Bagaimana Peran Federasi dan Pemerintah untuk Tingkatkan Mutu Wasit Indonesia?
INDOSPORT.COM – Wasit Indonesia selalu dipandang sebelah mata oleh pecinta sepak bola nasional. Bahkan beberapa penggiat sepak bola Indonesia, seperti pemain dan pelatih juga turut meragukan kualitas wasit lokal.
Banyaknya keputusan yang dianggap tidak tepat dari seorang wasit lokal, menjadi sebuah alibi pelatih dan pemain atas kekalahan timnya. Mereka menganggap bahwa beberapa keputusan wasit lokal masih merugikan salah satu pihak.
Selaras dengan pernyataan bintang Tira Persikabo, Abduh Lestaluhu, yang mengatakan bahwa kendala sepak bola Indonesia saat ini salah satunya adalah wasit. Karena menurutnya, beberapa wasit lokal kerap kali merugikan salah satu pihak.
“Memang kendala sepak bola Indonesia ini, terutama adalah wasit. Ada beberapa keputusan-keputusan wasit yang memang dianggap tidak benar dan merugikan kita juga,” ujarnya kepada redaksi INDOSPORT.
Pemain yang sempat dipanggil ke Timnas Indonesia pada pertandingan ketiga dan keempat Kualifikasi Piala Dunia 2022 tersebut berharap adanya perbaikan sistem kerja wasit agar bisa meningkatkan kualitas sepak bola tanah air.
“Memang untuk memperbaiki sepak bola kita ke depan ini, saya berharap sistem-sistem wasit di Indonesia diperbaiki dulu untuk lebih netral lagi. Mungkin harus ada perubahan,” lanjut pemain berusia 26 tahun tersebut.
Perubahan ini dilakukan agar sejumlah wasit lokal terhindar dari kekerasan fisik. Karena bukan menjadi rahasia umum lagi jika wasit selalu menjadi sasaran empuk bagi para oknum pemain, dan oknum ofisial yang bersikap brutal.
Abduh Lestaluhu menganggap bahwa perbaikan cara memimpin wasit lokal di pertandingan Liga 1 dan kasta bawah, bisa mengurangi kekerasan fisik terhadap sang pengadil lapangan. Karena dirinya yakin, pemain akan menunjukkan rasa respek jika wasit memimpin laga dengan benar.
“Wasit harus memimpin dengan dengan benar. Sebenarnya kita pemain ini tidak ada masalah. Tapi karena wasit terlalu memberi keuntungan kepada lawan, itu yang membuat kita sebagai pemain merasa emosi, ditambah sudah capek,” ungkapnya.
Berbeda dengan Abduh Lestaluhu, pelatih Rahmad Darmawan justru memiliki pandangan positif terkait banyaknya keputusan wasit lokal yang dianggap kontroversial. Meski sempat mengkritik kinerja wasit, namun ia meminta seluruh elemen sepak bola nasional bersabar.
“Saya rasa mungkin beberapa wasit tahun ini (di Liga 1) baru ya, kurang jam terbang. Saya rasa kita harus bersabar, yang penting, jujur saya menginginkan mereka membuat eror bukan karena disengaja, itu saja yang saya harap,” ucapnya kepada INDOSPORT di Stadion Pakansari.
Pelatih yang akrab disapa RD tersebut juga memiliki harapan agar wasit-wasit lokal ini mampu memperbaiki kualitas tekniknya. Mantan pelatih Timnas Indonesia tersebut menyarankan agar wasit lokal perlu menyaksikan laga-laga internasional.
“Yang harus diperbaiki adalah kualitas teknik. Kualitas teknik itu wasit yang tahu, berdirinya jarak berapa, kemudian kondisi fisiknya, wawasannya. Dan mungkin perlu banyak melihat pertandingan internasional,” lanjut pelatih Tira Persikabo tersebut.
Demi meningkatkan mutu atau kualitas wasit, tentunya federasi dan pemerintah harus turun tangan. Karena PSSI yang bertanggung jawab penuh terhadap kualitas wasit, dan mereka juga harus bersinergi dengan pemerintah demi memajukan sepak bola Indonesia.
Lalu apa peran PSSI dan pemerintah terhadap peningkatan kualitas atau mutu wasit Indonesia? Berikut INDOSPORT mencoba untuk menjelaskan peran yang dilakukan oleh komite wasit PSSI dan pemerintah.
Peran Pemerintah dan Federasi Terhadap Wasit
PSSI tentunya sudah sangat bekerja keras untuk membuat sepak bola Indonesia berkembang, salah satunya dengan meningkatkan mutu wasit lokal. Otoritas tertinggi sepak bola Indonesia itu pun sudah menjalani program yang sudah jalan sejak dua tahun ke belakang.
Direktur Wasit PSSI, Efraim Ferdinand mengatakan bahwa federasi sepak bola tanah air memiliki tiga program untuk meningkatkan kualitas wasit lokal. Dalam programnya tersebut, PSSI dikawal langsung oleh FIFA.
“Program yang dilakukan PSSI adalah edukasi, assessment, dan evaluasi,” ujar mantan Direktur Teknik Federasi Futsal Indonesia (FFI) tersebut kepada redaksi INDOSPORT.
Edukasi yang diberikan PSSI kepada wasit mengenai dasar aturan pertandingan sepak bola. Sementara assessment, dilakukan agar PSSI tahu wasit mana saja yang berhasil masuk dalam top ranking.
Setelah wasit menyelesaikan tugasnya, maka komite wasit PSSI melakukan evaluasi terhadap sang pengadil di lapangan. Dalam evaluasi tersebut, Efran mengungkapkan jika PSSI akan tahu soal layak atau tidaknya wasit memimpin kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
“Selama dua tahun belakangan, kita diback-up penuh oleh FIFA. Dari 2018 sampai sekarang, program wasit kita itu bukan cuma bekerja sama, tapi dimonitoring, dan juga ada di dalam program,” terangnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta mengungkapkan jika pemerintah sudah melakukan upaya peningkatan mutu wasit sejak dua tahun terakhir. Tak hanya wasit, namun pemerintah juga mengembangkan mutu pelatih dan tenaga lain.
“Ada upaya untuk meningkatkan mutu SDM sebagai prioritas, termasuk wasit. Kita tingkatkan mutunya, sudah banyak pelatihan-pelatihan wasit di level internasional, nasional maupun daerah. Jadi ada jenjang-jenjangnya. Sudah dilakukan,” ujar Isnanta kepada INDOSPORT.
Isnanta sendiri mengungkapkan bahwa ada sesuatu hal yang harus ditingkatkan oleh sejumlah wasit lokal. Menurutnya, itu harus dilakukan agar membuang jauh anggapan rendahnya kualitas wasit dan menghindari mereka dari kekerasan fisik.
“Yang harus ditingkatkan adalah pengalaman memimpin pertandingan, supaya dalam mengambil keputusan itu sudah biasa, cepat dan tepat. Kadang-kadang, kecepatan tinggi, tapi ketepatannya kurang,” lanjutnya.
Jika melihat pernyataan Efran dan Isnanta, Federasi dan pemerintah sendiri sudah sangat bekerja keras untuk meningkatkan mutu wasit Indonesia. Harapan pecinta sepak bola nasional adalah program federasi dan pemerintah ini mampu membangkitkan prestasi Indonesia.