Titik Lemah Persija Jakarta yang Bisa Gagalkan Ambisi Juara Liga 1
INDOSPORT.COM - Walau tampil cukup meyakinkan di laga pramusim, namun permainan tim Persija Jakarta jelang Liga 1 2020 belum sepenuhnya optimal.
Persija Jakarta menyambut kick-off Liga 1 2020 dengan ambisi besar. Mereka kembali membidik gelar juara yang sempat dimenangi dua musim silam, tepatnya edisi 2018.
Persija seperti tidak mau mengulang memori kelam Liga 1 2019. Predikat juara bertahan tak lantas membuat mereka bertahan di papan atas, tapi justru terseok-seok dan sempat berkubang di zona degradasi.
Beruntung, pergantian pelatih yang dilakukan menjelang akhir Liga 1 2019 efektif menyelamatkan mereka hingga mampu menutup musim lalu di posisi ke-10.
Kini, menatap Liga 1 2020, Tim Macan Kemayoran melakukan perubahan besar yang meliputi pergantian manajemen, pelatih, hingga komposisi pemain asing.
Musim ini Persija mendapat julukan The Dream Team berkat keberhasilannya mengumpulkan sejumlah pemain bintang. Para pemain itu antara lain Marc Klok (PSM), Marco Motta (Almeria), Osvaldo Haay (Persebaya), Otavio Dutra (Persebaya), sampai Evan Dimas (Barito Putera).
Nama-nama penggawa anyar ini menyatu dengan bintang-bintang yang telah terlebih dahulu eksis di tim Macan Kemayoran seperti Marko Simic, Riko Simanjuntak, Rohit Chand, Rezaldi Hehanusa, hingga Andritany.
Bukti nyata pun mulai mereka tunjukkan dengan tampil gemilang di laga pramusim. Persija berhasil tembus ke babak final Piala Gubernur Jatim.
Sayang, sebagai buntut salah satu pemain yang terkena kartu merah, mereka harus kalah 4-1 dari Persebaya. Hasil positif juga mereka tunjukkan kala menghajar Geylang International 3-1 di Stadion GBK.
Walau cukup meyakinkan, namun tim Persija belum sepenuhnya optimal. Masih ada sejumlah kelemahan yang terlihat di laga pramusim. Kelemahan-kelemahan ini pun harus segera diatasi agar tak menghambat ambisi mereka meraih gelar juara Liga 1 2020.
Organisasi permainan
Kelemahan nyata Persija terlihat ketika melakoni laga uji coba menghadapi Geylang International. Walau sanggup menang telak, Persija yang tampil dengan formasi 4-3-3 terlihat gagap dalam mengorganisir permainan.
Berulangkali transisi yang dilakukan para pemain Persija tak berjalan mulus. Sejumlah serangan yang dibangun oleh Evan Dimas sering terpotong musuh.
Salah oper pun masih sering terlihat baik yang dilakukan oleh Evan Dimas, Riko Simanjuntak, Marc Klok, maupun pemain lain. Sering kehilangan bola berbuntut pada banyaknya pelanggaran yang dilakukan pemain Persija.
Berulangkali para pemain Persija melakukan pelanggaran yang tidak perlu di pertahanan lawan. Sorotan perlu diberikan kepada Marc Klok.
Walau mampu mengatur serangan dan membuat assist, namun Klok kerap terlihat terlalu tergesa-gesa dalam menjaga pertahanan.
Kartu kuning yang diraihnya pun berasal dari pelanggaran keras menjurus kasar. Jika tak segera dievaluasi, potensi kartu merah bisa didapatkan Klok di Liga 1 nanti.
Bek Tengah
Lini paling lemah di tim Persija saat ini mungkin ada di barisan belakang, terutama dua bek tengah. Duet Ryuji Utomo dan Maman Abdurahman terlalu mudah untuk ditembus musuh.
Bahkan, Ryuji berulangkali melakukan pelanggaran tak perlu yang mengakibatkan tendangan bebas untuk lawan. Namun, kredit patut diberikan kepadanya setelah melakukan satu penyelamatan krusial di babak pertama.
Sementara bagi Maman, faktor usia sepertinya berkontribusi besar dalam penurunan performa. Maman kerap out of position serta kewalahan menghadapi kelincahan bomber lawan.
Jika tak segera dievaluasi, maka hal ini bisa jadi kelemahan fatal di kompetisi Liga 1. Pelatih Sergio Farias bisa mematenkan duet Otavio Dutra dengan Ryuji Utomo yang di Piala Gubernur Jatim tampil lebih solid.
Ketergantungan Simic
Besarnya peran seorang Marko Simic di tim Persija Jakarta sangat terlihat. Musim lalu, bomber asal Kroasia ini mampu mencetak 28 gol untuk Macan Kemayoran.
Namun hal ini bisa menjadi bumerang bagi Persija. Jika Marko Simic harus mengalami cedera ataupun sanksi larangan bertanding, maka kekuatan lini depan Persija bakal menurun drastis.
Selepas kepergian Bambang Pamungkas, Persija tidak memiliki pemain pelapis yang berpengalaman. Memang ada nama Rafli Mursalim di bench. Namun, pemain 20 tahun ini masih butuh banyak jam terbang untuk bisa menggantikan peran seorang Marko Simic.
Persija mau tidak mau harus menggantungkan kepada insting mencetak gol Osvaldo Haay dan Riko Simanjuntak yang beroperasi di kedua sayap.
Kekuatan terbesar Persija musim ini memang ada pada sisi sayap. Persija memiliki pemain-pemain berskill tinggi sekaligus subur di posisi ini.
Untuk sisi sayap kanan ada nama Marco Motta, Novri Setiawan dan Riko Simanjuntak. Sementara di kiri ada Osvaldo Haay, Rezald Hehanusa, dan Heri Susanto. Semua pemain kecuali Marco Motta sudah pernah menciptakan lebih dari dua gol untuk Persija Jakarta.