Bukan Hanya Menyerang Kesehatan, Corona Perlahan Membunuh Sepak Bola
INDOSPORT.COM – Virus corona telah menjadi fenomena menakutkan bagi kehidupan manusia. Bahkan warga Indonesia juga dikabarkan sudah ada yang terjangkit virus tersebut.
Dua Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut diketahui berdomisili di Depok, Jawa Barat. Mereka dinyatakan positif corona setelah berinteraksi dengan orang Jepang.
Situasi ini akhirnya membuat masyarakat Indonesia meningkatkan proteksi diri dengan cara menggunakan masker. Hal itu bahkan membuat toko kehabisan stok masker.
Tak hanya negara Asia dan Indonesia, nyatanya beberapa negara Eropa juga dikabarkan terserang virus corona. Salah satu negara Eropa itu adalah Italia.
Sejauh ini, wilayah Italia Utara yang menjadi fokus pemerintah untuk pemberantasan virus corona. Bahkan pemerintah setempat memutuskan untuk menutup sekolah atau universitas di wilayah tersebut.
Menurut laporan Reuters, sudah ada peningkatan jumlah korban di wilayah Italia Utara, yakni menjadi 29. Maka wajar, jika pemerintah menonaktifkan sejenak kegiatan di wilayah tersebut.
Corona Perlahan Membunuh Sepak Bola
Tak hanya mengganggu kegiatan pembelajaran, virus corona juga menghambat penyelenggaran kompetisi sepak bola di Italia, mulai dari kasta bawah hingga Serie A Italia.
Terhitung, ada lima pertandingan Serie A Liga Italia yang harus terkena dampak virus corona. Salah satunya adalah laga antara Juventus vs Inter Milan.
Sebelumnya, pertandingan bergengsi itu tetap dimainkan, namun tanpa penonton. Akan tetapi, federasi sepak bola Italia (FIGC) resmi menunda laga pekan ke-26 Serie A Liga Italia tersebut.
Bahkan laga semifinal Coppa Italia, Juventus vs AC Milan juga harus ditunda. Awalnya, pertandingan Juventus vs AC Milan ini akan dilangsung pada Kamis (05/03/20) dini hari WIB.
Sebelumnya, kompetisi Liga Bulgaria juga harus terkena dampak. Itu dialami oleh klub yang dibela calon bek naturalisasi Indonesia, Darren Sidoel.
Penundaan laga ini tidak terlepas setelah Ludogorets bertandang ke markas Inter Milan dalam babak 32 besar Liga Europa. Laga itu dimainkan secara tertutup karena wabah Corona di Italia Utara.
Semua pemain Ludogorets sendiri telah dites dan hasilnya negatif setelah kembali dari Italia. Akan tetapi, federasi sepak bola Bulgaria (BFU) akan mengadakan tes tambahan.
Masalah ini juga akhirnya membuat masa depan kompetisi Piala Eropa atau Euro 2020 sedikit terganggu. UEFA pun melakukan diskusi mengenai masalah ini.
"Tentunya akan ada diskusi. Tapi, pada dasarnya kami akan mematuhi saran yang telah diberikan pemerintah dan kami harus mematuhi itu," ujar Ketua Eksekutif Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), Mark Birmingham, dikutip dari Reuters.
Euro 2020, Dibatalkan atau Lanjut?
Kompetisi Euro 2020 sendiri direncanakan bakal dimainkan dan akan menghabiskan waktu selama sebulan penuh, tepatnya pada 12 Juni hingga 12 Juli mendatang.
Nantinya, ada 12 kota dari 12 negara yang menjadi tuan rumah, seperti Italia, Azerbaijan, Rusia, Denmark, Belanda, Rumania, Inggris, Skotlandia, Spanyol, Republik Irlandia, Jerman dan Hungaria.
Laga pembuka Euro 2020 antara Turki vs Italia direncanakan bakal tampil di Stadion Olimpico, Roma. Ini tentunya menjadi masalah bagi, mengingat wilayah Italia sudah terjangkit virus corona.
Meski begitu, Presiden FIFA Gianni Infantino menjelaskan bahwa Euro 2020 bakal berjalan sesuai jadwalnya. Namun, bukan berarti keputusan itu akan tetap bulat sampai hari H.
"Saya tidak akan mengecualikan apa pun saat ini. Saya harap kita tidak perlu masuk ke arah ini. Saya pikir akan sulit untuk membuat larangan global karena situasinya (di setiap negara) sangat berbeda,” ujar Infantino, dilansir dari Reuters.
“Kesehatan manusia jauh lebih penting daripada pertandingan sepak bola mana pun. Kesehatan melebihi adalah segalanya dan itulah sebabnya kita harus melihat situasinya dan berharap virus Corona akan berkurang,” tutupnya.
Apabila UEFA dan FIFA memutuskan untuk menunda ajang Euro akibat merebahnya virus corona, maka secara perlahan penyakit tersebut bakal membunuh sepak bola. Patut dinantikan perkembangan antisipasinya.