Ada Eks Persib yang Diamputasi, Deretan Pesepak bola Indonesia yang Bernasib Sengsara
INDOSPORT.COM - Termasuk eks Persib yang harus mendapat amputasi, berikut para pesepakbola Indonesia yang mengalami nasib kurang beruntung atau pernah mengalami nasib sengsara dalam kariernya.
Karier pesepakbola sendiri memang memiliki tingkat rasio yang cukup tinggi, meski mampu memberikan ketenaran dan kekayaan andai sukses tampil di tim besar, namun setiap pemain berpotensi mengalami cedera saat bertanding.
Bahkan tidak jarang para pesepakbola top dunia harus mengakhiri karirnya akibat cedera, salah satu pemain bintang yang bernasib kurang beruntung tersebut adalah Marco Van Basten.
Pemain asal Belanda tersebut berhasil mencetak 277 gol sepanjang karier pada medio 80 hingga 90-an, bahkan berhasil meraih tiga Ballon d'Or hingga dua titel Liga Champions dan Piala Super Eropa.
Namun karier Marco van Basten yang mampu mencetak 90 gol dari 147 caps bersama Timnas Belanda tersebut, dipaksa pensiun di usia yang cukup cepat yakni 31 tahun pada 1995 silam karena cedera parah saat memperkuat AC Milan.
Tidak cuma di Eropa, para pemain Liga Indonesia pun sempat memiliki cerita serupa dengan para bintang top dunia yang mengakhiri mimpinya akibat cedera, ataupun mengalami nasib kurang mujur pasca pensiun dari sepak bola.
Bahkan salah satu wonderkid Persib harus melakukan operasi besar amputasi, akibat cedera patah tulang. Lantas siapa sajakah para pemain Indonesia yang bernasib kurang beruntung tersebut? Berikut INDOSPORT coba merangkum serta menulisnya.
Fachri Firmansyah
Nama pertama adalah Fachri Firmansyah, mantan pemain Timnas Indonesia U-19 periode 2014 lalu tersebut pernah digadang-gadang bakal menjadi bintang masa depan skuat Garuda.
Namun ia mengalami nasi sial kala mengikuti turnamen Cotif, Valencia, tahun 2014 silam bersama timnas U21. Cedera parah yang didapat, mengharuskan Fachri naik meja operasi.
Namun karena tak kunjung sembuh, kontrak Fachri yang saat itu telah memperkuat Sriwijaya FC tidak mendapat masa perpanjangan. Dirinya pun memutuskan gantung sepatu setelah dibekap cedera, dan Fachri akhirnya menjalani profesi baru sebagai seorang satpam.
Fachri meneruskan sendiri terapi dan pengobatannya dengan biaya sendiri, tanpa ada bantuan dana dari timnas maupun PSSI. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk tak lagi berkarier sebagai pesepakbola profesional.
Fachri yang nasibnya sempat terkatung-katung, kini menjadi seorang prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang gagah. Sacara ekslusif kepada INDOSPORT Fachri menceritakan kesibukannya kali ini. Meski tak ditampik kisah kelam itu masih begitu nyata dalam ingatan Fachri.
"Alhamdulillah saya sekarang telah menjadi TNI. Saya lulus TNI sejak November 2017 lalu," ujar Fachri
Dedek Hendri
Nasib tragis juga terjadi pada mantan pemain Timnas lainnya, Dedek Hendri yang mendekap di balik jeruji besi lantaran terjerumus dalam pekerjaan haram pasca tak lagi menjadi pesepakbola.
Padahal semasa aktif, dirinya merupakan bagian skuad Timnas Indonesia U 18 dan sempat masuk dalam kompetisi liga profesional tahun 2007 silam.
Berbeda dengan Fachri yang mengakhiri karir sebagai pesepakbola akibat cedera, Dedek malah mengaku mengundurkan diri dari sepakbola dan memilih pulang kampung. Ketika di kampung ia justru terjebak dunia kriminal termasuk narkoba.
Pada tahun 2016 lalu Dedek Hendri ditangkap oleh Polresta Pekanbaru bersama dua rekannya, akibat merampok sepeda motor di kawasan gerbang Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau.
Aditya
Terakhir ada mantan wonderkid Persib Bandung, Aditya yang namanya sempat bersinar dalam ajang Piala Suratin tahun 2014 silam.
Namun sayang, pemain seangkatan Gian Zola dan Hanif Sjahbandi itu dilaporkan mengalami cedera patah tulang dan harus menjalani operasi besar yakni amputasi pada awal 2019 ini.
Aditya mengalami cedera saat bermain futsal membela tim kampusnya, UIN Sunan Gunung Djati Bandung melawan di Unpad di event Torabika Cup tahun 2016. Cederanya cukup parah dan harus diambil tindakan serius oleh tim medis.
Beruntung meski telah diamputasi, semangat sepakbola Aditya tetap ada dan membuatnya melanjutkan karir di lapangan hijau dengan memperkuat INAF atau Indonesia amputee football (sepak bola khusus difabel), serta ikut dalam kejuaraan Piala Dunia difabel.