Selamat Datang, Pengadilan Zinedine Zidane di Real Madrid
INDOSPORT.COM - Bulan September hingga awal Oktober 2019 ini bak pekan-pekan pengadilan bagi Zinedine Zidane di mana status sebagai pelatih Real Madrid tengah dipertaruhkan.
Kepulangan Zinedine Zidane ke Real Madrid pada Maret 2019 lalu sejauh ini di luar ekspektasi. Pelatih yang membawa Los Blancos juara Liga Champions tiga musim beruntun itu malah tengah tersudut akibat hasil kurang meyakinkan di awal 2019/20.
Sampai pekan ketiga LaLiga musim ini, Real Madrid meraih satu kemenangan dan dua seri. Mereka bermain imbang di dua partai terakhir, yakni 1-1 dengan Real Valladolid (25/8/19) dan 2-2 dengan Villarreal (2/9/19).
Sebagai pelatih, Zidane pun bertanggung jawab atas performa timnya. Dia diharapkan dapat menemukan solusi sehingga Real Madrid kembali ke jalur kemenangan.
Jika kembali sulit meraih kemenangan, bukan mustahil posisi Zidane sebagai pelatih Real Madrid tinggal menunggu waktu untuk perpisahan.
Hal ini bisa saja terjadi. Apalagi, ada isu muncul di Spanyol bahwa Zidane berpotensi dipecat dan digantikan Jose Mourinho.
"Kita mungkin akan melihat pelatih baru di Real Madrid pada Desember," ujar jurnalis kenamaan Spanyol, Guillem Balague, kepada BBC.
Maka, laga-laga Real Madrid berikutnya bisa menjadi pengadilan akan nasib Zinedine Zidane sebagai juru taktik di Santiago Bernabeu.
Pengadilan yang dipastikan berat karena padatnya jadwal Real Madrid. Terhitung mulai akhir pekan ini, Sergio Ramos dkk. harus memainkan tujuh pertandingan dalam 22 hari saja!
Perinciannya, lima pertandingan LaLiga Spanyol di mana Real Madrid harus melawan Levante (14/9/19), Sevilla (23/9/19), Osasuna (26/9/19), Atletico Madrid (29/9/10), dan Granada (5/10/19).
Lalu, dua pertandingan lain dilakoni di Liga Champions, yaitu melawan Paris Saint-Germain (19/9/19) dan Club Bruges (1/10/19).
1. 2 Pekerjaan Rumah
Di awal musim 2019/20, setidaknya ada dua pekerjaan rumah yang harus dituntaskan Zinedine Zidane bila ingin terus melatih Real Madrid.
PR pertama ialah fokus pemain di 20 menit akhir pertandingan, terutama di lini belakang. Semua empat gol kemasukan El Real di LaLiga musim ini nyatanya selalu tercipta pada periode tersebut.
Sebagai catatan, total empat kebobolan itu sudah lebih banyak dari yang mereka derita hingga pekan ketiga LaLiga 2018/19, yakni dua kemasukan saja.
Saat mengalahkan Celta Vigo 3-1 di pekan pembuka LaLiga 2019/20, Real Madrid kemasukan gol tuan rumah di masa injury time lewat Iker Losada.
Lalu, pemain Real Valladolid, Sergi Guardiola, mencetak gol penyama kedudukan 1-1 pada menit ke-88. Kemudian, Moi Gomez membukukan gol Villarreal kedua pada menit ke-74 awal September lalu.
Artinya, Zidane perlu lebih keras menginstruksikan soal konsentrasi hingga menit terakhir kepada tim asuhannya.
Lalu, PR kedua ialah formasi. Zidane memang sempat mengungkapkan pada April 2019 silam bahwa ia akan meninggalkan pola 4-3-3 favoritnya untuk musim 2019/20.
Akan tetapi, pelatih asal Prancis itu masih mencari-cari skema paling tepat. Pasalnya, ia menggunakan formasi berbeda di tiga laga LaLiga 2019/20.
Kontra Celta Vigo, Zidane masih memakai 4-3-3. Dia kemudian mengubah formasi menjadi 4-1-4-1 vs Valladolid. Terakhir, Zizou mencoba 4-4-2 melawan Villarreal.
Gonta-ganti formasi mengharuskan pemain untuk beradaptasi. Hal ini dapat mengganggu upaya Real Madrid untuk konsisten meraih kemenangan. Maka, penting bagi Zinedine Zidane untuk menetapkan pola yang ia mau untuk 2019/20.