Paco’ Rubio.
Bukan perkara Persija Jakarta kalah atau kehebatan Paco Rubio yang membuat laga ini ikonik, melainkan keributan dua pemain asing yang menodai pertandingan.
Kronologinya, pemain asing Persija Jakarta, Luciano Leandro, melakukan tackle keras kepada Paco Rubio. Wasit tidak bergeming sehingga membuat Rodrigo Araya menghampiri, mendorong, dan mencengkram kerah baju Luciano.
Spontan, Luciano melayangkan dua pukulan ke wajah Rodrigo. Keributan lantas terjadi dan membuat petugas keamanan ikut turun tangan.
Wasit Yulius Dede akhirnya mengeluarkan kartu kuning untuk Rodrigo Araya dan kartu merah untuk Luciano Leandro. Keributan keduanya nyaris berlanjut saat hendak keluar lapangan, namun petugas dan ofisial berhasil melerai.
Pada akhirnya, baik Persija Jakarta yang dilatih Ivan Kolev dan Arema Malang yang ditangani M. Basri tidak keluar sebagai juara. Liga Indonesia 1999/00 kala itu menjadi milik PSM Makassar.
2. Final Copa Indonesia 2005
Ini merupakan final edisi perdana Copa Indonesia (sekarang Kratingdaeng Piala Indonesia). Arema Malang dan Persija Jakarta bertemu di partai puncak sebagai dua tim terbaik.
Bermain di SUGBK menjadi keuntungan tersendiri bagi Persija Jakarta karena dapat didukung penuh oleh puluhan ribu The Jakmania.
Akan tetapi, nahas bagi Persija Jakarta sebab mereka justru takluk dari Arema Malang lewat pertandingan dua babak plus 30 menit tambahan waktu.
Kegemilangan Adolfo Fatheca dan Roger Batoum kalah dengan sinar Firman Utina sebagai wonderkid yang tengah melejit kala itu. Tidak tanggung-tanggung, Firman Utina sukses mengemas hattrick.
Arema akhirnya meraih juara Copa Indonesia edisi pertama dengan kemenangan 4-3. Kenyataan itu membuat luka Persija Jakarta semakin dalam sebab sebelumnya mereka juga kalah dari Persipura Jayapura dalam final Liga Indonesia 2005 di GBK .
3. Pekan Pertama LSI 2015
Pekan pertama Liga Super Indonesia (LSI) 2015 yang kala itu bertajuk QNB League mempertemukan Arema Cronus vs Persija Jakarta di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (4/4/15).
Tanpa diduga, pertandingan berlangsung sengit. Arema unggul cepat di menit ke-10 lewat Cristian Gonzales. Bambang Pamungkas membalas dua gol sekaligus dan membawa Persija Jakarta unggul 2-1.
Samsul Arif dan Fabiano Beltrame mengantar Arema kembali unggul 3-2. Bambang Pamungkas benar-benar menjadi bintang pada laga itu dengan membukukan hattrick dan membuat skor imbang 3-3.
Greg Nwokolo membuat Persija Jakarta nyaris membawa pulang 3 poin, sebelum akhirnya Fabiano Beltrame mencetak brace dan membuat skor berakhir imbang 4-4.
Nahas, kompetisi QNB League 2015 harus terhenti setelah dibekukan oleh pemerintah pusat. Gresik United menduduki peringkat pertama saat kompetisi dibubarkan tak lama setelah menyelesaikan pekan kedua.