Sukses di Eropa, 4 Pelatih Berdarah Indonesia yang Bisa Latih Timnas

INDOSPORT.COM – Beberapa pelatih berdarah Indonesia yang sukses di Eropa bisa menggantikan peran Simon McMenemy di Timnas usai gagal total dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Mantan pelatih Bhayangkara FC tersebut membuat Timnas Indonesia tersungkur di klasemen sementara Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 tanpa meraih satu poin pun.
Situasi ini pun membuat nasib Simon semakin terancam di kursi kepelatihan Timnas Indonesia. Bahkan sudah ada dua kandidat terkuat yang disinyalir bakal gantikan Simon, yakni Luis Milla dan Seto Nurdiantoro.
Termasuk Van Bronckhorst, berikut INDOSPORT merangkum 4 pelatih sukses di Eropa berdarah Indonesia yang bisa latih Timnas setelah Kualifikasi Piala Dunia 2022 berakhir.
Giovanni van Bronckhorst
Van Bronckhorst dipercaya mengisi posisi pelatih kepala pada 2015 lalu bersama klub legendaris Belanda, Feyenoord. Ia pun berhasil membawa Feyenoord meraih gelar Liga Belanda 2016/17.
Terhitung, ia mampu mengumpulkan lima gelar juara, termasuk trofi Liga Belanda. Empat trofi lainnya adalah dua Piala KNVB (2015/16 dan 2017/18) serta dua Johan Cruyff Shield (2017 dan 2018).
Menurut laporan Transfermarkt, Van Bronckhorst sudah tak lagi menjalin kontrak dengan klub manapun. Ia tak mendapatkan perpanjangan kontrak dari Feyenoord sejak 2019 lalu.
Ricardo Moniz
Ricardo Moniz dikenal sebagai pelatih yang mampu mengangkat mental pemain-pemain muda. Robin van Persie, Edgar Davids dan Nigel de Jong merupakan contoh pemain hasil didikan Moniz.
"Ketika prestasi sedang kendor, saya diam-diam berlatih dengan Ricardo," ungkap Robin van Persie mengenai masa sulit di Feyenoord, dikutip dari Sepakbolanda.com.
Ricardo Moniz memiliki darah Indonesia berasal dari ibunya yang lahir di Jakarta. Sementara ayah Moniz berasal dari Suriname.
Dirinya mampu mengoleksi tiga trofi prestisius di level Eropa, yakni gelar Liga Utama Austria (2011/12), Piala Liga Austria (2011/12), dan Piala Liga Hungaria (2012/13).
Menurut laporan Transfermarkt, Moniz masih berstatus pelatih klub kasta bawah Liga Belanda, Excelsior. Kontraknya baru akan berakhir pada Juni 2020 mendatang.
1. Jos Luhukay
Jos Luhukay juga merupakan pelatih asal Belanda keturunan Indonesia. Ayahnya adalah orang keturunan Ambon, sedangkan ibunya berasal dari Belanda.
Pengalamannya di bangku teknik sudah dimulai sejak 20 tahun lalu dengan menangani tim divisi rendah Jerman, SV Straelen.
Sejumlah klub raksasa Jerman pernah menggunakan jasa mantan asisten Jupp Heynckes tersebut.
Di antaranya Borussia Mönchengladbach, FC Augsburg, Hertha Berlin, dan VFB Stuttgart. Pada Januari 2018, Luhukay didapuk menjadi pelatih kepala klub divisi 2 Liga Inggris, Sheffield Wednesday.
Bahkan berkat tangan dingin dirinya, Sheffield Wednesday sempat menahan imbang klub Liga Inggris, Swansea City 0-0 di babak kelima Piala FA 2017/18.
Pelatih berusia 56 tahun itu berhasil mengoleksi dua trofi Liga 2 Bundesliga Jerman dengan dua klub berbeda, yakni Borussia Monchengladbach (2007/08) dan Hertha Berlin (2012/13).
Andre Wetzel
Pelatih asal Belanda kelahiran Surabaya, Jawa Timur, ini tak terlalu diekspos saat masih menjadi pemain. Wetzel lebih sering memperkuat klub-klub Belanda, seperti HFC Haarlem, FC Amsterdam, ADO Den Haag, dan SC Telstar.
Dia pensiun jadi pemain pada tahun 1981. Karier kepelatihannya dimulai pada tahun 1997 bergabung dengan ADO Den Haag sebagai asisten pelatih. Wetzel juga pernah menjadi pelatih muda Timnas Belanda dan pemandu bakat Feyenoord Rotterdam.
Karier terbaiknya saat menjadi pelatih adalah saat mengantarkan VVV-Venlo promosi ke kasta tertinggi Liga Belanda atau Eredivisie usai menjadi runner-up di Eerste Divisie 2006/07.
Pelatih bertangan dingin ini juga sempat berkarier di Asia menjadi pelatih klub Uni Emirate Arab, Al- Jazira. Kini, Witzel masih aktif menjadi pelatih klub kasta ketiga Belanda, AFC Amsterdam.