x

Perlukah Wasit Asing Kembali Pimpin Liga 1?

Senin, 23 September 2019 15:13 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Pemain Semen Padang melakukan protes kepada wasit saat pertandingan menghadapi Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Rabu (18/09/2019).

INDOSPORT.COM - Wasit kembali menjadi sorotan dalam perjalanan kompetisi Liga 1 2019. Tiap bulannya selalu saja ada keputusan kontroversial wasit yang bikin Liga 1 makin ramai. 

Kerusuhan yang pecah pascalaga Persela Lamongan vs Borneo FC (29/07/19) lalu merupakan buntut dari protes kedua klub atas kepemimpinan wasit Wawan Rapiko.

Penyelenggaraan Liga 1 musim ini memang kerap dipenuhi hal-hal yang memancing perdebatan. Bisa berupa pengesahan atau penganuliran gol, penentuan pelanggaran, dan tentu saja pemberian penalti.

Baca Juga

Terkadang keputusan yang tepat dari wasit pun bisa dipandang salah karena kontruksi yang terlanjur terbangun bahwa wasit-wasit Indonesia tidak kompeten. 

Cukup beralasan memang jika klub atau pun suporter melakukan protes kepada keputusan-keputusan kontroversial dari wasit. Faktanya, PSSI sendiri juga buka-bukaan saat memberikan sanksi kepada wasit-wasit Liga 1. 

Setelah memasuki pekan ketiga bergulirnya Liga 1 2019, PSSI sudah harus mengevaluasi wasit. Sebanyak tujuh wasit dipanggil guna dimintai keterangan. 

Ketika itu, salah satu wasit yang dipanggil adalah Armyn Dwi Suryathin yang memimpin laga PSS Sleman vs Semen Padang. 

Semen Padang berhasil unggul terlebih dulu melalui gol Rosad Setiawan sebelum akhirnya dibalas oleh tuan rumah melalui tendangan penalti Brian Ferreira yang dinilai lahir berkat keputusan kontroversial. 

Lalu pertanyaannya adalah, perlukah Liga 1 2019 kembali menggunakan jasa wasit asing? 

Wasit Asing di Liga 1

Wasit asing bukanlah barang baru bagi kompetisi Liga 1. Sejak musim 2017 lalu PT LIB telah menggunakan jasa beberapa wasit asing dari Australia dan negara Asia lainnya demi pertandingan yang lebih adil. 

Peningkatan kualitas memang didapatkan, namun semuanya seakan sirna usai insiden yang melibatkan wasit Australia, Shaun Evans. Kala itu Shaun Evans dengan kontroversial menganulir gol Ezechiel dan menghentikan laga Persija vs Persib 10 menit sebelum waktu normal sebagai buntut protes dari kubu Maung Bandung.

Akhirnya, pada musim 2018 PSSI dan PT LIB pun memutuskan untuk tak menggunakan wasit asing. Sebagai gantinya, Departemen Wasit PSSI mendatangkan tiga instruktur asal Jepang untuk memberikan materi pelatihan bagi wasit-wasit lokal. 

Hasilnya, protes-protes terhadap wasit jauh berkurang. Pada paruh pertama Liga 1 2018 hanya ada tiga laporan protes resmi klub yang dilayangkan ke PT LIB. 

Padahal pada 2017 ada lebih dari 10 laporan protes wasit pada paruh musim. 

Dengan kepercayaan diri ini, PSSI pun memutuskan untuk tidak menggunakan wasit asing pada kompetisi 2019. Sebagai gantinya, PT LIB membentuk badan independen yang akan mengelola wasit demi terhindar dari praktik-praktik pengaturan skor. 

Kasus pengaturan skor yang terbongkar jelang bergulirnya Liga 1 2019 memang memberikan dampak besar pada sejumlah aspek pengelolaan liga. Salah satunya adalah wasit. 

Baca Juga

Terobosan ini dinilai baik karena selama ini terbukti bahwa ada oknum-oknum dari Komite Wasit yang terlibat match fixing. 


1. Perlukah Wasit Asing Kembali Dipakai untuk Liga 1?

Suporter Persela turun ke lapangan untuk melakukan protes.

Badan Independen Wasit

Dengan adanya badan independen wasit, maka kinerja wasit dan penugasan wasit dikoreksi serta dipilih langsung oleh badan independen di luar PSSi dan LIB yang sudah ditentukan. 

Di dalam badan ini ada komisioner yang mengisi posisi, yakni perwakilan wasit, klub, dan federasi. Di wilayah eksekutif nantinya ada seorang direktur teknik wasit dari federasi sepak bola Inggris yang akan duduk di badan wasit. 

Secara konsep, hal ini terdengar cukup revolusioner. Namun, pada kenyataanya, di bawah Badan Independen Wasit, justru Liga 1 2019 jadi salah satu edisi paling bermasalah dibanding liga-liga sebelumnya. 

Baca Juga

Maka pertanyaannya adalah, apakah ini lebih menyangkut kepada integritas yang dimiliki seorang wasit dalam menangkal match fixing, atau sebetulnya lebih kepada kualitas teknis dari wasit itu sendiri?

Pembentukan badan independen mungkin bisa membuat wasit terhindar dari match fixing. Namun, apakah badan ini tetap bisa menjamin wasit-wasit bekerja dengan baik?

Keberadaan federasi sepak bola Inggris (FA) dalam struktur badan wasit pun belum bisa menjamin badan ini bekerja dengan baik. 

Perlukah Liga 1 2019 Menggunakan Wasit Asing?

Dalam batasan tertentu, pembentukan badan independen wasit sejatinya patut disayangkan. Mengapa? hal ini menunjukkan seberapa bobroknya Komite Wasit yang dimiliki PSSI. 

Lalu, apa tak sebaiknya reformasi dilakukan di tubuh PSSI saja termasuk juga Komite Wasit? Cukup dengan mengganti orang-orang yang berkecimpung di dalam Komite Wasit ketimbang harus membentuk badan add hoc baru. 

Namun, badan independen sudah terlanjur terbentuk. Saat ini yang menjadi fokus utama perbaikan kualitas wasit di Indonesia adalah soal kualitas.  

Wasit asing bisa menjadi tambahan bagus untuk Liga 1 2019. Beberapa laga penting memang membutuhkan wasit-wasit yang memiliki kompetensi tinggi berstandar FIFA. 

Namun, bukan berarti wasit Indonesia harus inferior. Di saat bersamaan perbaikan harus terus dilakukan. 

Badan independen pun tak hanya fokus pada masalah integritas dan moral wasit, tetapi juga peningkatan kualitas. 

Baca Juga

Jujur saja, peristiwa demi peristiwa yang terjadi perihal wasit di paruh pertama Liga 1 2019 ini cukup memprihatinkan. Jika ingin jalan pintas, wasit asing bisa dijadikan solusi sambil berharap tahun depan, semua wasit pilihan Indonesia sudah memiliki kualitas yang dibutuhkan. 

PSSIPersela LamonganPSS SlemanWasitLiga 1

Berita Terkini