3 Pembelian Pemain Terburuk dalam Sejarah Real Madrid
INDOSPORT.COM - Mempunyai modal nama besar, peluang untuk menjadi juara juga selalu terbuka lebar di setiap musimnya, serta memiliki keuangan yang melimpah membuat klub raksasa asal LaLiga Spanyol, Real Madrid tentu tidak akan kesulitan untuk mendatangkan pemain baru.
Hanya saja, terkadang Madrid kerap kesulitan atau bahkan tidak memainkan sang pemain yang baru didatangkan dalam setiap pertandingan mereka.
Sebab, biasanya keinginan pelatih tak berjalan dengan lancar jika sang pemain baru dimainkan atau bisa juga si pemain baru itu didatangkan hanya karena keinginan dari pemilik klub.
Apakah Real Madrid selalu mendatangkan pemain berkualitas bintang? Jawabannya tidak selalu, tetapi yang pasti adalah Los Blancos selalu mendatangkan pemain yang mempunyai kualitas baik.
Namun sayangnya, magis atau kehebatan pemain baru yang mereka datangkan rupanya tidak dapat terlihat saat mengenakan jersey mereka.
Bahkan bisa dibilang pemain yang didatangkan ini adalah pembelian terburuk atau tergagal yang pernah dilakukan oleh El Real.
Ironisnya lagi, Madrid tidak hanya sekali tetapi cukup sering terbilang gagal mendatangkan pemain yang sesuai dengan kebutuhan tim.
Lalu siapa sajakah pemain itu? Berikut ini ulasannya:
Emerson
Berposisi sebagai gelandang tengah dan mempunyai gaya bermain yang kuat dalam bertahan dan pintar dalam memberikan umpan membuat Real Madrid sangat terkesan dengan Emerson Ferreira da Rosa.
Pemain yang lebih akrab dipanggil Emerson ini sebelumnya mampu tampil sangat cemerlang kala bermain bagi AS Roma dan Juventus dari tahun 2000 hingga 2006.
Bahkan, dirinya juga cukup berperan dalam memberikan gelar juara Piala Dunia 2002 untuk Timnas Brasil.
Tidak heran, pada tahun 2006 lalu Los Blancos memboyongnya dari Juventus dengan harapan Emerson juga dapat membantu untuk menyeimbangkan permainan mereka di setiap pertandingannya.
Sayangnya, gaya permainan sepak bola di Spanyol rupanya tidak cocok dengan Emerson. Pemain yang juga pernah perkuat Bayer Leverkusen ini juga sangat sulit beradaptasi bermain bagi klub Ibu Kota Spanyol itu.
Tak ayal, Emerson pun tanpa sungkan meminta agar dirinya dijual setahun berikutnya dan pada tahun 2007 ia kembali ke Serie A Italia dan bermain bagi AC Milan.
Nicolas Anelka
Mungkin, pencinta sepak bola zaman now tidak banyak yang tahu atau bahkan tidak ada yang tahu tentang sosok pesepak bola bernama Nicolas Anelka.
Striker asal Prancis yang telah membela banyak klub elite Eropa ini sudah mengkilap sejak dirinya masih berusia 19 tahun.
Pada tahun 1999, Madrid memboyongnya dari Arsenal dengan mahar senilai 40 juta USD, sebuah harga yang tentunya sangat mahal bagi penyerang yang masih sangatlah muda.
Ketertarikan Madrid terhadap Anelka tidaklah mengherankan. Sebab, permainannya sudah sangat mengkilap ketika bermain bagi klub profesional pertamanya, Paris Saint-Germain (PSG).
Ketika membela Arsenal, keperkasaan Anelka semakin terlihat, di mana ia turut menyumbangkan 3 gelar secara beruntun di tahun 1998, yaitu Liga Primer Inggris, Piala FA, dan juga Community Shield.
Sayangnya, ekspestasi Madrid untuk melihat magis Anelka tidak terwujud. Bagaimana tidak? Bak macan ompong, pemain yang juga pernah membela Liverpool dan Chelsea ini benar-benar sangat mandul.
Anelka seringkali membuang peluang yang ada dan hanya mampu mencetak 2 gol dari 19 pertandingan yang ia mainkan.
Akhirnya, Nicolas Anelka hanya bertahan di Madrid selama satu tahun, karena pada tahun berikutnya ia dilepas kembali ke klub pertamanya, PSG.
Ricardo Kaka
Tampil sangat cemerlang bersama AC Milan membuat playmaker asal Brasil ini selalu diminati oleh banyak klub elite Eropa, termasuk Real Madrid.
Kaka dikenal sangat cerdik dalam menggocek lawan, piawai dalam mengambil free kick, serta mempunyai umpan akurasinya sangat tepat.
Pada tahun 2009, Kaka masuk dalam daftar Los Galacticos milik Real Madrid jilid yang kedua. Di tahun tersebut, Madrid juga mendatangkan Cristiano Ronaldo yang membuat El Real merasa yakin keberadaan Kaka dan Ronaldo sangat membuat Madrid menjadi tim yang ditakutkan.
Bagaimana tidak? Kaka yang mempunyai akurasi umpan yang jitu dan Ronaldo yang merupakan finisher brilian pastinya menjadi alasan utamanya.
Lagi-lagi, Madrid mendapatkan nasib buruk. Sebab, permainan ajaib dan brilian Ricardo Kaka benar-benar tidak terlihat selama bermain bagi Real Madrid. Bahkan, bisa dibilang permainan Kaka bersam Real Madrid sangatlah buruk dan jauh dari kata memuaskan.
Madrid tetap memberikan kepercayaan kepada Kaka selama empat tahun dan selama itu juga Kaka tak kunjung menemukan performa terbaiknya.
Bahkan, Kaka harus berulangkali kembali ke meja operasi karena dirinya yang rentan cedera. Akhirnya, pada tahun 2013 Kaka kembali dipulangkan ke klub yang melambungkan namanya, AC Milan. Bersama Milan di periode keduanya, kehebatan Kaka masih tak terlihat dan ia pun hanya bertahan selama satu musim.
Hingga akhirnya, Kaka memilih untuk bermain di Amerika Serikat (AS) dengan bermain bagi Orlando City yang berjibaku di Major League Soccer (MLS) dari tahun 2014 hingga 2017 saat ia juga memutuskan untuk gantung sepatu.