Menyingkap Kualitas Andriy Shevchenko, Legenda yang Siap Duduki Kursi Pelatih AC Milan
INDOSPORT. COM - Andriy Shevchenko santer dikabarkan akan segera mengambil alih kursi kepelatihan AC Milan menggantikan posisi Marco Giampaolo.
AC Milan kini nasibnya memang sedang cukup mengenaskan. Berambisi bangkit, mereka justru terdampar di urutan ke-16 klasemen sementara Serie A Italia 2019-2020.
Sudah memainkan total enam laga, AC Milan hanya meraih enam poin, hasil dua kali menang, dan empat kekalahan. Bahkan, I Rossoneri menelan kekalahan beruntun dalam tiga laga terakhirnya.
Posisi Marco Giampaolo selaku pelatih AC Milan jelas di ajung tanduk. Manajemen AC Milan kabarnya berniat mendepak Giampaolo dan menggantikannya dengan Andriy Shevchenko.
Andai keinginan manajemen AC Milan terwujud, Shevchenko jelas akan mengemban tugas sulit untuk membangkitkan peforma tim. Pertanyaannya, apakah kualitas Shevchenko sanggup memenuhi tugas tersebut?
Shevchenko memang merupakan seorang legenda AC Milan. Bersama AC Milan, Sheva mampu meraih trofi Ballon d'Or 2004 dan Liga Champions 2003.
Status legenda yang dipunyainya, mungkin akan membuat Sheva lebih mudah untuk disegani para pemain AC Milan. Mental juaranya juga bisa menjadi pelopor yang meningkatkan semangat skuat I Rossoneri untuk bangkit dari keterpurukan.
Nama Sheva sendiri kini tercatat masih menjabat sebagai pelatih Timnas Ukraina. Selama menjabat sejak 2016 lalu, Sheva kerap menyajikan strategi dengan filosofi sepak bola menyerang.
Berdasarkan data dari situs Transfermarkt, Sheva cukup gemar memainkan pola 4-3-3 atau 4-2-3-1. Hasilnya, dari 29 kali menemani Timnas Ukraina bertanding, Shevchenko sudah meraih 16 kali kemenangan, delapan imbang, dan hanya lima kali kalah.
Hebatnya lagi, catatan gol skuat asuhan Shevchenko juga terbilang lumayan. timnas Ukraina dibuat Sheva mampu mencetak 43 gol dan 23 kali kebobolan dari 29 pertandingan.
Jika kualitas itu tetap konsisten, AC Milan mungkin akan bernasib sama seperti timnas Ukraina. Pola permainan menyerang ala Shevchenko bakal membuat Milan lebih garang di depan, dan tetap seimbang pada sektor pertahanan.