Dosa Besar Conte yang Buat Inter Milan Gagal Menang Atas AS Roma
INDOSPORT.COM - Ada dosa besar yang telah dilakukan Antonio Conte, hingga membuat Inter Milan gagal Menang atas AS Roma dalam laga lanjutan Serie A Italia musim 2019/20.
Di pertandingan pekan ke-15 pada Sabtu (7/12/19) dini hari WIB, Inter Milan sebagai tuan rumah kedatangan tamu AS Roma yang sedang dalam pick perform usai raih tiga kemenangan beruntun di semua ajang.
Bertanding di stadion San Siro dan disaksikan ribuan Interisti, skuat berjuluk La Beneamata tersebut sejatinya tampil dominan bahkan menguasai jalannya laga dengan menciptakan beberapa peluang emas.
Melansir dari data whoscored.com, diketahui jika Inter Milan mampu melepaskan sembilan sepakan, sedangkan AS Roma cuma enam tendangan selama 90 menit laga berjalan.
Meski mendapat lebih banyak peluang ketimbang sang tamu, satu pun Inter Milan tidak bisa memanfaatkannya menjadi gol dan harus puas berbagi angka usai bermain imbang tanpa gol.
Tambahan satu poin membuat Inter Milan masih bercokol di puncak klasemen Liga Italia dengan selisih satu poin dari Juventus, namun perolehan tersebut sangat mungkin disalip lantaran La Vecchia Signora belum memainkan pekan ke-15.
Dibalik hasil imbang Inter Milan, terdapat beberapa fakta yang menggambarkan jika Antonio Conte telah melakukan dosa besar dan harus bertanggung jawab atas kurang impresifnya penampilan I Nerazzurri.
Berikut redaksi berita olahraga INDOSPORT coba mengulas, dosa besar Antonio Conte yang buat Inter Milan gagal raih kemenangan atas AS Roma.
Memaksakan Taktik 3-5-2
Memang taktik tiga bek ini sangat populer ketika Conte melatih, tidak cuma di Inter melainkan Chelsea hingga Timnas Italia pun kerap ia gunakan formasi menumpuk pemain tengah ini.
Namun dalam pertandingan kontra AS Roma kemarin, terlihat jika Antonio Conte terlalu memaksakan strategi usangnya meski kedalaman skuat yang Inter miliki tidak mumpuni.
Ia memaksa Borja Valero yang telah termakan usia tampil sebagai pengganti Barella, meski bermain bagus namun Valero tak terlalu optimal khususnya saat membantu serangan, dan ketika tim mendapat serangan balik dirinya kerap kali hampir menciptakan blunder. Beruntung Brozovic bisa tampil konsisten dan menjaga lini tengah Inter tetap solid.
Hanya membawa empat gelandang dan tiga diantaranya tampil sebagai starter, penggunaan formasi 3-5-2 sangatlah tidak tepat. Conte seharusnya bisa memakai 4-3-3, seperti yang ia lakukan saat di awal musim bersama Juventus tahun 2011 silam.
Taktik ini pun tampak lebih realistis dan memungkinkan dengan pemain Inter Milan malam kemarin, di mana posisi tiga gelandang tetap diisi Borja Valero, Marcelo Brozovic dan Vecino namun tugas dua nama pertama bakal lebih ringan lantaran jarang ikut membantu serangan.
Tiga pemain depan bisa mengandalkan Politano dan Martinez yang sama-sama punya kecepatan, sementara Lukaku tetap menjadi target man untuk memaksimalkan umpan-umpan lini kedua.
Taktik 4-3-3 juga bukan hal baru bagi skuat Inter, sebab di musim lalu eks pelatih La Beneamata menggunakan formasi ini dan berhasil menghantarkan Icardi CS finish di peringkat empat besar Liga Italia.
Pergantian Aneh
Di pertandingan kemarin Conte melakukan tiga pergantian pemain yang cukup membingungkan, yakni memasukan dua wingback ketimbang menambah striker, serta mengganti gelandang dengan seorang pemain bertahan.
Pergantian paling aneh tentu memasukan Kwadwo Asamoah yang menggantikan Borja Valero di sektor gelandang, padahal conte bisa mencoba memainkan Sebastian Esposito atau Politano demi menambah daya serang di dua puluh menit akhir.
Dengan menyisakan empat pertandingan menuju paruh musim, Conte masih bisa memperbaiki skuad Inter Milan agar meraih hasil positif di sisa laga hingga akhir tahun dan mungkin dapat merebut gelar juara musim dingin tahun ini.