Gaji Firza Andika Masih Belum Dilunasi NorthCliff
INDOSPORT.COM - Masa depan karier sepak bola muda asal Medan, Firza Andika, kian tak menentu. Bahkan statusnya tidak jelas bersama klub asal Belgia, AFC Tubize.
Selain itu pemain berusia 20 tahun tersebut telah mengajukan surat pengunduran dirinya yang ditujukan kepada perusahaan tempat ia bernaung, NorthCliff, akhir Juli 2019 lalu.
Dalam surat pengunduran diri tersebut, Firza juga meminta haknya berupa tunggakan gaji selama 6 bulan kepada NorthCliff, selama dirinya bersama AFC Tubize kemarin.
Pasca surat pengunduran diri itu, Firza kembali melayangkan surat kepada NorthCliff perihal rincian tunggakan gajinya. Surat itu ia tujukan langsung kepada CEO PT NorthCliff Indonesia, Erry Sulistio, pada 4 Agustus 2019 lalu.
"Saya mengharapkan jumlah ini dibayarkan dalam waktu tiga hari dari surat ini," demikian salah satu petikan isi surat tagihan tunggakan gaji Firza yang ditujukan kepada NorthCliff.
Namun hingga sepekan lebih surat itu dilayangkan, hingga kini Firza belum juga mendapatkan kepastian perihal haknya kapan gajinya dari oleh NorthCliff.
Sementara itu, Director 2Touch yang awalnya bekerja sama dengan NorthCliff sebagai agen Firza, Khairul Asyraf, mengaku sangat miris dan prihatin dengan nasib yang menimpa Firza.
Bahkan dia sangat menyayangkan tidak ada sedikitpun respons dari NorthCliff perihal surat tersebut, baik dari CEO NorthCliff, Erry Sulistio maupun CEO NorthCliff Sport, Muslich Wijaya
“Permasalahannya, perusahaaan yang memegang aset 180 juta dolar AS ini tapi tidak dapat bayar gaji Rp100-an juta ke Firza dan uang sponsor Rp3 miliar ke AFC Tubize,” bebernya kepada INDOSPORT, Rabu (14/08/19).
"Kalau Firza itu memang benar mereka sponsori. Dan dengan mensponsori itu mereka telah mendapat tanggapan positif dari publik, saya pikir juga telah membantu mereka mendapat investasi karena publik melihat mereka sebagai sebuah perusahaan yang kredibel. Tapi kenyataannya berbeda,” pungkasnya.
Kini nasib Firza Andika sendiri tak menentu. Bahkan eks pemain Timnas U-19 Indonesia dan PSMS Medan itu bermain bola Tarkam (antar kampung) untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya sehari-hari.