Benarkah Real Madrid Sedang Tidak Baik-baik Saja Bersama Zidane?
INDOSPORT.COM - Kekalahan memalukan Real Madrid dari Paris Saint-Germain di laga perdana grup A Liga Champions dengan skor 3-0 pada Kamis (19/09/19) lalu, rupanya menimbulkan aroma kurang baik yang dihembuskan ke Zinedine Zidane.
Pelatih asal Prancis itu dinilai gagal mengembalikan performa Real Madrid, sejak ia kembali setelah memilih mundur pada Mei 2018 lalu menggantikan Santiago Solari.
Hal itu dibuktikan di tiga laga awal Madrid di Liga Spanyol, dimana Sergio Ramos dan kolega hanya bisa meraih satu kemenangan dan dua hasil imbang secara beruntun.
Catatan itulah yang kemudian memunculkan kabar kalau Zidane akan segera dipecat pada bulan Desember nanti Florentino Perez -Presiden Real Madrid- untuk digantikan oleh Jose Mourinho.
"Kita mungkin akan melihat pelatih baru di Real Madrid pada Desember," ujar jurnalis kenamaan Spanyol, Guillem Balague, kepada BBC.
Menanggapi kabar tersebut, Zidane pun menyikapinya dengan ketus,dengan alasan ingin fokus di pertandingan LaLiga 2019-2020.
"Saya merasa posisi saya masih kuat di sini. Saya akan tetap berusaha memberikan yang terbaik hingga menit terakhir selama klub masih memberikan kesempatan. Itu tadi bukan pertanyaan," kata Zidane dikutip dari Mirror.
Real Madrid Sedang Tidak Baik-baik Saja?
Seandainya itu benar sebuah agenda dari Perez yang ingin memberi tenggat waktu kepada Zidane, apakah sebuah keputusan yang tepat memecatnya di Desember nanti?
Jawabannya adalah tidak! Sebab ditangan Zinedine Zidane, Real Madrid sejatinya tidak mengalami krisis yang mengkhawatirkan dan sedang dalam jalur performa yang baik-baik saja.
Hal itu terlihat dari enam laga yang sudah dijalani Los Blancos di semua kompetisi, dimana mereka berhasil meraih tiga kemenangan, dua hasil imbang dan satu kali kalah yaitu saat melawan PSG dengan skor 1-0.
Performa Madrid juga sudah membaik saat mereka berhasil mengalahkan Sevilla di laga terbarunya, di Liga Spanyol pekan ke-5 dengan skor 1-0 pada Senin (23/09/19) kemarin.
Di posisi klasemen juga mereka tetap berada di jalur perburuan gelar, menempati urutan ke-3 saat ini dengan koleksi 11 poin dari lima laga. Madrid hanya kalah selisih gol dari Granada di puncak klasemen dan Athletic Bilbao di urutan ke-2.
Fakta itu sudah cukup menggambarkan kalau Real Madrid tengah baik-baik saja, ketimbang dua pesing utamanya Barcelona dan Atletico Madrid yang benar-benar sedang krisis.
Barcelona yang sudah mengeluarkan uang besar di bursa transfer untuk mendatangkan Frenkie De Jong dan Antoine Griezmann, justru malah tampil melempem di kompetisi domestik maupun Eropa.
Mereka sempat gagal meraih kemenangan dua kali secara beruntun dari tiga laga terakhir. Ditahan imbang 0-0 melawan Dortmund dan kalah 0-2 dari Granada, sebelum akhirnya bisa menang 2-1 atas Villarreal.
Di posisi klasemen, mereka juga berada di bawah Real Madrid dengan menempati urutan ke-4 karena baru mengoleksi 10 poin dari enam laga. Nasib yang tak kalah buruk juga dialami oleh Atletico Madrid.
Sudah belanja jor-joran di bursa transfer untuk mendatangkan Joao Felix dari Benfica, ditinggal penyerang andalan Griezmann ke tim rival, serta anjlok di kompetisi domestik dan Eropa adalah sederet kesialan mereka.
Saat ini, tim besutan Diego Simeone itu berada di peringkat ke-7 dengan koleksi 10 poin hasil dari 3 menang, 1 imbang dan 1 kali kalah, serta gagal meraih kemenangan di laga perdana Liga Champions melawan Juventus dengan skor 2-2.
Yang Harus Diperbaiki Zinedine Zidane
Membandingkan kehebatan Real Madrid era Zinedine Zidane di periode pertama (2016-2018) dimana mereka berhasil merajai Eropa sampai tiga kali beruntun, dengan periode kedua ini tentunya tidak etis.
Sebab, kualitas materi pemain di periode pertama Zidane jauh berbeda dengan saat ini, terlebih yang paling mencolok adalah sudah tidak adanya Cristiano Ronaldo.
Namun bukan berarti Zidane akan kehilangan tajinya untuk membangun istana kembali di Santiago Bernabeu bersama skuat barunya. Hanya saja, ada hal-hal yang perlu diperbaiki juru taktik berusia 47 tahun itu. Apa?
Pertama, dirinya harus memperbaiki kondisi internal tim karena sepanjang musim panas lalu terjadi ketegangan. Pemicu karena ia terlibat konflik dengan Gareth Bale.
Zidane secara terang-terangan ingin menjual Bale, sementar Florentino Perez sejatinya ingin mempertahankannya. Hingga penutupan bursa transfer, winger asal Wales akhrinya gagal pindah.
Kedua adalah ia harus memperbaiki kualitas lini belakang, khususnya di sektor penjaga gawang yang diisi oleh Thibaut Courtois karena kiper asal Belgia itu mengalami penurunan kualitas.
Musim ini, Courtois sudah kebobolan 6 gol dan hanya menciptakan 1 cleansheet dari lima pertandingan di LaLiga. Padahal, lini depan mereka sudah menunjukan performa yang oke dan tajam.
Zidane tentu tahu rapuhnya lini belakang tidak hanya disebabkan penampilan buruk Courtois saja, melainkan juga sejumlah bek yang menjadi palang pintu utama timnya seperti Sergio Ramos dan Raphael Varane.
Hal itu terlihat dari buruknya konsentrasi mereka di 20 menit akhir pertandingan, sehingga Real Madrid kerap kebobolan di menit-menit tersebut, sampai tidak jarang mereka harus kehilangan poin kemenangan.