Bencana di Laga Perdana, AC Milan Korban Pertaruhan 'Ngawur' Giampaolo
INDOSPORT.COM - Performa mengecewakan kembali ditampilkan AC Milan di laga pembuka perdana Serie A Italia, Senin (25/08/19) dini hari WIB.
I Rossoneri harus takluk 1-0 saat melawat ke markas klub papan tengah, Udinese, di Stadion Dacia Arena.
Tak hanya hasil akhir yang mengecewakan, AC Milan pun secara keseluruhan gagal menampilkan permainan yang impresif dengan formasi 4-3-1-2. Tercatat, tak ada peluang emas yang diciptakan para penggawa Milan.
Dari 14 tembakan, tak ada satu pun yang mengarah tepat ke gawang. Jumlah ini kalah dengan Udinese yang menciptakan 17 tembakan dengan enam di antaranya mengarah ke gawang.
Tanda-tanda hasil buruk ini sebenarnya sudah mulai terbaca sejak sebelum pertandingan. Pelatih Marco Giampaolo terlihat bertaruh dengan susunan pemainnya.
Pertaruhan 'Ngawur' Giampaolo
Pada lawatan ke markas Udinese, AC Milan menurunkan Donnarumma, Calabria, Musacchio, Romagnoli, Rodriguez, Borini, Calhanoglu, Lucas Paqueta, Suso, Castillejo, dan Piatek dalam formasi 4-3-1-2.
Sejumlah pertaruhan pun dilakukan Giampaolo, Di antaranya adalah dengan menjadikan Fabio Borini sebagai gelandang kanan serta Calhanoglu sebagai regista alias gelandang bertahan.
Kita pun tahu bahwa kedua pemain tersebut bukan dalam formasi terbaiknya. Calhanoglu adalah pemain berposisi asli gelandang sayap kiri/kanan atau penyerang lubang, sementara Borini adalah pemain sayap.
Pertaruhan ini pun terbukti 'ngawur' karena walau mampu menguasai bola, Milan gagal menciptakan peluang berbahaya untuk striker mereka di depan.
Fabio Borini bahkan harus ditarik di awal babak kedua dan digantikan oleh Franck Kessie yang notabene adalah empunya posisi asli.
Aroma eksperimen pada formasi Milan juga terlihat ketika memaksakan Samu Castillejo sebagai striker menemani Piatek. Cara ini sebenarnya sudah pernah dicoba oleh Giampaolo di sejumlah laga pramusim.
Namun tak ada satu pun dari laga pramusin itu yang terlihat meyakinkan. Maklum, Castillejo adalah pemain bertipe sayap yang biasa beroperasi pada formasi 4-3-3. bukan 4-3-1-2.
Tak cuma itu, Giampaolo membuktikan omongannya dengan menempatkan Suso pada peran sentral yakni menjadi trequartista alias penyerang lubang.
Penempatan Suso di posisi ini sejatinya sempat mengundang pro dan kontra. Di laga melawan Udinese, Suso akhirnya gagal menunjukkan permainan yang menjanjikan seperti saat bersua Manchester United di ajang ICC 2019.
Alih-alih jadi trequartista, Suso malah terlihat kewalahan ketika membawa bola meleawati pemain-pemain Udinese di garis tengah lapangan Ujung-ujungnya, Suso pun main lebih ke pinggir dengan umpan-umpan cut-back yang jadi ciri khasnya.
Kondisi ini pun makin diperparah dengan kenyataan bahwa AC Milan bermain dengan pemain-pemain lama mereka sepanjang babak pertama.
Ismael Bennacer pemilik posisi asli gelandang bertahan baru dimasukan di akhir babak kedua. Rafael Leao yang lebih cocok menjadi striker juga baru masuk di separuh akhir babak kedua.
Cuma Demi Suso
Pelatih AC Milan, Marco Giampaolo, kabarnya siap untuk mengubah formasi skuadnya hanya demi memberi tempat terbaik untuk pemain mereka, Suso.
Dikabarkan laman portal berita olahraga Sky Sport, Giampaolo kabarnya rela mengubah formasinya dari 4-3-1-2 andalannya, menjadi 4-3-3 atau 4-3-2-1.
Tentu, hal ini juga akan melibatkan perubahan posisi bagi beberapa pemain lain, tapi yang penting bagi Giampaolo adalah agar Suso bisa bermain bagus.
"Pertandingan ini tidak memberikan saya banyak indikasi positif," ujar Giampaolo.
"Mungkin saya telah berusaha membuat tiga pemain di lini depan melakukan sesuatu yang bukan kemampuan natural mereka." ungkap Giampaolo.
Kabar ini tentu saja sangat mengkhawatirkan bagi fans Milan. Mengapa? Sepanjang persiapan pramusim AC Milan menyiapkan formasi 4-3-1-2 di bawah Giampaolo.
Lalu karena satu pertandingan dan satu pemain saja Milan akhirnya harus mengganti formasi 4-3-3 seperti musim lalu.
Suso seperti yang kita ketahui, adalah salah satu pemain penting di AC Milan. Namun, ia bukanlah pemain kelas dunia layaknya Ronaldo atau Lionel Messi yang bisa memberikan banyak perbedaan tiap menyentuh bola sehingga harus 'dianakemaskan'.
Mengapa Giampaolo tidak mencoba menempatkan Lucas Paqueta atau Hakan Calhanoglu saja yang secara alami memiliki kemampuan bermain di posisi penyerang lubang/trequartista?
Milan masih memiliki gelandang lain seperti Ismael Bennacer, Franck Kessie, Rade Krunic, Giacomo Bonnaventura, dan Lucas Biglia yang siap menopang kerja Calhanoglu atau Paqueta di belakang.
Jika AC Milan bertumpu pada formasi 4-3-3 layaknya Gattuso musim lalu, maka pembelian pemain di bursa transfer musim panas ini menjadi hal yang absurd karena tak berkaca taktik pelatih baru.