Ramai Film Joker, 4 Pesepak Bola yang Punya Masalah Kesehatan Mental
INDOSPORT.COM – Ramai film Joker (2019) yang diperankan Joaquin Phoenix, ternyata empat pemain sepak bola terkenal ini punya masalah kesehatan mental.
Film Joker menyita perhatian setelah menguasai box office pada pekan pertama Oktober 2019. Film yang disutradarai Todd Phillips berhasil mencetak 93,5 juta dolar AS (Rp1,3 triliun) untuk pasar domestik.
Berkat film ini, orang-orang mulai peduli soal kesehatan mental dan juga pengidapnya. Kesehatan mental bisa menyerang siapa saja, termasuk pemain sepak bola top Eropa.
Berikut portal berita olahraga INDOSPORT menghadirkan empat pemain sepak bola top Eropa yang mempunyai masalah kesehatan mental.
Gianluigi Buffon
Di balik kesuksesan Gianluigi Buffon mengabdi selama 17 tahun di Juvetus dan mengantarkan Si Nyonya Tua meraih sembilan gelar Serie A Italia, ternyata ia punya masalah kesehatan mental.
Dalam wawancara bersama Vanity Fair, Buffon mengaku pernah punya masalah depresi saat awal-awal kariernya membela Juventus.
“Selama beberapa bulan, semua terasa tak berarti. Seperti tidak ada yang peduli pada saya, hanya saya sebagai pesepak bola,” ungkap Buffon.
Puncaknya ialah ketika di usia 25 tahun, Buffon pernah meminta kepada pelatih kiper Juventus agar tidak bertanding karena mengalami panic attack.
Andres Iniesta
Mantan bintang Barcelona, Andres Iniesta, mengaku pernah mengalami depresi jelang Piala Dunia 2010. Masalah itu ia alami setelah teman dekatnya, Dani Jarque, meninggal dunia.
Meninggalnya sang sahabat membuat Iniesta sampai merasa tidak memiliki semangat hidup selama beberapa waktu. Golnya di final Piala Dunia 2010 bahkan ia dedikasikan untuk Jarque.
“Rasanya seperti bukan dirimu. Kamu tidak menikmati banyak hal, orang-orang di sekitar hanyalah orang biasa. Rasanya tidak memiliki perasaan atau gairah,” ungkap Iniesta di Antena 3 TV.
Michael Carrick
Mantan gelandang Manchester United, Michael Carrick, pernah menderita depresi selama hampir dua tahun setelah Setan Merah kalah dari Barcelona di final Liga Champions 2009.
Carrick mengatakan kekalahan tersebut menjadi ‘titik terendah’ dalam kariernya. Ia terus menyalahkan dirinya sendiri terlebih gol pertama Barcelona tidak lepas dari kesalahannya.
“Saya terus menanyakan ke diri saya, ‘mengapa saya melakukan itu?’ Hingga akhirnya saya terserang depresi. Itu tahun yang berat bagi saya. Itu terjadi untuk selang waktu yang lama,” ungkap Carrick kepada The Times.
Kenyataan itu diperparah dengan gagalnya Carrick tampil di Piala Dunia 2010. Perasaan itu terus ia pendam bahkan kepada istrinya, orangtua, dan rekan setimnya.
Danny Rose
Kombinasi masalah cedera dan tragedi yang menimpa keluarganya membuat bek sayap Tottenham Hotspur, Danny Rose, mengalami depresi pada periode 2016 sampai 2017.
Cedera berkepanjangan selama delapan bulan membuat Rose terdiagnosis mengalami depresi. Fakta itu ia sembunyikan dari ayah dan ibunya bahkan membuatnya marah sendiri.
Selain itu, kabar meninggalnya sang paman akibat bunuh diri di saat ia mengalami rehabilitasi membuat masalah depresi Rose kian parah.
“Saat saya menjalani rehabilitasi, paman saya bunuh diri dan memicu depresi lebih parah. Itu sangat berat, dan saya disarankan mendapatkan pertolongan dokter dan psikolog.”
“Ada kejadian lain di bulan Agustus, ibu saya mendapat perlakukan rasis saat saya kembali ke rumah di Doncaster. Dia sangat marah, lalu seseorang datang ke rumah saya dan menembak saudara laki-laki saya di bagian wajah. Itu ujian bagi saya,” ungkap Rose kepada Sky Sports.