Mengenang Momen Pahit Persebaya vs Persik di Tahun 2010
INDOSPORT.COM – Siapa sangka jika duel Persebaya Surabaya vs Persik Kediri yang menjadi laga pembuka Liga 1 2020 ternyata menyimpan cerita pahit pada 2010.
Setelah semua persiapan yang dilakukan, akhirnya Liga 1 2020 dipastikan akan segera sepak mula pada hari ini. Duel panas antara Persebaya vs Persik pun didapuk sebagai laga pembuka dari Liga 1 musim ini.
Sangat menarik untuk melihat laga pembuka itu karena sejatinya baik Persebaya atau Persik merupakan salah satu kekuatan utama di Jawa Timur.
Oleh karena itu, rivalitas antara Persebaya dan Persik begitu menarik untuk disaksikan karena memperebutkan status tim terbaik di Jawa Timur. Akan tetapi sepuluh tahun yang lalu, duel antara Persik vs Persebaya justru berakhir dengan momen pahit.
Momen Pahit Persik vs Persebaya di Liga Indonesia 2009/2010
Mundur ke sepuluh tahun lalu saat Arema FC saat itu berhasil meraih gelar Liga Indonesia 2009/2010 berkat tangan dingin Robert Rene Alberts yang kini melatih Persib Bandung. Saat itu siapa yang juara sudah diketahui pada akhir kompetisi.
Namun tidak dengan tim yang terdegradasi karena praktis hingga pekan terakhir, hanya Persitara Jakarta Utara saja otomatis turun kasta. Hingga pekan terakhir, satu slot ke play off degradasi tengah diperebutkan tiga tim sekaligus.
Pelita Jaya, Persebaya Surabaya, dan Persik Kediri adalah ketiga tim yang harus saling sikut untuk satu tiket play off itu. Oleh karena itu laga terakhir antara Persik Kediri vs Persebaya Surabaya di Stadion Brawijaya pada 29 April pun menjadi penentu nasib 3 tim itu.
Bagi Persebaya Surabaya, mereka wajib menang dengan skor 3-0, sedangkan Persik Kediri harus bisa menang dengan selisih 5 gol. Lalu, bagi Pelita Jaya, mereka hanya berharap agar misi Persik Kediri dan Persebaya Surabaya tidak terwujud.
Akan tetapi masalah mulai muncul setelah pihak kepolisian tidak memberikan izin pada laga 29 April itu. Persik Kediri lantas langsung diberi kesempatan untuk memindahkan duel itu ke Stadion Mandala Krida, Yogyakarta pada awal Mei.
Namun drama terjadi dengan lagi-laga pertandingan Persik vs Persebaya kembali urung digelar karena tak dapat izin dari kepolisian. Sesuai aturan manual Liga saat itu yang tertera di pasal 26 ayat 6, jika tim kandang gagal melangsungkan pertandingan.
Maka, hukumannya adalah kemenangan Walk Out (WO) yang artinya Persebaya Surabaya seharusnya bisa menang 3-0 dan lolos ke play off degradasi menggeser Pelita Jaya. Tapi yang terjadi adalah PT Liga Indonesia justru memilih menggelar pertandingan tunda.
Tanggal 5 Agustus pun dipilih di Stadion Brawijaya yang menjadi tempat bertanding Persik vs Persebaya. Kejutan pun terjadi di mana laga itu kembali ditunda karena izin dari kepolisian kembali tidak terbit juga.
Pihak Persebaya yang sudah datang ke Kediri pun akhirnya merasakan kekecewaan yang begitu mendalam. Hingga akhirnya, Persebaya memutuskan tidak datang dalam laga tunda di Palembang pada 8 Agustus.
Dikarenakan Persebaya tidak datang ke Palembang, PT Liga Indonesia di luar dugaan akhirnya memutuskan untuk memberikan kemenangan WO kepada Persik Kediri. Keputusan itupun begitu pahit baik itu bagi Persebaya dan Persik karena mereka tetap terdegradasi.
Kini setelah 10 tahun kedua tim tak bertemu di ajang Liga Indonesia, akhirnya Persebaya akan bertanding juga dengan Persik Kediri pada malam ini. Bagi para suporter kedua klub pada 10 tahun lalu, duel ini sangatlah pahit.
Akan tetapi pada malam nanti, seyogyanya jalannya pertandingan tidak akan berakhir dengan cerita pahit. Soalnya Persebaya Surabaya dan Persik Kediri sama-sama akan menyambut laga pembuka Liga 1 dengan suka cita, bertemu lagi setelah cerita pahit sedekade lalu.