Tetap Main di Liga Europa, Manajer Wolves Semprot UEFA
INDOSPORT.COM - Manajer Wolverhampton Wanderers, Nuno Espirito Santo, mengamuk usai laga pertama babak 16 besar Liga Europa antara Olympiakos vs Wolves, Jumat (13/03/20) dini hari WIB. Nuno menyebut keputusan UEFA untuk tetap menggelar laga tersebut sebagai keputusan absurd.
Laga Olympiakos melawan Wolves dini hari tadi digelar tanpa penonton di kandang Olympiakos, Stadion Kairaskaki, Yunani. Keputusan menggelar laga tersebut secara tertutup diambil untuk mencegah penyebaran virus corona yang semakin meluas di Eropa.
Organisasi kesehatan dunia, WHO, kini telah resmi menyatakan virus corona sebagai pandemi. Virus yang berawal dari Wuhan, China, kini telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Eropa.
Di Inggris, yang merupakan negara asal Wolves kini tercatat setidaknya 509 orang positif terinfeksi corona. Sejumlah pesohor sepak bola Inggris juga telah diumumkan terinfeksi virus tersebut, di antaranya manajer Arsenal, Mikel Arteta, dan gelandang Chelsea, Callum Hudson-Odoi.
Sementar itu, di Italia, Daniele Rugani dan Manolo Gabbiadini menjadi nama besar dunia sepak bola yang terinfeksi corona.
Pihak Wolves sendiri pada awalnya sempat meminta supaya laga vs Olympiakos ditunda, namun UEFA menolak permohonan tersebut. Pemilik Olympiakos, Evangelos Marinakis juga telah dinyatakan positif terinfeksi, tapi anggota skuat dan staf klub Yunani tersebut telah menjalani pemeriksaan sebelum laga dan dinyatakan negatif.
Jelang pertandingan, manajer Wolves meluapkan kemarahannya kepada UEFA.
“Anda melakukan pertandingan sepak bola dan kemudian menyadari apa yang terjadi di seantero dunia, orang-orang meninggal dan sekarat. Lalu kami tetap memainkan pertandingan sepak bola. Ini absurd.”
Dalam pernyataan resminya di situs resmi klub, Wolves juga menyebut perjalanan mereka ke Yunani adalah hal yang berisiko.
“Kami berpendapat perjalanan (ke Yunani) akan memberikan risiko yang tidak perlu bagi para pemain, staf, suporter, dan keluarga dari orang-orang yang bepergian dalam situasi yang kritis dan tidak menentu ini.”