Stefano Cugurra, Kiprah Berliku Dalam Pembuktian Diri Pelatih Fantastis
INDOSPORT.COM - Pelatih klub Liga 1 Bali United asal Brasil, Stefano Cugurra Teco, sempat memulai kiprah yang begitu berliku dalam pembuktian diri jadi juru taktik fantastis.
Pelatih yang kerap disapa Teco ini diketahui memulai perjalanan di dunia sepak bola ketika masih tinggal di benua Amerika Latin, tepatnya Brasil.
Akan tetapi pada 2003, Stefano Cugurra memilih merantau ke Indonesia. Kemudian, gayung pun menyambutnya untuk membantu Jacksen F. Tiago.
Jacksen pun mengajak Stefano Cugurra untuk menemaninya sebagai pelatih fisik. Hal tersebut cukup berdampak positif bagi Persebaya.
Pasalnya, Persebaya mampu meraih gelar juara dan promosi dari Divisi Satu 2003 ke Divisi Utama 2004 (kasta tertinggi kala itu).
Bahkan, Persebaya sukses mendulang gelar juara Divisi Utama 2004 usai mengumpulkan 61 angka dari 34 laga. Persebaya unggul selisih gol dari PSM yang memiliki poin serupa.
Lalu, Teco juga ikut merasakan gelar juara Divisi Satu 2006 bersama Persebaya saat masih menjadi asisten pelatih, tepatnya juru latih fisik.
Bagi Teco, awal kariernya saat masih bersama Persebaya benar-benar menjadi sebuah pintu pembuka kiprahnya di Indonesia.
"Saya dapatkan tiga piala di sana. Meski saat itu bukan pelatih kepala, tapi pelatih fisik, saya belajar banyak dari klub besar, seperti Persebaya,” ujar Teco, Selasa (03/12/19).
Kerja sama antara Persebaya dan Teco mampu berjalan hingga lima tahun lamanya. Sebelum akhirnya pelatih 45 tahun ini pergi merantau ke luar Indonesia.
Tak hanya itu bersama Persebaya, Teco pun mendapat tambatan hati yang kini telah menjadi istrinya, yakni Miranda Erlinda, dan sudah dikaruniai satu anak.
Dia pun menerima pinangan klub Malaysia Kuala Muda Maza pada 2009. Tak lama berselang, Teco menerima tawaran kontrak dari klub Thailand Chiangrai United (2011-13). Setelah itu, ia pun pindah ke tiga tim yang berbeda.
Phuket (2013-14), Osotspa Samut Prakan (2014-15), dan Royal Thai Navy (2015-16) adalah tiga tim yang dilatih hanya semusim saja dan perjalanan di Thailand pun berakhir.
Usai puas merantau, Teco pun tergoda untuk kembali pulang ke Indonesia dan menyambut tawaran dari Persija Jakarta. Hal itu terjadi pada 2016 lalu.
Meski saat itu kompetisi sedang berhenti lantaran PSSI tengah disanksi oleh FIFA, tetapi Tanah Air menggulirkan ajang Indonesia Soccer Championship A.
Publik Jakarta sangat ragu akan kemampuan Teco lantaran rekam jejaknya yang tak bagus ketika menukangi beberapa klub Thailand.
Pasalnya, Persija finis di posisi ke-14 dan hanya mengumpulkan 35 poin. Tentu, hal tersebut menjadi sorotan tajam karena tak bisa mengangkat performa tim.
Lalu, di ajang Piala Presiden 2017, penampilan Persija juga tak kunjung membaik usai mengoleksi empat angka saja di Grup 2.
Akan tetapi, manajemen Persija tetap mempercayakan oleh Stefano Cugurra untuk menjadi kepala pelatih. Manajemen pun tak ragu menuruti permintaan Teco.
Dalam menyambut pagelaran Liga 1 2017, Persija mulai berbenah. Hasil yang didapat ialah ketika finis keempat dengan mengumpulkan 61 angka.
Bahkan, Persija dipercaya tampil di ajang Piala AFC 2018 usai PSM dan Bhayangkara FC tak mendapat lisensi AFC yang membuat klub Indonesia bisa tampil di ajang Asia.
Racikan strategi Stefano Cugurra mulai terasa oleh Persija ketika diikutsertakan pada ajang Boost Sports Super Fix Cup dan meraih gelar.
Kala tampil di Piala AFC 2018, Persija dibawa Teco tembus ke babak semifinal zona ASEAN saja. Bahkan, Macan Kemayoran juara Liga 1 2018.
"Saya punya hasil sangat bagus di Persija, klub besar yang sudah tunggu lama untuk juara. Di sana kami kerja keras," papar Teco di Padang, Senin (02/12/19).
Bisa disebut kalau pada 2018, Teco meraih tiga gelar beruntun. Melihat kisah fantastis itu, manajemen Bali United pun menawarkan kontrak yang disambut baik oleh Teco.
Bali United pun juga merasakan getah manisnya kala merengkuh trofi juara Liga 1 2019 setelah mengalahkan Semen Padang 2-0 di pekan ke-30.
Tambahan tiga poin itu tak bisa dikejar oleh para rival Bali United meski masih menyisakan empat pertandingan lagi ke depannya.
"Di Bali, targetnya hanya lima besar. Tapi, kita kerja keras buat dapat hasil lebih bagus. Semua pemain mau juara dan hari ini kita dapatkan," pungkas Teco kepada pewarta.
Perjalan berliku Teco mengantarkannya dalam mencari pembuktian diri untuk menjadi pelatih berlabel fantastis di Liga Indonesia.