Inter Milan, Si David yang Tak Gentar Hadapi Goliath Grup F Liga Champions
INDOSPORT.COM – Tergabung dalam grup F di Liga Champions musim ini, mampukah Inter Milan lolos dari tempat yang disebut sebagai neraka itu?
Bak David yang akan menghadapi para Goliath, Inter Milan bisa dikatakan sial dalam karena harus tergabung di grup neraka Liga Champions 2019/20.
Bagaimana tidak, Inter Milan harus tergabung bersama raksasa seperti Barcelona dan Borussia Dortmund serta ada tim penuh kejutan yaitu Slavia Praha. Sontak status Inter Milan menjadi underdog dalam ajang Liga Champions.
Padahal, Inter Milan sejatinya termasuk dalam golongan klub raksasa di Eropa dengan jumlah trofi Liga Champions mencapai 3 gelar. Di mana gelar terakhir itu sendiri mereka dapatkan pada musim 2009/10.
Namun sejak musim 2011/12, Inter Milan mendadak absen dari pagelaran Liga Champions sebelum akhirnya berhasil kembali lagi pada edisi lalu. Itupun langkah Inter Milan langsung terhenti di babak grup oleh Barcelona dan Tottenham Hotspur.
Kini dengan bertemu lagi dengan Barcelona dan raksasa Jerman, Borussia Dortmund, sangat wajar rasanya Inter Milan kini tampak seperti david yang tengah dikepung goliath.
Namun begitu sebenarnya menyambut musim yang baru ini, Inter Milan sudah berubah.
Kini Inter Milan tampak seperti david yang tak gentar menghadapi kepungan duo goliath dalam diri Barcelona dan Borussia Dortmund, mengapa begitu?
1. Potensi Inter Milan Atasi Borussia Dortmund dan Barcelona
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Inter Milan telah melakukan perombakan tim secara besar-besaran dengan mendatangkan Diego Godin dari Atletico Madrid, Stefano Sensi dari Sassuolo, Alexis Sanchez dan Romelu Lukaku dari Manchester United.
Tak hanya dari komposisi pemain, di posisi pelatih, Inter Milan juga telah memulangkan sosok yang sarat pengalaman seperti Antonio Conte. Dengan kehadiran Conte dan sejumlah pemain baru, sejatinya Inter Milan tak perlu gentar melawan Barcelona dan Dortmund
Borussia Dortmund
Pertama kita bahas mengapa Inter Milan bisa mengatasi Borussia Dortmund. Perlu diketahui kalau Dortmund memiliki kelemhan di lini pertahanannya sehingga membuat mereka terdepak di babak 16 besar musim lalu dari Tottenham Hotspur.
Saat itu, pelatih Tottenham Hotspur, Mauricio Pochettino menyadari kalau Dortmund sangat lemah dalam mengantisipasi bola crossing. Oleh karena itu ia menginstruksikan Jan Vertonghen dan Serge Aurier untuk sering memberikan crossing ke tengah kotak penalti Dortmund.
Hasilnya di leg pertama saat itu, Tottenham sukses menang telak 3-0 atas Dortmund yang tidak berdaya ketika kelamahannya dieksploitasi. Inter Milan bisa mengambil pelajaran itu untuk dijadikan senjata saat bertemu dengan Dortmund.
Dan tampaknya strategi memberikan umpan silang akan mudah saja dilakukan jika mengingat Inter Milan memiliki sosok penyerang bertubuh tinggi besar seperti Romelu Lukaku.
Asal Antonio Candreva mampu memberikan umpan akurat pada Lukaku, harusnya Inter mudah untuk mengalahkan Dortmund.
Terlebih di musim ini di Bundesliga Jerman, sepertinya Dortmund belum menyelesaikan permasalahannya di lini belakang setelah tak pernah clean sheets hingga pekan kedua.
Barcelona
Jika Dortmund bisa dilewati Inter Milan, maka lawan selanjutnya adalah Barcelona yang juga memiliki potensi untuk dikalahkan.
Kemenangan telak Liverpool atas Barcelona dalam leg kedua semifinal Liga Champions musim lalu sebenarnya bisa dijadikan pelajaran oleh Inter Milan.
Setidaknya ada dua kelemahan yang dapat dieksploitasi oleh Inter Milan yaitu pertama Barcelona selalu lambat dalam mengatur barisan pertahanan ketika menghadapi situasi set piece dari lawan. Dan yang kedua, pertahanan Barcelona lemah dalam duel udara.
Selain itu, Inter Milan boleh berharap pada Antonio Conte yang pernah berhadapan langsung dengan Barcelona asuhan Ernesto Valverde saat masih membesut Chelsea. Ketika itu di leg pertama babak 16 besar Liga Champions musim 2017/18.
Secara mengejutkan Chelsea sanggup menahan imbang Barcelona, 1-1 yang saat itu masih diperkuat Andreas Iniesta. Bahkan seharusnya Chelsea dapat memenangi laga itu andai dua tembakan Willian tak menghantam tiang gawang.
Ketika itu, strategi Conte sukses membuat Barcelona mati kutu meski telah menguasai ball possession hingga 74%. Berkaca pada kejeniusan Conte di laga itu yang sanggup menyulitkan Barcelona, Inter Milan boleh berharap bisa diulangi lagi nanti.
Jadi Inter Milan sama sekali tidak gentar menghadapi Barcelona dan Dortmund, justru sebaliknya mereka siap memberi kejuatan.