Torehan Gol Selalu Menurun Tiap Musim, Penyerang Lokal Makin Terasing di Tanah Sendiri
INDOSPORT.COM - Penyerang Lokal (tanpa naturalisasi) selalu mengalami penurunan gol tiap musimnya di Liga 1. Mereka semakin terasing di Tanah Air.
Masalah Timnas Indonesia yang selalu kesulitan mendapatkan penyerang tajam dalam beberapa musim terakhir, tak lepas dari situasi yang terjadi di kompetisi Liga 1 Indonesia.
Tiap musimnya, alih-alih bersaing dengan penyerang asing dalam perburuan gelar top skor, penyerang-penyerang lokal Indonesia bahkan justru kesulitan untuk meningkatkan penampilannya sendiri.
Menghitung sejak era Liga 1 di tahun 2017 saja, standar catatan gol penyerang lokal Indonesia selalu mengalami penurunan. Dari yang tadinya ada penyerang lokal yang bisa mencetak 16 gol di Liga 1 2017. Di Liga 1 2018, penyerang lokal paling banyak hanya bisa mencetak 14 gol.
Kembali menurun di Liga 1 2019 lalu. Saat hanya 13 gol yang menjadi raihan tertinggi penyerang lokal. Lewat penyerang Persipura Jayapura, Titus Bonai.
Konsistensi
Menurunya capaian gol penyerang-pernyerang lokal, tak lepas dari konsistensi yang tak bisa dijaga dengan baik dari musim ke musim.
Sebenarnya Samsul Arif pernah menjanjikan konsistensi tersebut. Kala dirinya bisa muncul sebagai penyerang lokal paling subur dalam dua gelaran awal Liga 1, musim 2017 dan 2018.
Di Liga 1 2017, Samsul Arif menjadi penyerang lokal paling subur dengan 16 golnya. Di Liga 1 2018, capaian Samsul Arif memang menurun, tapi dirinya masih bisa menjadi penyerang lokal terbaik dengan 14 golnya.
Sayangnya di Liga 1 2019, raihan Samsul Arif terjun bebas, dirinya hanya bisa mencetak lima gol dalam 34 kali kesempatannya bermain bersama Barito Putera.
Perihal konsistensi, sebenarnya ada nama penyerang Persipura Jayapura Boaz Solossa, yang bisa mencetak rata-rata sekitar 10 gol tiap musimnya di Liga 1. Namun pada akhirnya dengan jumlah yang jauh di bawah raihan penyerang-penyerang asing, konsistensi Boaz Solossa di Liga 1 jadi tak memiliki arti lagi.
Dominasi Penyerang Asing
Melihat kondisi penyerang-penyerang lokal Indonesia saat ini di Liga 1 memang menjadi sebuah ironi tersendiri. Penyerang lokal seakan semakin terasing di tanahnya sendiri. Kalah dari dominasi penyerang-penyerang asing, yang selalu menjadi pilihan utama klub-klub untuk mengisi lini depannya.
Padahal jika mundur jauh ke belakang, di era awal Liga indonesia bergulir tahun 1994/95, penyerang-penyerang lokal sempat mengalami masa kejayaan di tanah sendiri.
Kala itu Setidaknya empat penyerang lokal bisa mencetak lebih dari 20 gol. Mendominasi penyerang asing yang hanya diwakili dua nama dalam daftar teratas top skor..
Bahkan di daftar teratas kala itu, dua penyerang lokal Indonesia bisa menyentuh torehan 30 gol. Mereka adalah bomber Pelita Jaya Buyung Ismu bisa mencetak 30 gol dan juga penyerang Bandung Raya Peri Sandria, dengan 34 gol yang membawanya menjadi top skor Liga Indonesia 1994/95.
Setelah era kejayaan penyerang lokal tersebut, melewati tahun 2000-an, Boaz Solossa memang bisa menjadi anomali dengan tiga gelar top skor yang bisa diraihnya tahun 2009, 2010 dan 2013.
Namun pasca raihan Boaz Solossa tersebut, terlebih setelah memasuki era Liga1, penyerang-penyerang lokal terus mengalami penurunan.
Sehingga menjadi tanda tanya besar, apakah di Liga 1 2020, penyerang-penyerang lokal bisa kembali bersaing dengan penyerang asing, atau malah semakin terpuruk, menurun dari Liga 1 musim-musim sebelumnya?
Berikut Raihan Terbaik Penyerang Lokal Indonesia dalam Tiga Gelaran Liga 1
Liga 1 2019:
Titus Bonai (Persipura), 13 Gol
Lerby Eliandry (Borneo), 10 Gol
Febri Haryadi (Persib), 9 Gol
Boas Solossa (Persipura), 9 Gol
Liga 1 2018:
Samsul Arif (Barito Putera), 14 Gol
Boaz Solossa (Persipura), 11 gol
Osvaldo Haay (Persebaya), 10 Gol
Liga 1 2017:
Samsul Arif (Persela), 16 gol
Lerby Eliandry (Borneo), 16 Gol
Ferdinan Sinaga (PSM), 12 Gol
Boaz Solossa (Persipura), 10 gol