x

Mengenang Kejayaan Arema, ke Mana Skuat Juara ISL 2010 Saat Ini?

Minggu, 5 April 2020 20:23 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
Pesta juara ISL 2010 Arema sudah berlangsung satu dekade lalu, kira-kira bagaimana dengan nasib para anggota skuatnya di masa kini?

INDOSPORT.COM - Tanggal 30 Mei 2010 jadi hari bersejarah bagi arek-arek Malang. Tim kebanggaan mereka, Arema Malang, resmi menjadi juara kompetisi Indonesia Super League musim 2009-2010. 

Bermain imbang 1-1 melawan PSPS Pekanbaru cukup bagi mereka untuk mengumpulkan 70 poin yang tak mungkin bisa lagi dikejar oleh Persipura Jayapura di posisi kedua.

Pada musim itu Arema Malang memang memiliki skuat muda yang mumpuni mengandalkan duet Noh alam Shah dan M. Ridhuan. Ditambah dengan tangan dingin seorang Robert Rene Alberts. 

Baca Juga
Baca Juga

Pesta juara itu memang sudah berlangsung satu dekade lalu. Kira-kira, bagaimana nasib para anggota skuat juara Arema Malang di masa kini?

1. Kurnia Meiga

Di bawah mistar gawang, Arema Malang mengandalkan satu nama kiper muda masa depan Indonesia, yakni Kurnia Meiga. 

Di usia 19 tahun, Meiga berperan besar dalam membawa kesuksesan Arema di tahun 2010. Selepas musim itu, ia pun sudah dipercaya menjadi kapten di usia muda. 

Kurnia Meiga masih tampil gemilang bagi Arema dan Timnas Indonesia. Sayang, karier Meiga harus terhenti di pertengahan tahun 2017 dalam usia belum menginjak kepala tiga. 

Penyakit menjadi penyebab Meiga mengundurkan diri dari dunia sepak bola profesional. Meiga pun saat ini masih dalam masa pemulihan dan belum ada kabar akan kembali sebagai pemain sepak bola profesional. 

2. Beny Wahyudi

Salah satu bek sayap muda terbaik TImnas Indonesia, Beny Wahyudi, pernah memiliki karier gemilang di Arema FC. 

Di usia 23 tahun kala itu  ia terpilih ke dalam tim inti Arema Malang yang membawa trofi juara ISL 2020. Saat ini Beny pun masih aktif sebagai pemain profesional di Liga 1. 

Setelah lama memperkuat PSM Makassar, Beny Wahyudi yang kini sudah berusia 34 tahun memutuskan untuk memperkuat klub Liga 2, PSIM Yogyakarta. 

3. Johan Alfarizi

Johan Alfarizi jadi salah satu anggota gerbong pemain muda yang diorbitkan Robert Rene Alberts di Arema Malang. Alfarizi yang kala itu berusia 20 tahun menjadi pelapis sempurna bagi Zulkifli Syukur. 

Saat ini Johan Alfarizi masih tercatat setia bersama klub Arema, walau sudah berganti nama menjadi Arema FC. Alfarizi bahkan didapuk menjadi kapten tim untuk Liga 1. 

4. Ahmad Bustomi

Ahmad Bustomi menjadi rising star terbaik Arema di masa itu. Bustomi merupakan pemain produksi asli Malang. 

Di usia 23 tahun ia sudah mengawal barisan tengah Arema Malang. Jebolan SAD Uruguay itu merajai lini tengah bersama trio pemain asing Singo Edan, Roman Chmelo, Esteban Guillen, dan Muhammad Ridhuan.

5. Esteban Guillen

Esteban Guillen datang ke Arema Malang di paruh musim kedua. Dalam kurun waktu setengah musim itu, Guillen sudah membawa perubahan besar bagi tim. 

Pemain asal Uruguay mampu memberikan keseimbangan di lini tengah Singo Edan. Ia pun sering diandalkan dalam bola-bola mati. 

Saat ini Esteban Guillen sudah pensiun sebagai pemain. Namun, ia tetap melanjutkan karier di dunia si kulit bundar sebagai pelatih sepak bola. Guillen pun diketahui sudah memegang lisensi Pro FIFA.

6.  Roman Chmelo

Roman Chmelo mungkin menjadi pemain yang paling diingat di bumi Arema. Roman sudah bergabung dengan Arema semusim sebelumnya pada 2008-2009. 

Di bawah asuhan Robert Rene Alberts, Roman mampu mengeluarkan potensi terbaiknya. Roman jadi motor serangan berbahaya Arema yang membuat lawan kalang kabut. 

Sayang, dualisme yang terjadi di tubuh Arema membuatnya harus hengkang pada 2012 dan pindah ke PKNS dan PSM Makassar. Namun, di dua klub itu, sepak terjangnya tak begitu menonjol. 

Kini, bertahun-tahun setelah tak membela Arema, Roman Chmelo kembali dapat dilacak kabarnya melalui sejumlah kegiatan yang ia bagikan di instagram pribadinya chmelo_9. 

Di instagram pribadinya, Roman Chmelo sering mengunggah foto-foto kebersamaan dengan istri atau anaknya yang bernama Chemelo Jr. Ia sepertinya tak lagi bermain di kompetisi sepak bola level teratas. 

7. Muhammad Ridhuan

Memiliki kewarganegaraan Singapura, M. Ridhuan sempat diragukan para aremania ketika menginjakkan kaki di Malang. Namun, pemain berposisi winger ini membuktikan dirinya memiliki skill di atas rata-rata. 

Dalam waktu singkat Ridhuan mampu menjadi idola di Kanjuruhan. Kecepatan dan kemampuannya dalam memberikan crossing banyak membantu Arema memenangkan pertandingan. 

Ridhuan yang sudah pensiun sebagai pemain sepak bola itu saat ini dikabarkan bekerja di perusahaan minyak dan memperdalam pendidikannya. 

8. Mochamad Fachrudin

Fachrudin mungkin jadi pemain lokal paling mengejutkan di Arema. Datang dari Deltras, tak banyak ekspektasi di pundaknya. 

Namun, bersama dengan M. Ridhuan, Fachrudin diandalkan sebagai penyerang sayap Arema. Pilihan Robert pun tepat karena Fachrudin cukup bisa diandalkan. Selain memiliki kecepatan, ia juga mampu mencetak gol. 

Pada 2017 Fachrudin diketahui bermain di klub Liga 2, Persida Sidoarjo. Belum diketahui lagi apakah sang pemain sudah pensiun atau belum di usia yang sudah 37 tahun.

9.  Rachmat Affandi 

Rachmat Affandi sang bomber supersup ternyata juga jadi anggota skuat Arema yang memangkan liga. Walau tampil dari bangku cadangan sebagai pelapis Noh Alam Shah, Affandi selalu memberikan yang terbaik tiap diturunkan. 

Di musim itu beberapa kali Affandi menjadi penyelamat lewat gol-gol krusialnya, Saat ini Affandi diketahui memperkuat klub Persebaya Surabaya di Liga 1. 

10. Juan Revi

Juan Revi adalah salah satu pemain asli Malang lainnya yang memperkuat Arema di musim 2009-2010. Penampilan Juan Revi begitu menonjol kala itu. 

Permainannya yang tegas dan tanpa kompromi sangat dibutuhkan lini tengah Arema. Juan Revi masih setia bersama Arema sampai tahun 2017 sebelum akhirnya hijrah ke Persela Lamongan. Namun, pada 2018 ia memutuskan kembali ke Arema FC untuk Liga 1. 

11. Dendi Santoso

Dendi Santoso jadi nama paling familier bagi arek Malang generasi Liga 1. Maklum, saat ini Dendi Santoso masih setia membela Arema yang sudah berganti nama jadi Arema FC di Liga 1 2020. 

Baca Juga
Baca Juga

Pada musim 2009-2010 Dendi masih berusia sangat belia 19 tahun. Namanya dilambungkan oleh Robert Rene Alberts. Dendi saat ini masih beroperasi di lini sayap Arema FC untuk Liga 1 2019 dan 2020. 

12. Noh Alam Shah

Noh Alam Shah bisa dikatakan sebagai salah satu pemain Singapura terbaik yang pernah tampil di Indonesia. Pesepak bola yang akrab disapa Along itu pertama kali datang ke Arema pada tahun 2009 lalu, membukukan 32 gol untuk klubnya dalam tiga musim berturut-turut.

Sempat kembali ke klub lamanya, Tampines Rovers di musim 2012, Along kemudian memutuskan untuk bermain di Indonesia lagi, yakni memperkuat PSS Sleman pada tahun 2013 lalu, sebelum akhirnya ia gantung sepatu ketika membela Tampines Rovers.

AremaIndonesia Futsal Super League (IFSL) 2015Indonesia Super League (ISL)Arema FCNoh Alam ShahBola Indonesia

Berita Terkini