3 Fakta di Balik Kerusuhan Suporter Laga PSIM Yogyakarta vs Persis Solo
INDOSPORT.COM - Kerusuhan suporter mewarnai laga Derbi Mataram antara PSIM Yogyakarta vs Persis Solo di Stadion Mandala Krida, Senin (21/10/19).
Kerusuhan meletus pascalaga PSIM vs Persis yang mana dimenangkan oleh tim tamu dengan skor 2-3. Sejumlah oknum suporter dengan nekat masuk ke lapangan saat laga memasuki masa injury time.
Suporter tuan rumah juga menyerang bench pemain Persis sehingga skuat tim tamu harus dievakuasi.
Kerusuhan pun semakin parah dan melebar hingga ke luar stadion. Sejumlah fasilitas sekitar stadion termasuk belasan mobil polisi dirusak.
Berikut kami rangkum tiga fakta di balik kerusuhan pascalaga PSIM Yogyakarta vs Persis Solo.
1. Pemicu
Panasnya laga PSIM vs Persis sendiri sudah terasa ketika jalannya pertandingan. Sejumlah peristiwa cekcok antarpemain pun membuat riuh isi stadion.
Peristiwa ini salah satunya diawali dengan tendangan brutal yang dilakukan oleh bek PSIM yang terkena kartu merah, Achmad Tolle, ke arah pemain Persis Solo, Dedy Cahyono.
Selain itu ada pula momen pemain Persis, Shulton Fajar, melakukan provokasi usai melakukan pelanggaran dan mengulur waktu. Dari sini terlibat cekcok antarpemain.
Hal tersebut memicu suporter memasuki lapangan, sehingga laga dihentikan pada menit 93'. Suporter pun ikut terpancing dan melempar benda-benda ke arah bench pemain Persis Solo.
Polisi tak lama menembakan gas air mata hingga akhirnya kerusuhan meluas sampai ke luar stadion.
2. Mobil Polisi Dibakar
Amukan suporter pun menyasar ke sejumlah besar fasilitas di luar stadion. Selain fasilitas pintu VIP Stadion Mandala Krida, sejumlah kendaraan dinas kepolisian pun jadi sasaran.
Dari rilis yang kami terima, setidaknya ada 12 mobil (termasuk truk) dinas kepolisian yang dirusak. Kerusakan pun meliputi kaca yang pecah sampai yang terparah ada yang dibakar.
3. Sweeping
Pengamanan oleh kepolisian di sekitar stadion ternyata belum meredam dampak kerusuhan secara menyeluruh. Di sosial media twitter tengah ramai beredar video-video aksi sweeping tak bertanggungjawab dari oknum suporter terhadap kendaraan berplat tertentu.
Sweeping ini terjadi di wilayah Prambanan yang mana merupakan perbatasan antara wilayah Solo dan Yogyakarta. Kata 'Prambanan' pun sempat menjadi trending topic percakapan di twitter.