x

Industri Sepak Bola Eropa yang Lebih Sehat Usai Krisis Corona

Minggu, 5 April 2020 14:28 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Pandemi virus corona yang memporakporandakan kompetisi sepak bola ternyata berpotensi merubah wajah sepak bola menjadi lebih baik.

INDOSPORT.COM - Pandemi virus corona yang memporakporandakan kompetisi sepak bola ternyata berpotensi merubah wajah sepak bola menjadi lebih baik. 

Berdasarkan hasil penelitian Football Observatory di International Centre for Sports Studies, total nilai pasar pemain di lima liga top Eropa (Inggris, Spanyol, Jerman, Italia, dan Prancis) akan menderita penurunan 28 persen sebagai dampak pandemi COVID-19. 

Itu artinya, dari total 32 miliar euro (Rp58 triliun), nilai pasar pemain akan turun ke angka total 23 miliar euro (Rp41,7 triliun). Estimasi ini dengan catatan tak ada lagi pertandingan yang dimainkan di sisa musim dan kontrak pemain yang berakhir di Juni tidak diperpanjang. 

Baca Juga
Baca Juga

"Tingkat penurunan bervariasi sesuai dengan beberapa faktor seperti usia pemain, durasi kontrak, jalur karier dan kinerja baru-baru ini," tambah pernyataan studi tersebut. 

Dengan perhitungan studi ini, itu artinya bintang seperti Paul Pogba akan mengalami penyusutan nilai hingga akhirnya hanya menyentuh angka 35 juta euro saja. 

Studi yang berbasis di Swiss ini juga menjelaskan penyusutan nilai pasar klub Manchester City yang menyentuh angka 412 juta euro melebihi penyusutan nilai pemain klub mana pun di lima liga top Eropa. 

Barcelona merayakan kemenangan mereka atas Real Sociedad di LaLiga Spanyol

Tepat di belakang Man City ada Barcelona yang bakal mengalami penyusutan nilai pemain sebesar 366 juta euro, Di Inggris, Liverpool menjadi tim dengan penyusutan nilai pasar terbesar yakni 353 juta euro. 

Sebelum adanya krisis COVID-19 industri sepak bola berkembang pesat dengan uang sebagai pusat segalanya. Namun, kenyataannya hal itu menyisakan sejumlah persoalan, salah satunya adalah keitmpangan antara klub besar dan kecil. 

Dengan kekuatan finansial tanpa batas, klub-klub kaya akan semakin kuat sedangkan klub-klub kecil tak berdaya. Inilah yang menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak seimbang di liga-liga seperti Prancis, Italia, dan Inggris. 

Aturan Financial Fair Play dari UEFA pun tetap tak bisa menghindari belanja klub-klub besar. Kondisi ini diperparah dengan permainan para agen yang menaikan harga pemain seenaknya. 

Lebih Sehat Usai Krisis Corona?

Dampak pandemi COVID-19 memang sangat masif bagi industri sepak bola Eropa dan seluruh dunia. Menurut Sekjen FIFpro (Serikat Pemain Eropa), Jonas Baer-Hoffman, wabah virus corona bisa merubah citra industri sepak bola yang berdampak pada perekonomian.

Tak cuma gaji pemain yang dipangkas, staf dan pegawai klub pun bakal mengalami pemotongan upah dan bahkan PHK. Klub mengalami kerugian besar sampai-sampai memotong gaji pemain. Klub-klub kecil bahkan di ambang kebangkrutan. 

Akan tetapi, ada sisi positif dari perubahan besar ini. Untuk jangka waktu cukup lama diperkirakan tak akan ada lagi megatransfer yang menyentuh angka triliunan rupiah

Klub-klub akan lebih menghemat pengeluaran karena dampak kerugian pascacorona. Otomatis, agen-agen pemain pun akan banting harga. 

Pendapat yang cukup melawan arus dikeluarkan oleh pelatih Everton, Carlo Ancelotti. Pelatih kawakan Italia ini dampak positif akan datang untuk sepak bola usai kesulitan ekonomi datang. 

Don Carlo menilai sepak bola akan lebih 'merakyat'. Sepak bola berpeluang tak lagi menjadi ladang bisnis yang sekadar mengeruk uang besar semata. 

"Ekonomi akan segera berubah di semua tingkatan. Harga tiket akan turun dan hak (siar) TV akan lebih murah. Pesepak bola dan pelatih akan mendapat gaji lebih sedikit. Akan ada perampingan keuangan secara umum," ujarnya dikutip dari Liverpool Echo.

"Ini akan menjadi sepak bola yang lebih benar. Mungkin semuanya akan lebih baik," tambahnya. 

Situasi pertandingan Liga Inggris pekan ke-14 antara Chelsea vs West Ham, Sabtu (30/11/19).

Mungkin pendapat Ancelotti ada benarnya. Selama ini kesenjangan besar makin terlihat di sepak bola. Klub-klub kaya akan terus semakin kuat yang membuat persaingan di liga terasa hambar. 

Kini, klub-klub mulai pikir-pikir membeli pemain dengan harga super mahal karena tak ingin memperparah kerugian.

Baca Juga
Baca Juga

Strategi transfer akan menjadi primadona ketimbang menggelontorkan fulus secara jor-joran.  Agen pemain tak akan lagi dengan seenaknya menaikan harga pemain. 

Setelah krisis Corona, klub-klub menengah punya kesempatan untuk mendapatkan pemain bagus dengan harga masuk akal. Secara teoritis, kondisi ini bisa mengembalikan keseimbangan kompetisi di masa mendatang. 

Manchester CityUEFACarlo AncelottiSepak BolaVirus Corona

Berita Terkini