Jadi Harapan Terakhir PSMS Medan untuk Promosi ke Liga 1 2020, Apa Jafri Sastra Bisa?
INDOSPORT.COM - Klub sepak bola Liga 2 2019, PSMS Medan baru saja resmi menunjuk pelatih anyar, yakni Jafri Sastra usai Abdul Rahman Gurning menyatakan mundur.
Eks pelatih PSIS Semarang dan Semen Padang itu langsung diperkenalkan ke publik di Sekertariat PSMS Medan, Komplek Stadion Kebun Bunga, Medan, Minggu (08/09/19) kemarin sore.
Jafri Sastra mengungkapkan rasa optimisnya bisa kembali mengangkat PSMS yang saat ini tengah terpuruk dan berjuang untuk kembali berada di papan atas Liga 2 2019 Wilayah Barat, dengan target utama lolos ke babak 8 besar.
"Kita harus optimis, tidak boleh pesismis. Walaupun kita sudah melalui pertandingan hasilnya bagus tapi belum positif saja. Bagaimana tujuh pertandingan kita lebih positif lagi,” ujar Jafri Sastra.
"Saya ke sini, Insya Allah melakukan hal-al yang meningkatkan motivasi dan bisa melakukan hal positif dan bisa memenangkan pertandingan. Dengan posisi (PSMS) yang sekarang, kita harus fokus dan bekerja keras, agar lebih siap menghadapi sisa pertandingan ini,” lanjutnya.
Bersama Abdul Rahman Gurning hingga laga terakhir menghadapi Perserang Serang, PSMS Medan sudah melakoni 15 pertandingan Liga 2 2019. Tim berjuluk Ayam Kinantan itu mencatat tujuh kemenangan, tiga hasil imbang dan kalah lima kali.
Kini PSMS Medan yang awal Liga 2 2019 masih berkutat di papan atas, keluar dari empat besar dengan menduduki peringkat ke-7 klasemen sementara. Bahkan mereka bisa tergusur oleh Babel United yang hanya selisih dua poin di urutan ke-8.
Apakah dengan mengganti pelatih kepala bisa menjadi solusi untuk PSMS Medan? Apakah seorang Jafri Sastra bisa memberi perubahan untuk PSMS dan membawa mereka kembali ke Liga 1 musim depan?
Berikut INDOSPORT coba mengulas jejak karier Jafri Sastra selama menjadi pelatih sejak tahun 2012 lalu, hingga terakhir dia melatih PSIS Semarang di Liga 1 2019 pada Agustus lalu.
Gelar Juara Pelatih Anyar PSMS Medan, Jafri Sastra
Meski belum pernah melatih klub sekaliber Persib Bandung atau Persija Jakarta, Jafri Sastra ternyata cukup berprestasi dengan menyumbang gelar juara untuk klub yang dilatihnya.
Seperti gelar juara Liga Primer Indonesia 2011-12 yang dia sabet bersama Semen Padang. Meski kompetisi saat itu merupakan liga tandingan, kemampuan Jafri Sastra untuk memimpin sebuah tim patut diancungi jempol.
Jafri Sastra makin mengukuhkan dirinya bukan lagi pelatih sembarang. Pada tahun 2015, dia berhasil mengantarkan Mitra Kukar mengangkat trofi juara Piala Jenderal Sudirman, uniknya di babak final dia mengalahkan mantan timnya, Semen Padang.
Karier kepelatihan Jafri Sastra di sepak bola Indonesia makin mentereng. Hanya dalam kurun waktu setahun, dia menjuarai Indonesia Soccer Championship A bersama Persipura Jayapura.
Saat melatih Persipura, di sinilah terlihat kualitas Jafri Sastra yang tak bisa lagi dipandang remeh. Persipura dibawanya kembali mencicipi gelar juara di kompetisi Indonesia Soccer Championship A 2016, dengan total 68 poin dari 34 pertandingan selama semusim.
Jafri Sastra Sudah Terbukti Mampu Angkat Performa Tim
Kemampuan Jafri Sastra mengangkat performa tim yang sedang berantakan sudah terbukti dalam kurun waktu satu tahun terakhir.
Dimulai saat dia menerima pinangan Persis Solo jelang Liga 2 musim 2018 dimulai. Saat Jafri Sastra masuk, Persis Solo sedang dalam kondisi internal yang tidak bagus, usai pengunduran diri mengejutkan pelatih sebelumnya, Freddy Muli.
Tapi nasib sial untuk Jafri Sastra usai dirinya dipecat oleh Persis Solo. Padahal selama 13 pekan Liga 2 2018, Jafri Sastra mampu mengantarkan Persis bertengger di urutan kedua klasemen sementara.
Tidak butuh waktu lama untuk Jafri Sastra menganggur, belum dua minggu usai dipecat Persis, dia diumumkan secara resmi menjadi pelatih anyar PSIS Semarang pada akhir Agustus 2018 lalu.
Saat itu manajemen PSIS Semarang memang tak puas dengan kinerja pelatih asal Italia, Vincenzo Alberto Annese. Bahkan saat Jafri Sastra ditunjuk sebagai pelatih, PSIS Semarang berada di zona degradasi, tepatnya peringkat ke-17 klasemen sementara Liga 1 2018.
Bersama PSIS, Jafri Sastra memainkan pertandingan debutnya sebagai pelatih pada pekan ke-21 tanggal 12 September 2018 lalu. Uniknya, yang dia hadapi adalah PSMS Medan, tim yang sekarang dia tukangi.
Pada laga debutnya, PSIS Semarang berhasil membawa pulang tiga poin dari Stadion Teladan, markas PSMS Medan. Setelah menghadapi PSMS, Jafri langsung merasakan kekalahan perdananya bersama PSIS.
PSIS Semarang harus bertekuk lutut di markas Persija Jakarta dengan skor tipis 1-0 di pekan ke-22. Tapi setelah kekalahan itu, performa PSIS langsung menanjak drastis.
Mereka mampu tak terkalahkan dalam lima pertandingan ke depan, dengan catatan empat kemenangan dan hanya sekali imbang. Sebelum akhirnya kembali kalah, PSIS pun sudah menjauh dari jurang degradasi, yaitu peringkat ke-11.
Kejutan juga berhasil diberikan oleh Jafri Sastra, saat PSIS Semarang berhasil melumat Persib Bandung dengan skor 3-0 di kandang sendiri. Kemenangan ini membuat mereka naik ke urutan ke-10 klasemen sementara Liga 1 2018 pekan ke-31.
Meski menelan kekalahan di pekan penutupan Liga 1 2018 dari Persebaya Surabaya di laga tandang, PSIS Semarang mengakhiri musim di urutan ke-10. Mereka yang sebelumnya dianggap bakal kembali terdegradasi, berhasil bertahan di Liga 1 2018.
Bermodalkan pengalaman Jafri Sastra menukangi beberapa tim, khususnya saat menyelamatkan PSIS Semarang dari jurang degradasi Liga 1 2018, nampaknya dia sosok yang tepat untuk PSMS Medan.
Mungkin menaruh harapan di pundak Jafri Sastra untuk mengangkat performa PSMS Medan di Liga 2 2019, dan mungkin bisa promosi ke Liga 1 2020 musim depan, bisa menjadi pilihan tepat untuk para suporter Ayam Kinantan. Semoga saja.