Franck Ribery dan Asa Fiorentina Kembali ke Papan Atas Serie A Italia Musim Ini
INDOSPORT.COM - Sebuah langkah kejutan diambil oleh klub Serie A Italia, Fiorentina di bursa transfer musim panas ini. Mereka baru saja resmi mendapatkan tanda tangan mantan bintang Timnas Prancis, Franck Ribery pada Rabu (22/08/19).
Dirinya akan mendapat kontrak selama dua musim di Stadion Artemio Franchi, dengan gaji sebesar 4 juta euro (Rp63 miliar) setiap tahunnya ditambah beberapa bonus sebagaimana diberitakan oleh Football Italia.
Franck Ribery merupakan pemain ketujuh yang didatangkan Fiorentina di bursa transfer musim ini, setelah dilepas secara gratis oleh Bayern Munchen.
Sebelumnya, klub besutan Vincenzo Montella itu sudah merekrut enam pemain, yakni Erick Pulgar, Aleksa Terzic, Pol Lirola, Kevin-Prince Boateng, Milan Badelj, dan Riccardo Baroni.
"Halo Fiorentina. Babak baru bagi saya dan keluarga sudah dimulai. Saya merasa diberkati dan bahagia dengan menandatangani kontrak baru di klub hebat dan kota besar ini," tulis Ribery di akun media sosial Twitter-nya.
"Saya tak sabar melihat masa depan dengan rekan tim baru saya dan seluruh penggemar fantastis di sini," sambungnya.
Yang Memutuskan Frank Ribery ke Fiorentina
Keputusan winger berusia 36 tahun bergabung dengan Fiorentina, sempat menimbulkan rasa heran di benak para pecinta sepak bola dunia.
Pasalnya, dengan usia yang sudah tidak muda lagi, ia malah memilih tetap bermain di kasta tertinggi dengan tensi persaingan yang cukup sengit, ketimbang berkarier di luar Eropa dengan iming-iming gaji besar yang datang kepadanya.
Adapun beberapa klub yang dirumorkan mendekati mantan pemain Marseille itu adalah Dynamo Moscow, Spartak Moscow, dan Al Nasr.
Lantas apa yang membuat pemain sekelas Franck Ribery memutuskan bersedia bergabung dengan tim papan tengah Fiorentina? Alasannya cukup sederhana.
"Memilih Florence itu mudah! Ini adalah kota seni, cinta, dan dia sudah berbicara bahasa Italia dengan cukup baik. Istrinya mencintai Florence," kata konsultan Fiorentina, Joe Barone mengutip Football Italia.
"Dia ditawari uang yang banyak di tempat lain, tetapi dia memilih Fiorentina untuk klub yang sedang tumbuh. Dia melihat di bandara betapa pentingnya para fans dalam pilihan ini," ungkapnya.
Pukulan Telak Klub Serie A
Di sisi lain, kabar keberhasilan Fiorentina memboyong Franck Ribery ini menjadi pukulan telak, bagi beberapa klub Serie A Italia lain yang mempunyai nama besar di Italia, Eropa hingga Dunia salah satunya adalah AC Milan.
Tim pengoleksi 7 gelar Liga Champions tersebut justru kesulitan, mendatangkan pemain berlabel bintang di bursa transfer dalam beberapa tahun terakhir.
Alhasil, Rossoneri hanya mampu memboyong pemain kelas dunia dengan usia yang relatif muda. Sayangnya, kebijakan tersebut berimbas terhadap performa dan prestasi mereka merosot di liga domestik.
Nama besar dengan sejarah panjang, rupanya tidak membuat Ribery silau untuk lebih memilih salah satu tim besar Italia dan lebih memilih gabung ke tim yang musim lalu finis di peringkat ke-16 di Serie A Italia.
Kebangkitan Fiorentina di bursa transfer musim ini yang bisa menarik minat pemain berkualitas, bisa menjadi ancaman beberapa tim papan atas di kompetisi musim ini, seperti Atalanta yang tampil mencuat musim lalu sebagai kuda hitam.
"Saya sudah berbicara dengan Fiorentina selama beberapa pekan terakhir dan juga dengan (Luca) Toni, yang memberitahu saya bahwa Fiorentina adalah klub hebat dan kota yang indah," ujar Ribery.
Tim asuhan Gian Piero Gasperini itu mampu finis di peringkat tiga dan lolos ke Liga Champions, untuk pertama kalinya dalam sejarah klub. Menariknya, mereka mengakhiri kompetisi di atas tim sekelas Inter Milan, AC Milan, dan AS Roma.
Karier Singkat Franck Ribery
Dua tahun berikutnya, Bayern Munchen meminangnya dengan memecahkan rekor transfer kala itu sebesar 25 juta euro. Di Jerman, Ribery mempunyai puncak karier yang gemilang.
Dirinya memenangi German Footballer of The Year pada tahun 2008, masuk tiga besar nominasi Ballon d'Or 2013 bersama Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, meraih pemain terbaik Eropa tahnu 2013.
Dan beberapa gelar Bundesliga serta DFB Pokal, termasuk meraih treble di tahun 2013 selama 12 tahun berkarier di Stadion Alianz Arena.
Penampilan apiknya itu juga rupanya merambah saat memperkuat Timnas Prancis. Sejak kali pertama dipanggil oleh pelatih Les Bleus, Raymond Domenech pada tahun 2006, dia telah mencatatkan 81 penampilan dengan raihan 16 gol, sebelum akhirnya pensiun pada tahun 2014 lalu.