Badai Klub Jose Mourinho, Karma Berulang Si Pembenci Pemain Cedera
INDOSPORT.COM - Hubungan Jose Mourinho yang akrab dengan cedera pemain seakan menjadi karma dari gaya kepelatihannya yang kerap memaksa.
Tottenham Hotspur harus menelan pil pahit usai tersingkir dari Liga Champions 2019-2020. The Lilywhites mesti tersingkir memalukan usai dibantai RB Leipzig 3-0 di Red Bull Arena .
Tottenham yang sebetulnya lebih memiliki pengalaman harus kalah back-to-back dari tim kejutan asal Jerman itu. Pada pertemuan pertama di London, Spurs juga kalah dengan skor 1-0.
Tottenham memang tengah dalam penurunan performa di paruh musim ini. Spurs harus ditinggal banyak pemain kuncinya karena cedera.
Pada laga dini hari tadi Spurs setidaknya kehilangan empat pemain kuncinya, yakni Harry Kane, Moussa Sissoko, Son Heung-Min dan Steven Bergwijn. Kondisi ini jelas merepotkan Mourinho dalam menyusun taktik.
Menariknya, situasi seperti ini bukan yang pertama dihadapi Mourinho di tim yang ditanganinya. Mourinho dan cedera pemain merupakan hubungan yang telah lama terjalin.
Gabung ke Tottenham saja Mourinho sudah disambut dengan badai cedera yang menimpa Harry Kane. Kondisi ini kemudian diperparah ketika Son Heung-Min harus menepi sampai akhir musim akibat cedera di laga pekan ke-27 lawan Chelsea.
Son Heung-min tak sendiri, Steven Bergwijn yang awal bulan lalu tampil baik juga harus menepi diikuti oleh Moussa Sissoko. Lengkap sudah penderitaan Mourinho.
Masalah cedera selalu menghampiri Mourinho di tim-tim yang dibelanya. Namun, benarkah kondisi ini hanya kebetulan semata?
Jose Mourinho yang Suka Memaksa
Banyaknya pemain yang cedera di tim-tim yang ditangani membuat Mourinho mendapat tudingan sebagai pelatih yang suka membuat pemainnya cedera. Gaya melatih The Special One dinilai jadi biang keladinya.
Berdasarkan penuturan pemain-pemainnya, Mourinho disebut sebagai pelatih yang kerap memvorsir para pemain. Dimulai dari saat ia menangani Porto di Portugal.
Mourinho hampir selalu mampu memaksakan Starting XI terbaik sepanjang tahun walaupun saat itu pemain-pemain kuncinya seperti Derlei, Benni McCarthy, Deco, Jorge Costa, dan Pedro Mendes menderita cedera ringan.
Hal ini juga diterapkan Mourinho saat membesut Chelsea. Mourinho meminta kesediaan pemain andalannya seperti John Terry, Frank Lampard, dan Didier Drogba untuk bermain walau harus menahan sakit.
Bintang Belanda, Wesley Sneijder, harus bermain dengan masalah otot di kakinya pada final Liga Champions 2010 ketika Inter Milan meraih treble winner di bawah Mourinho.
Saat menukangi Manchester United, Wayne Rooney terpaksa harus absen di laga penting melawan Chelsea disebabkan terlalu memaksakan bermain dalam kondisi cedera saat melawan Fenerbahce beberapa waktu sebelumnya.
Kebiasaannya memaksakan para pemain yang tak fit 100 persen seringkali berbuah bumerang bagi tim dan dirinya sendiri baik itu di dalam maupun luar lapangan.
Tak Suka Pemain Cedera
Kebiasaan memaksakan pemain untuk turun ke lapangan bahkan sampai membuatnya sering berselisih dengan anak asuhnya.
Perselisihannya dengan Eden Hazard di masa bakti keduanya bersama Chelsea dipicu oleh sang bintang yang menolak untuk bermain lebih lama karena merasakan sakit di pinggul.
Mourinho seperti tak mau memedulikan. Seperti dilansir dari The Guardian, ia pernah berujar bahwa menuntut komitmen pemain di luar ambang rasa sakit (cedera) merupakan budaya sepak bola Inggris.
Mantan anak asuh Mourinho, Arjen Robben, pernah berujar bahwa pelatihnya itu benci dengan pemain cedera. "Dia tidak suka pemain-pemain yang cedera," ujarnya dikutip dari The Guardian.
Mourinho memang tak segan-segan mengritik dan menyindir pemain-pemainnya yang cedera. Oscar misalnya, pemain muda Brasil itu pernah dijuluki 'bocah ringkih' dan disebut lemah secara fisik di pekan ia bermain sangat bagus di Inggris.
Bintang sekelas Sergio Ramos di Real Madrid juga pernah jadi sasaran kritikan Mourinho. The Special One menggunakan konferensi pers untuk mempermalukan Ramos dengan menyebutnya bermasalah secara medis.
Apa yang terjadi pada Luke Shaw di klub Manchester United paling menarik untuk disorot. Mourinho terang-terangan mengritik penampilan Shaw di laga lawan Watford padahal bek kiri muda itu atas sepengetahuan Mou tengah cedera hamstring.
Bukti terbaru perlakuan buruk Mou terhadap pemainnya yang cedera bisa dilihat pada kasus Tanguy Ndombele, Desember 2019 silam. Mou mengritik Ndombele yang bermain buruk di saat sang pemain tak fit 100 persen.
"Dia berlatih normal. Jadi, saya tak bisa bilang dia cedera. Saya hanya bisa bilang, kemarin dia bilang kepada saya kondisinya tak bagus untuk bermain," kata Mourinho.
"Dia selalu cedera. Dia cedera, tidak cedera, dia bermain satu pertandingan. Selalu begini sejak awal musim," ujar Mourinho. Ruang ganti Spurs pun dilaporkan sempat memanas karena perlakuan Mou tersebut.
Entah gegabah atau keras kepala, kebiasaan nekat miliknya ini seringkali berubah jadi bumerang untuk dirinya dan tim.
Mourinho pun kini dihadapi pada masalah klasik dalam karier kepelatihannya, yakni badai cedera. Mulai dari Kaka (Real Madrid), Pogba (Man United), sampai Son Heung-min (Spurs), deretan bintang-bintang yang menepi di bawah asuhannya pun terus bertambah.