Menelusuri Dinasti Sinaga yang Berjaya di Liga Indonesia
INDOSPORT. COM - Sejumlah pemain bermarga Sinaga, pernah meraih kejayaan luar biasa di pentas Liga Indonesia, seakan membentuk sebuah dinasti tersendiri.
Banyak kisah menarik tentang sejarah persepakbolaan Tanah Air. Apalagi, bila membedah perkembangan kompetisi kasta tertinggi Indonesia dari tahun ke tahunnya.
Dinasti Sinaga misalnya, kiprah mereka di pentas Liga Indonesia pernah beberapa kali meraih kejayaan. Prestasi gemilang dinasti Sinaga ini, setidaknya muncul berkat dua sosok tenar, yakni Saktiawan dan Ferdinand.
Saktiawan Sinaga
Saktiawan lebih dulu memulai perjalanan manis dinasti Sinaga. Nama Saktiawan Sinaga mencuat saat membela PSMS Medan, sedari 2004 sampai 2008.
Kiprah Saktiawan yang mengisi lini depan, membuat PSMS Medan selama tiga tahun beruntun, 2004, 2005, dan 2006, berhasil menjuarai ajang pramusim Piala Emas Bang Yos. Saktiawan pun perlahan disegani sebagai penyerang top Tanah Air.
Puncak kegemilangan Saktiawan bersama PSMS Medan tercipta pada Liga Indonesia musim 2007/08. Saktiawan memimpin lini serang PSMS Medan untuk menembus laga final.
Perlu dicatat, pencapaian tersebut merupakan final pertama PSMS Medan sejak kompetisi menggunakan format Liga Indonesia. Sayangnya dalam laga puncak, Saktiawan gagal membawa timnya juara, sebab kalah 1-3 dari kubu lawan, Sriwijaya FC.
Pasca musim 2007/08 berakhir, Saktiawan pergi menuju Persik Kediri. Saktiawan meninggalkan PSMS Medan dengan total torehan 100 laga dan mencetak 30 gol.
Kiprah Saktiawan bersama Persik Kediri, ternyata tak semanis ketika memperkuat PSMS Medan dulu. Meski secara keseluruhan mampu mencetak 25 gol dari 60 penampilan, Saktiawan pada musim terakhir membela Persik Kediri 2009/10, harus mendapati timnya masuk ke jurang degradasi.
Setelah itu, sinar Saktiawan sebagai pemain bintang jarang terdengar kesuksesannya lagi. Saktiawan sendiri kini sudah makin menua, berusia 38 tahun, tengah membela tim Liga 2, Tiga Naga, dan mungkin akan segera pensiun.
Meski begitu, segala kegemilangannya di masa lampau, sempat membuat Saktiawan merasakan kebanggaan mengenakan seragam Timnas Indonesia. Ia total sembilan kali tampil bagi Skuat Garuda dengan sumbangsih dua gol.
Ferdinand Sinaga
Usai masa Saktiawan berakhir, kesuksesan dinasti Sinaga diteruskan oleh Ferdinand. Nama Ferdinand Sinaga mulai mencuat saat dirinya tampil membela Timnas Indonesia U-23, dalam ajang SEA Games 2011.
Penampilan Ferdinand begitu mencuri perhatian, sebab mampu mengantarkan Timnas Indonesia menembus partai final. Akan tetapi, Ferdinand gagal meraih gelar juara, akibat kalah adu penalti dari Malaysia.
Sinar cemerlang Ferdinand berlanjut ke kompetisi Indonesia Premier League 2011/12. Ferdinand sukses mengantarkan timnya, Semen Padang menjadi jawara, mencetak 16 gol semusim, dan menyabet penghargaan top skor.
Seakan belum puas, Ferdinand mengulangi kesuksesan serupa pada kompetisi Indonesia Super League 2014. Tampil membela Persib Bandung, Ferdinand lagi-lagi berhasil meraih trofi juara.
Sepanjang kompetisi, Ferdinand mencetak 11 gol, atau yang tertajam kedua di skuat Persib Bandung. Hebatnya lagi, Ferdinand juga resmi ditunjuk sebagai pemain terbaik Indonesia Super League 2014.
Timnas Indonesia turut terkena dampak dari sinar Ferdinand di tahun 2014. Berlaga di ajang Asian Games 2014, peran Ferdinand yang mengisi lini depan, membuat Timnas Indonesia bisa lolos ke fase 16 besar, lalu kalah 1-4 dari Korea Utara.
Walau gagal meraih medali emas, Ferdinand tetap boleh berbangga. Ferdinand berhak atas gelar top skor Asian Games 2014, berkat koleksi enam golnya.
Sinar Ferdinand sendiri hingga kini masih tercium di kasta tertinggi Liga Indonesia. Ia tengah membela PSM Makassar untuk mengarungi kompetisi Liga 1 2020.
Tahun lalu, Ferdinand membantu PSM Makassar meraih gelar juara Piala Indonesia. Berbagai perjalanan karier Ferdinand pun, tampak kian memewahkan pencapaian dinasti Sinaga, yang dahulu dimulai oleh Saktiawan.