Fan Wanita asal Iran Meninggal usai Bakar Diri, FIFA Kirim Pesan Duka
INDOSPORT.COM – Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) mengirimkan pesan duka atas meninggalnya seorang fan wanita sepak bola, Sahar Khodayari, setelah nekat membakar diri usai menerima dakwaan.
Sahar Khodayari, nama penggemar wanita itu meninggal dunia di rumah sakit awal pekan ini setelah mengalami luka bakar 90 persen di sekujur tubuhnya.
Khodayari yang dikenal dengan julukan ‘Blue Girl’ karena menggemari tim sepak bola di Iran, Esteghlal, membakar dirinya di luar pengadilan, usai menerima dakwaan karena nekat memasuki stadion.
Insiden ini tak luput dari perhatian FIFA, yang langsung memberikan komentarnya melalui akun resmi di Instagram.
“Hari ini kami mendengar kabar yang sangat menyedihkan dari Iran, dan sangat menyesal atas tragedi ini. FIFA menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman Sahar,” tulis FIFA.
“FIFA menegaskan kembali seruan kami pada otoritas Iran, untuk memastikan kebebasan dan keamanan setiap wanita yang ingin menonton pertandingan resmi, untuk mengakhiri larangan ke stadion bagi wanita di Itan.”
Selain FIFA, ungkapan bela sungkawa juga diberikan oleh bintang Manchester United, Paul Pogba, dan klub Serie A Italia AS Roma.
“Kekuatan dan doa untuk keluarga dan teman-teman Sahar Khodayarsi,” tulis Pogba di akun Twitternya.
“AS Roma tengah bahagia hari ini tapi hati kami berduka untuk Shahar Khodaryasi. Pertandingan yang indah sejatinya menyatukan kita, bukan memecah belah kita, itulah mengapa kami membentuk AS Roma Persi tahun lalu. sekarang saatnya semua orang di Iran diijinkan menikmati pertandingan sepak bola bersama,” tulis As Roma di Twitter.
Perlu diketahui, Khodayari didakwa hukuman penjara enam bulan usai tertangkap mengenakan wig dan mantel demi bisa menyaksikan Esteghlal menghadapi tim dari Uni Emirat Arab, Al Ain pada Laga Liga Champions Asia, Maret 2019 lalu.
Dia didakwa lantaran telah menentang peraturan yang melarang kaum wanita menyaksikan pertandingan sepak bola. Peraturan ini telah berlaku sejak Revolusi Islam 1971 di negara tersebut.