Bukan Pelatih, Ini Akar Masalah Timnas Indonesia Versi Peri Sandria
INDOSPORT.COM - Akhir-akhir ini nampaknya muncul kebiasaan baru untuk publik sepak bola. Jika tim kesayangannya kalah, maka tagar dengan nama sang pelatih ditambah kata “Out” akan segera menjamur di berbagai lini masa media sosial. Bukan hanya kepada klub lokal, tetapi juga untuk Timnas Indonesia.
Namun kini tidak hanya di media sosial, protes pergantian pelatih pun benar-benar direalisasikan dengan mudahnya di sebuah klub bahkan untuk timnas Indonesia.
Melihat fenomena tersebut, penggawa andalan Timnas Indonesia era 90-an, yakni Peri Sandria mengaku gerah. Menurutnya, pergantian pelatih bukanlah solusi yang tepat untuk memperbaiki performa timnas.
“Sebenarnya Timnas Indonesia sudah bagus, hanya yang saya sayangkan perangkat timnas sekarang itu nggak ada yang permanen. Ibarat rumah, jangan main pindah saja kalau ada kerusakan tetapi perbaiki apa saja yang rusak,” ujar Peri kepada INDOSPORT.com.
“Sama, timnas Indonesia jangan sedikit-sedikit ganti pelatih. Kesananya kita nggak akan pernah punya tim bagus. Coba para pelatih ini dikasih kesempatan dan waktu dulu, jangan ketika gagal langsung diganti,” tegas dia.
Bahkan, peraih sepatu emas di Liga Indonesia 1 pada musim 1994-1995 ini beranggapan bahwa banyak pelatih Indonesia yang mumpuni dalam mengelola timnas Indonesia, asal diberi kesempatan. Ia dengan gamblang langsung menyebut dua nama pelatih lokal, yakni Rahmad Darmawan dan Indra Sjafri.
“Tidak usah pakai pelatih asing sebenarnya, Indonesia juga punya banyak pelatih bagus. Kan banyak yang sudah sertifikasi tinggi-tinggi, sayang kan? untuk apa?” ungkapnya.
Di sisi lain, Peri tidak menyesalkan keputusan PSSI untuk menunjuk Simon sebagai pelatih timnas Indonesia. Ia berharap semoga tidak ada lagi pergantian pelatih dalam waktu yang singkat hanya karena kekalahan dalam satu pertandingan.
“Saya pernah bersama dengan Simon McMenemy di Pelita Bandung Raya, dia memang punya kualitas yang bagus dan muda. Nah, kalau bisa dia dikasih kesempatan dulu jangan karena kalah langsung di-cut. Kapan chemistry pelatih dan pemain ketemunya,” pungkasnya.