Pemecatan Valverde Bukti Sulitnya Jadi Pelatih Barcelona, Setien Mampu?
INDOSPORT.COM - Pemecatan Ernesto Valverde menjadi bukti sulitnya melatih klub besar seperti Barcelona dan sang pengganti, apakah Quique Setien bakal mampu bertahan?
Ya, klub LaLiga Spanyol, Barcelona baru saja meresmikan pemecatan Valverde yang juga ditunggu-tunggu oleh sebagian besar fans mereka di dunia pada Selasa (14/01/20) WIB pagi tadi.
Tak lama meresmikan pemecatan Valverde, Barcelona langsung mengumumkan siapa penggantinya. Quique Setien, pelatih berusia 61 tahun yang pengalamannya hanya melatih di klub-klub antah-berantah.
Meski merasa senang Valverde akhirnya dipecat, yang mana sesuatu yang dinantikan oleh sebagian besar fans Barcelona, melihat sang pengganti, seharusnya kini muncul satu pertanyaan.
Berbagai pertanyaan seperti apakah Setien mampu bertahan di Barcelona tanpa cibiran para fans? Apakah Setien bisa memenangkan hati para fans? Yang terakhir kali sukses melakukannya mungkin Pep Guardiola.
Kenapa bakal ada pertanyaan-pertanyaan seperti itu? Karena itulah yang terjadi pada jabatan pelatih Barcelona dalam beberapa musim terakhir atau boleh dikatakan sejak Guardiola tak lagi melatih Lionel Messi cs.
Setelah Pep Guardiola, menjadi pelatih Barcelona seperti profesi paling sulit di dunia. Dan pemecatan Valverde tadi pagi, seolah-olah menguatkan bukti bahwa memang sangat sulit, bukan cuma perkara kemenangan belaka.
Berikut ulasan dari INDOSPORT tentang pemecatan Valverde yang jadi bukti sulitnya menjadi pelatih Barcelona. Dan Quique Setien harus ekstra hati-hati karena fenomena ini.
Pelatih Barcelona, Profesi Paling Sulit di Dunia?
Memang terlihat berlebihan jika langsung menyebut pekerjaan sebagai pelatih Barcelona adalah profesi paling sulit di dunia. Tapi jika kita menelaah ke daftar pelatih Blaugrana di beberapa musim terakhir, kalian akan menyadarinya.
Sadar bahwa menjadi pelatih Barcelona mungkin sekarang sangat sulit, apalagi kalau bukan ekspektasi dari para fans yang menginginkan timnya selalu menang dan memenangkan trofi bergengsi.
Bukan hanya perkara kemenangan, kita lihat Valverde sebelum dipecat Barcelona. Dia berhasil memberikan dua trofi LaLiga Spanyol, dua Piala Super Spanyol dan sekali juara Copa del Rey.
Bahkan mirisnya, gelar juara LaLiga Spanyol pertama Valverde untuk Barcelona di musim 2017/18, merupakan rebutan kembali dari Real Madrid yang menjuarai kompetisi di musim 2016/17 lalu. Harusnya ini dapat apresiasi.
Tapi ternyata tidak, perhatian fans Barcelona seolah tersita pada penampilan buruk Barcelona di kancah Liga Champions. Pada musim 2017/18, Barcelona memang harus mengalami nasib sial dengan tersingkir di babak perempatfinal oleh wakil Italia, AS Roma.
Musim selanjutnya, laju Barcelona sedikit lebih baik di Liga Champions. Mereka melaju hingga babak semifinal, sebelum tersingkir oleh Liverpool yang akhirnya menjuarai Liga Champions 2018/19 lalu.
Hingga akhir musim, Barcelona berhasil menyegel gelar juara LaLiga Spanyol dua musim berturut-turut, ternyata tersingkir di semifinal Liga Champions 2018/19, tetap menjadi bulan-bulanan para fans untuk mencibir kinerja Valverde.
Sampai dia dipecat pun, Valverde juga sukses membawa Barcelona bertahan di puncak klasemen sementara LaLiga Spanyol hingga pekan ke-19. Dengan raihan 40 poin, Blaugrana ditempel ketat oleh Real Madrid saat ini.
Tapi kritikan tersebut tetap berdatangan dari para fans untuk Valverde. Bahkan saat kalah 3-1 di markas Levante pada November 2019 lalu, Valverde sampai disebut pelatih tak tahu malu.
"Anda tidak memiliki rasa malu, Valverde!" tulis salah satu fans Barcelona di akun pribadi Twitter miliknya merespons ucapan Valverde yang tetap ogah mundur usai kekalahan tersebut.
Total selama 2,5 musim melatih Barcelona, Valverde yang selalu dicibir para fans El Barca mengumpulkan 97 kemenangan, 32 kali imbang dan hanya 16 kali kalah dari keseluruhan 145 laga menjadi nahkoda Lionel Messi cs.
Bukan Hanya Valverde, Luis Enrique Juga Alami Hal yang Sama
Melihat statistik Valverde tersebut, hanya kalah 16 kali dari 145 pertandingan melatih Barcelona, tentu sangatlah miris. Itulah kenapa menjadi pelatih Barcelona bisa dibilang profesi paling sulit di dunia.
Apalagi jika kita melihat lebih jauh ke masa lalu, pelatih Barcelona sebelum Valverde yakni Luis Enrique, juga mengalami hal serupa. Ya, padahal Enrique merupakan pelatih yang mampu mempersembahkan trofi Liga Champions di musim 2014/15, sesudah era Guardiola.
Usai menjuarai Liga Champions di musim perdananya, Enrique mulai mendapat kritikan saat tampil terseok-seok di fase babak grup Liga Champions 2015/16. Hal ini terjadi saat Barcelona vs Bayer Leverkusen pada tanggal 29 September 2015 lalu.
Sebenarnya Barcelona sukses menang dengan skor 2-1 atas Leverkusen dalam laga kandang yang dimainkan di Camp Nou. Tapi tertinggal 1-0 selama 80 menit di kandang sendiri, membuat Enrique mendapatkan ejekan langsung dari para fans yang hadir di tribun.
Bahkan Luis Enrique langsung memberikan tanggapannya atas perilaku para fans di tribun Camp Nou yang mencibirnya sepanjang laga.
"Saya tidak mengeluhkan sikap fans tapi tim ini layak untuk lebih mendapat dukungan. Kebanyakan fans mendukung kami tapi anda dapat mendengar apa yang terjadi. Saat kedudukan 2-1 kita tidak butuh dukungan, tapi saat tertinggal 0-1, kita jelas butuh. Tapi kami tidak mendapatkannya tadi, kasihan para pemain," ucap Enrique kepada awak wartawan usai laga tersebut.
Tapi mendapat kritikan ketika Barcelona bermain buruk seperti itu, tak membuat Enrique gentar. Dia bertahan hingga akhir musim 2016/17, di mana musim tersebut berakhir untuk kejayaan Real Madrid. Yang jelas fans tentu menuntut perubahan terjadi di kursi kepelatihan Barcelona.
Dari musim panas 2014 hingga 2017, Enrique sebenarnya punya catatan gemilang. Dengan 138 kali menang, 22 kali imbang dan 21 kekalahan dari total 181 pertandingan yang dia lalui bersama Barcelona.
Berdasarkan pengalaman kedua pelatih yang sebenarnya punya statistik gemilang, bahkan Enrique yang berhasil mempersembahkan satu trofi Liga Champions tetap dapat kritikan para fans, Quique Setien harus hati-hati.
Jika tidak dapat memberi pengaruh positif, khususnya pada permainan Barcelona di atas lapangan, siap-siap saja Quique Setien akan mengalami hal yang sama seperti Valverde dan Enrique. Dikritik para fans, tak peduli statistik tim di LaLiga Spanyol atau Liga Champions.