5 Teori Konspirasi Paling Menghebohkan di Dunia Sepak Bola
INDOSPORT.COM - Sepak bola sebagai olahraga paling tenar di muka bumi pun tak terlepas dari berbagai teori konspirasi, dari mulai berbau politik sampai hal yang tak masuk akal.
Teori konspirasi ini pun muncul tak terlepas dari berbagai drama dalam sepak bola. Biasanya, pihak yang dirugikan dalam permainan selalu menuding adanya konspirasi.
Barcelona misalnya, klub Catalan selama beberapa tahun pernah dianggap sebagai anak emas UEFA. Ibrahimovic dari AC Milan pernah menganggap klub Lionel Messi itu didukung semesta untuk masuk partai final demi profit komersial.
Meski akhirnya tak terbukti, namun tudingan itu terlanjur melekat. Berikut ini kami rangkum lima teori konspirasi paling menggemparkan di jagat sepak bola.
Hoax Piala Dunia 1958
Di era keterbatasan informasi, konspirasi pun berkembang biak dengan subur. Piala Dunia 1958 di Swedia pernah dianggap sebagai piala dunia palsu.
Sejarawan Swedia, Bar Jacques de Waern, menuding Piala Dunia Swedia 1958 adalah palsu. Waern mengklaim gelaran piala dunia itu tak terjadi di Swedia, melainkan Amerika Serikat sebagai bagian uji coba CIA untuk menguji kekuatan program televisi di masyarakat.
Percobaan itu merupakan bagian dari Perang Dingin. De Waern yakin Piala Dunia yang mencuatkan nama Pele tersebut tidak pernah ada di Swedia.
Kecurangan Korea Selatan di Piala Dunia 2002
Lolosnya Korea Selatan ke babak semifinal Piala Dunia 2002 memang bak kisah dongeng. Kekuatan dukungan suporter tuan rumah sepertinya berkontribusi besar
Namun jika kita mengikuti fakta di lapangan, nyatanya tidak demikian. Korea Selatan secara terang-terangan diberikan keuntungan kala bertanding di fase gugur.
Dimulai dari Italia yang jadi korban mereka di babak 16 besar. Azzurri harus tunduk 2-1 atas tim Asia tersebut.
Italia tertimpa kesialan setelah Francesco Totti dihukum kartu merah oleh wasit Byron Moreno karena melakukan diving di kotak penalti lawan.
Akibat kekalahan memalukan Gli Azzuri tersebut, masyarakat Italia menilai Byron Moreno tidak kompeten. Wasit asal Kolombia itu juga disebut bersepakat untuk meloloskan tuan rumah ke babak berikutnya.
Belakangan tersebar video yang berisi keputusan-keputusan kontroversial wasit Byron Moreno yang sangat memprihatinkan di laga tersebut.
Pemain Spurs Diracun
Derby London antara Arsenal dan Tottenham Hotspur selalu menyuguhkan persaingan yang panas. Terlebih, fakta sebelum musim 2016/17 Spurs tidak pernah finis di atas Arsenal sejak 1995.
Pada musim 2005/06, Spurs selangkah lagi finis di atas Arsenal. Akan tetapi, The Lilywhites kalah pada laga terakhir akibat kasus keracunan makanan.
Sehari sebelum pertandingan terakhir Spurs melawan West Ham United, banyak pemain mereka yang jatuh sakit setelah makan di hotel tim. Beberapa pihak menuduh kepala koki hotel tim merupakan pendukung Arsenal.
Penangkapan Sir Bobby Moore
Timnas Inggris yang menjuarai Piala Dunia 1966 diunggulkan untuk kembali merebut trofi juara di edisi berikutnya tahun 1970.
Namun, persiapan The Three Lions terganggu setelah kapten sekaligus pemain paling berpengaruh dalam tim, Bobby Moore ditangkap oleh kepolisian negara Kolombia.
Bobby Moore dituduh kejahatan yang terdengar mengada-ada, yakni mencuri perhiasan di sebuah toko di Bogota. Kapten tim yang mengangkat Piala Dunia 1966 itu pun harus ditahan selama beberapa hari.
Untungnya legenda West Ham itu bisa bebas setelah dinyatakan tak bersalah hanya satu hari setelah skuat Inggris berangkat ke Meksiko tanpa dirinya. .
Muncul dugaan motif penangkapan Moore merupakan bagian dari upaya menggembosi kekuatan Timnas Inggris di Piala Dunia 1970.
Barcelona Anak Emas UEFA
Barcelona era Pep Guardiola pernah sangat menguasai Eropa dan dunia. Mereka meraih segala-galanya mulai dari trofi La Liga, Liga Champions, Copa del Rey, Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antar-klub.
Namun, keberhasilan mereka menjuarai segala trofi yang ada dianggap bukan karena berkat kehebatan para pemain semata. Barca sering dituduh dibantu wasit dalam pertandingan-pertandingan krusial.
Kemenangan mereka atas Chelsea di semifinal masih diingat jelas karena kepemimpinan wasit Tom Henning Ovrebo yang berat sebelah,