Ketika Sepak Bola Tak Terlalu Seksi untuk Tionghoa di Indonesia
INDOSPORT.COM – Tepat pada Hari Raya Imek tahun ini, INDOSPORT mencoba untuk membahas sedikit masyarakat Tionghoa yang ada di Indonesia.
Tionghoa sendiri memiliki peran penting dalam perkembangan dunia olahraga tanah air, termasuk sepak bola. Bahkan mereka pernah berkontribusi untuk tim nasional.
Etnis Tionghoa cukup berperan penting dalam perkembangan klub sepak bola tertua di Jakarta, yakni Union Makes Strength (UMS).
Dahulu klub tersebut bernama Tiong Hoa Hwee Koan Scholar’s Football Club atau Pa Hoa FC. Sesuai namanya, UMS merupakan klub yang diisi etnis Tionghoa.
Dalam perkembangannya, UMS tumbuh menjadi klub yang menakutkan di Jakarta dengan sebutan 'pabrik' bakat-bakat pesepakbola etnis Tionghoa dan Indonesia (pribumi).
Bagaimana tidak, UMS menjadi klub yang paling dominan dalam menyalurkan pemain-pemain ke Persija Jakarta dan Timnas Indonesia mulai dari era 1930-an hingga 1970-an.
Tak bisa dipungkiri, ketika itu etnis Tionghoa dan Indonesia jebolan UMS berperan besar dalam kejayaan Persija dan Timnas Indonesia.
Pada sepak bola modern saat ini, khususnya di Liga 1 Indonesia, memang jarang sekali pesepakbola ternama berdarah Tionghoa yang muncul ke publik.
Namun jauh sebelumnya, nyatanya masih cukup banyak pemain ternama Indonesia berdarah Tionghoa yang manghiasi dunia sepak bola nasional.
Nama pertama pemain berdarah Tionghoa tersebut adalah Tan Liong Houw. Dirinya pemain itu cukup bersinar di persepakbolaan tanah air.
Nama Tan Liong Houw dikenal dengan baik sebagai pemain legendaris Indonesia di era 1950-an yang merupakan keturunan Tionghoa.
Pria yang juga mempunyai nama lain Latief Harris Tanoto itu menjadi pujian bagi Tim Nasional dan juga Persija Jakarta di masa kejayaannya.
Dirinya pun mendapatkan julukan "Macan Betawi" meskipun berasal dari etnis Tionghoa. Itu tak terlepas dari kecintaan para suporter kepadanya.
Kedua, ada Thio Him Tjiang yang merupakan salah satu pemain sepakbola legendaris Indonesia keturunan Tionghoa yang bersinar berkat binaan UMS.
Lahir di tengah-tengah keluarga pesepakbola memang membuat dunia si kulit bundar sudah mendarah daging di tubuh Him Tjiang sejak kecil.
Selanjutnya ada Tan 'Bing' Mo Heng yang juga menjadi salah satu pemain legendaris Indonesia keturunan Tionghoa. Ia telah merasakan panas dingin berkarier di Indonesia yang saat itu masih berada di bawah penjajahan Belanda.
Selain Tan 'Bing' Mo Heng yang pernah membela Timnas Hindia Belanda, ada pula pemain keturunan Tionghoa lainnya yang juga pernah tampil di Piala Dunia 1938 itu.
Adalah Tan Hong Djien, pemain asal klub Tiong Hoa Soerabaja yang turut melegenda di persepakbolaan Indonesia.
Djien diketahui pernah berlatih bersama beberapa klub terkenal, seperti Santos dan juga Barcelona selama Piala Dunia 1938 tersebut.
Kini hanya ada satu nama pesepakbola berdarah Tionghoa yang cukup dikenal masyarakat, yakni Sutanto Tan. Ia pernah pun pernah membela klub-klub ternama seperti Persija dan bali United.
Tidak adanya sosok selain Sutanto Tan yang bersinar di dunia si kulit bundar Indonesia ini, sedikit menjelaskan bahwa sepak bola tak lagi seksi bagi masyarakat Tionghoa.
Kebanyakan masyarakat Tionghoa sepertinya lebih beralih ke dunia bulutangkis. Seperti yang diketahui, banyak pebulutangkis berdarah Tionghoa yang mampu mengharumkan nama Indonesia.
Tak hanya di zaman dulu, akan tetapi sejumlah atlet bulutangkis berdarah Tionghoa juga mampu membuat nama Indonesia menakutkan.
Sebut saja pebulutangkis nomor satu ganda putra di ranking BWF Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Gideon Fernaldi merupakan sosok atlet berdarah Tionghoa.
Selain Kevin dan Marcus, tentunya masih banyak lagi pebulutangkis berdarah Tionghoa yang dikenal oleh dunia. Ini membuktikan bahwa bulutangkis lebih menarik ketimbang sepak bola.
Entah apa yang membuat Tionghoa lebih banyak terjun ke dunia bulutangkis daripada sepak bola. Ataukah karena sepak bola Indonesia masih belum berkembang? Jawaban itu tentunya masih menjadi tanda tanya besar.