Curhat Agen Pemain Hadapi Gelombang Minat Bintang Brasil ke Liga Indonesia
INDOSPORT.COM - Di dunia si kulit bundar terdapat satu peran yang begitu penting untuk karier pesepak bola dan juga klub, yakni agen pemain.
Tugas mereka adalah mencari dan menaungi pemain berkualitas serta menyalurkannya ke klub-klub yang membutuhkan jasa si pesepak bola.
Peran agen pemain juga begitu penting dalam mengatur kontrak kerja sama antara si pesepak bola dan juga klub yang meminati.
Maka dari itu sang agen harus memiliki koneksi yang kuat. Bisa dibilang juga kalau peran seorang agen pemain tak mudah untuk dijalankan.
Seperti diketahui pada umumnya, agen ternama dunia, yakni Mino Raiola dan Jorge Mendes mampu menyajikan pemain sangat berkualitas untuk klub-klub kawasan Eropa.
Penggila sepak bola pasti tahu Mino Raiola sukses menggaet pemain-pemain apik seperti Paul Pogba, Zlatan Ibrahimovic, hingga Gianluigi Donnarumma.
Sedangkan Jorge Mendes menaungi nama-nama macam Cristiano Ronaldo, Luca Modric, hingga David de Gea kerap berhasil membuat klub yang mereka naungi menjadi juara.
Terlepas dari gemerlapnya sepak bola daratan Eropa, agen pemain juga menyebar ke berbagai negara dan benua, tak terkecuali di Indonesia.
Saat ini saja, khususnya kompetisi sepak bola nasional kasta teratas, yakni Liga 1 2019, banyak sekali klub-klub yang mengontrak pemain asal Brasil (total ada 23 pemain).
Brasil dan Indonesia tampaknya sudah tak bisa dipisahkan begitu saja dalam dunia sepak bola. Lantaran sejak era Galatama, bintang-bintang Brasil sudah meramaikan Liga Indonesia.
Mengingat Brasil mampu menghadirkan bakat-bakat terbaik di dunia sepak bola dunia. Tak jarang mereka bisa begitu awet bermain di Indonesia berkat kemampuannya.
Lantas apa yang menyebabkan gelombang arus pemain-pemain Brasil begitu diminati oleh klub-klub sepak bola Indonesia, khsususnya di kasta teratas?
Salah satu agen pemain asal Indonesia, yakni Afri Marzeli tanpa ragu berbagi kisah kepada awak redaksi media olahraga INDOSPORT.
Seperti diketahui Afri Marzeli menaungi lima pemain Brasil yang berkiprah di Indonesia, yakni Jaimerson da Silva Xavier, Renan Silva, Rafael da Silva, Arthur Cunha, dan Alberto Goncalves (naturalisasi).
Mengulik Pemain Brasil
Afri Marzeli menuturkan kalau dirinya memiliki koneksi dengan salah satu agen kenamaan yang tinggal di Brasil. Mereka bekerja sama dalam menjual pemain ke Indonesia.
"Kebetulan rekan agen saya di Brasil memiliki koneksi yang luar biasa. Siapa saja bisa dia hubungi," buka Afri saat berbincang dengan INDOSPORT.
Dalam mencari pemain yang dibutuhkan klub Liga 1, Afri memulainya dengan melihat usianya dan pernah atau sedang bermain di klub mana saja.
"Lalu saya mengecek terlebih dahulu apakah dia (pemain) punya (riwayat) cedera atau tidak," sambung Afri.
Bukan tanpa sebab Afri melakukan hal tersebut, tentunya dia ingin pemain yang dicari klub Liga 1 memang sangat berkualitas. Maka dari itu Afri begitu detail dalam menyalurkan pemain Brasil ke klub.
Alami Berbagai Kendala
Menjadi agen pemain memang tak mudah, kadang Afri kerap mengalami berbagai kendala kala menyalurkan pemain Brasil ke sebuah klub, khususnya di Indonesia.
"Kesulitan di bahasa. Karena mereka tak bisa Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris, yang dia bisa bicara Bahasa Portugis," papar Afri.
Afri menjelaskan kalau kedatangan bek Jaimerson da Silva Xavier ke Persija 2018 lalu itu tak bisa berbicara bahasa Indonesia ataupun Inggris.
"Jadi kami pakai smartphone (terjemahan) saja untuk mengetahui kemauannya si pemain," bebernya.
Terkadang Afri dibantu oleh penerjemah seperti pemain yang dinaunginya, yakni Arthur Cunha. Sebab bek Arema FC itu sudah bisa bicara bahasa Indonesia.
Afri juga berkisah kalau awalnya William Pacheco sempat tak lolos standar regulasi PT Liga Indonesia Baru (LIB) kala membela Persija Jakarta.
"Karena tak pernah main di setiap level Serie (A, B, C) Brasil, dia lolos, karena saat itu pernah main di Torabika Soccer Championship A (2016)," jelasnya.
Adapula kendala yang sempat dialami pemain lain seperti Jaimerson da Silva Xavier yang sempat telat datang kala direkrut oleh Persija pada awal musim 2018.
"Harusnya dia datang di bulan apa gitu, tahunya paspornya mati. Jadi nunggu lagi. Maka tak semudah yang orang pikir," imbuh Afri.
Pernah juga Afri mengalami kesulitan saat si pesepak bola yang didatangkan sesuai kesepakatan dan tiba di Indonesia malah berbeda pemahaman.
Bicara Kontrak
Terlepas dari hal tersebut, Afri Muzeli tak ragu membicarakan hal yang sensitif kala bicara kontrak pemain yang dinaunginya.
Pasalnya ketika membahas kontrak, setiap pemain pasti memiliki keinginan atau kemauan yang berbeda-beda. Maka sebagai agen harus bisa menjadi perantara yang pas.
Tak jarang ada pemain yang meminta dibawa keluarganya kala bermain di Indonesia. Apalagi kalau sudah bicara nominal gaji yang diterima, Afri sempat kesulitan.
"Karena kami takutnya mereka berpikir jelek, tentang uang kan sensitif. Tapi selama ini sih, karena kami seperti teman, jadi tidak ada masalah," beber Afri.
Selain itu tak jarang pemain Brasil jika ditawari kontrak menjanjikan maka bakal pindah. Namun Afri mengembalikan tawaran tersebut ke si pemain.
"Tapi kalau tawarannya sama (dengan gaji sekarang), maka dia tidak bakal pergi," jelas Afri.
Salah satu pemainnya, yakni William Pacheco, ketika datang pertama kali ke Indonesia mendapat bayaran yang sangat murah bahkan lebih murah dibanding pemain lokal.
Tetapi setelah hijrah ke Liga Super Malaysia Selangor FA (2018) dan kini di Bali United (2019), kini Pacheco tampaknya memiliki bayaran yang tinggi.
Meski demikian Afri menjelaskan kalau pemain yang dibawanya ke Indonesia rata-rata berkualitas dan selalu menjadi andalan timnya.
"Kalau Brasil itu sama dengan Indonesia, teknik dan main agak keras. Kultur Amerika Latin sama dengan Indonesia. Oleh karena itu mereka cepat adaptasi," ucapnya.
Spesialnya Pemain Brasil
Melihat gelombang banyaknya pemain Brasil yang datang ke Indonesia, Afri menjelaskan kalau mereka memiliki kualitas yang di atas rata-rata.
Lantaran pemain lokal Indonesia tidak ada atau jarang yang bermain di liga luar negeri dan bisa dihitung beberapa pemain saja.
Bagi Afri sudah terlihat jelas kalau kualitasnya sangat jauh berbeda. Sebab di Brasil, level permainannya sama seperti pemain asing di liga-liga kawasan Asia Tenggara.
"Kalau saya bawa ke Indonesia, pasti mereka lebih hebat. Karena level mereka sudah pasti lebih jauh dibandingkan dengan Indonesia," ujarnya.
Menurut Afri kalau para bintang Brasil ini biasanya tiap latihan atau bertanding pasti dengan melawan pemain asing, bukan sesama pemain lokal.
Maka dari itu dia kerap membawa pemain Brasil yang memiliki usia masih 28 tahun dengan harga yang tidak begitu mahal dan ketikga datang ke Indonesia selalu sesuai.
"Saya tidak pernah membawa pemain ke sini tapi tidak sesuai. Saya selalu sesuai," pungkas Afri.